"ekhem, maaf aku hanya ingin menenangkanmu"ucap chenle yang baru ingat ia masih mendekap tubuh jisung.
"..."
"Kan ingin pulang?ayo akan ku antarkan, sesudah nangis lebih nyaman menyendiri bukan?"tanya chenle
"Jika kau tahunya begitu, kenapa kau masih berada disini?"tanya jisung kembali dengan nada dingin nya
"Aku hanya takut kau kenapa-kenapa di jalan nanti"ucap chenle
"Kau membayangkan aku celaka?"
"T-tidak! Perasaan ku tidak enak saja"ucap chenle
"Memang kau siapa?keluargaku pun kau bukan, kenapa bisa merasakan yang tidak enak?"ucap jisung
"Ah ya sudah lah, aku hanya khawatir saja, jika sampai rumah jangan lupa menelepon aku ya, bye!!"Ucap chenle lalu pergi dari tempat yang tadi ia berdiri
.
.
.
Huft
Helaan nafas jisung terdengar seperti orang lelah, nyatanya jisung tidak lelah, hanya pusing saja, tapi yang ia rasakan kali ini sangat sakit, apakah ia harus ke dokter? tapi jisung sangat tidak suka bau obat.
Ia berusaha menyebrangi jalan dengan satu tangan memegangi kepala nya yang nyeri.
Melirik ke kanan dan...ughh ia tidak bisa melihat, Sangat silau sekali tapi kenapa banyak suara orang berteriak?apakah ada aksi di sekitar sini?woah, jisung pun ingin melihat aksi itu sepertinya seru.
Sampai pada akhirnya jisung terpental lumayan jauh dan sedikit menggeram karna rasa sakit di tubuhnya.
Ia merasakan ada yang berteriak seperti chenle tapi suara ini berbeda, dan menghampirinya.
Jisung berharap jika ia mimpi, apakah ia kecelakaan?ucapan chenle benar ternyata..
.
.
.
"Haish! Apakah jisung belum sampai, jam segini kenapa belum menelepon ku, perasaan ku semakin tidak enak"gumam chenle yang sedari tadi berjalan di kamarnya dengan ponsel di tangannya.
Pada akhirnya chenle pergi duduk dan menelepon jisung kembali, sambungan itu terhubung dengan seseorang di sana.
"JISUNG! kau ini kenapa telepon Kuntadi tidak di balas?kau sudah sampai?kau tidak cel—"
"Halo?kau teman dari pemilik ponsel ini?"tanya seseorang dari sambungan yang sedang chenle telepon
"Ha?kau siapa?"tanya chenle
"Aku yang jeongin,temanmu tadi kecelakaan karna terpental oleh mobil"jelas seseorang yang bernama jeongin tersebut.
"Rumah sakit nya dimana?! beritahu aku sekarang!"ucap chenle dengan nafas yang memburu, benar ternyata perasaan ia, ia merasa seharusnya menemani jisung sampai rumah.
Jeongin memberi tahu alamatnya, sesudahnya chenle tidak lupa menelepon sungchan supaya melihat keadaan jisung yang katanya terpental oleh mobil, lebih tepatnya truck.
.
.
.
Cklek
"Bagaimana kondisi dia dok?"tanya seseorang yang ada di telepon tadi yaitu jeongin.
"Tulang punggung nya patah, kemungkinan dia harus selalu tiduran, tidak boleh memaksakan untuk duduk, lukanya masih sangat basah"jelas dokter
"Terima kasih dokter"ucap jeongin lalu menunduk dengan sopan
"Ji...sung, nama dia jisung rupanya"gumam jeongin saat sudah sampai kamar rawat jisung.
"Ughh"
"Kau sudah bangun?eh!! Jangan duduk dulu! Lukamu masih basah"ucap jeongin saat jisung tersadar dari pingsan sekaligus obat bius untuk di oprasi
Jisung sebenarnya tidur menghadap ke kanan, tidak terlentang, jika terlentang bagaimana dengan lukanya.
"Bau obat"gumam jisung
"Aku ingin pulang"sambungnya
"Tidak boleh, kau baru saja sadar"ucap jeongin
"Kau siapa?"tanya jisung mengerutkan alisnya
"Aku yang jeongin, yang menyelamatkan kau, tidak menyelematkan sih, karna kau sudah tertabrak lebih dulu"jelas jeongin.
"Oh"
Brak
"Uh! K-kau tidak apa apa kan?"ucap chenle sambil terisak dan di belakangnya ada sungchan
"Ha?aku tidak apa apa"jawab jisung
"Kau bagaimana bisa kecelakaan huh?sudah untung di ajak bareng dengan chenle"ucap sungchan lalu menjewer telinga adiknya itu.
"AHK! sakit! Aku tidak tahu kepalaku sakit, saat ingin menyebrang aku tidak bisa melihat ke kiri karna cahayanya silau, lalu ada suara teriak bising sekali, aku kira ada aksi ternyata meneriakiku"jelas jisung
"Wow, pertama kalinya aku mendengarmu berbicara sebanyak itu"ucap chenle kagum
"Bentar... Kau seperti bodoh selalu membolos huh? seperti ini saja kau tidak tahu jika mereka meneriaki kau"ucap sungchan
"Wow keluarga ini ternyata banyak bicara"batin chenle, sebenarnya mereka ini apa?sangat membingungkan.
"Lalu, kau kenapa menangis!"tanya jisung yang melihat chenle terisak sambil mendobrak pintu kamar rawatnya.
"Ha?HUAA KAU INI JIKA DI AJAK BERSAMAKU IKUT SAJA, KAU JADI TERLUKA AKU YANG MERASA SALAH"tangis chenle pecah bahkan dia reflek memeluk jisung hingga orang yang ada di pelukan itu diam saja, kan tidak boleh bergerak jadi dia diam saja.
Sesekali jisung menepuk pundak chenle, bukan untuk apa apa, hanya untuk memintanya melepaskan pelukannya karna lukanya merasakan sakit.
"Uh?kau siapa?"tanya sungchan yang baru menyadari adanya orang lain di antara mereka ber3
"Aku yang jeongin yang membawa jisung kemari"ucap jeongin lalu menunduk
"E-eh! Tidak perlu menunduk aku masih sekolah menengah atas!"ucap sungchan
"Terima kasih jeongin! Aku chenle! Terima kasih banyak ya"ucap chenle terus berterima kasih kepada jeongin,bahkan sampai memeluk lelaki manis itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕮𝖗𝖎𝖒𝖎𝖓𝖆𝖑 [Jichen] ✔️
Fanfic'dia' bisa merubah diri dan kebiasaan mereka hanya karna sosok pria yang sangat imut yang membuatnya jatuh cinta. Tidak ada lagi yang namanya membunuh atau pun berbau darah di kehidupan orang tersebut. Ada suka dan duka di hidup mereka,tetapi tetap...