"Selamat pagi anak-anak!" sapa Pak Ramli.
"Pagi, Pak!"
"Aurel, semoga kamu betah belajar bersama mereka semua!" ucap Pak Ramli menatap Aurel.
"Iya, Pak!" jawab Aurel.
"Baiklah, hari ini kerjakan soal halaman 62!" ucap Pak Ramli.
Seketika kelas riuh dengan pendapat tidak setuju.
"Pak, kita aja baru ulangan matematika beberapa hari lalu. Masak sekarang dikasih soal lagi? Otak saya udah pusing mikirin hidup, ditambah mikirin matematika. Lama-lama saya bikin tenaga uap dikepala," ucap Zico.
"Ya, bagaimana? Soalnya bapak seneng kalau ada murid pinter. Jadi bawaannya pengen ngasih soal terus setiap hari!" jawab Pak Ramli.
"Jangan banyak bicara, kerjakan sekarang!"
Setelah selesai menulis soal, Lyodra menatap Lion yang sedang mengajari Aurel.
'Oke! Jangan jadi beban terus, Lyo! Lo pasti bisa!' batin Lyodra.
Lyodra mengerjakan soal bermodal cara yang diajarkan Lion.
Selesai mengajari Aurel, Lion menatap Lyodra yang sedang sibuk menulis. Saat hendak menuju meja Lyodra, Lyodra juga berdiri dan mengumpulkan tugasnya.
"Lyodra, kamu sudah selesai?" tanya Pak Ramli.
"Sudah, Pak. Saya nggak tau apa jawaban saya benar semua, tapi saya udah berusaha sebaik mungkin!" ucap Lyodra tersenyum.
"Wah, emang beda kalau bergaul sama anak pinter!"
Lyodra kembali ke mejanya. Sempat netranya menatap Lion yang masih bergeming ditempat.
"Lion, kamu juga sudah?" tanya Pak Ramli.
"Iya, Pak!" jawab Lion mengumpulkan tugasnya.
Tak lama kemudian, bel istirahat berbunyi. Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas.
Aurel sudah beranjak untuk mengajak Lion ke kantin, namun langkahnya kurang cepat saat Lion menghampiri Lyodra.
"Ly, lo marah sama gue?" tanya Lion.
"Enggak!" jawab Lyodra.
"Gue kira....."
"Lion, kalau Lo mikir gue marah karena lo ngajarin Aurel, lo salah! Gue nggak marah sama sekali! Gue tau lo emang sibuk. Aurel masih baru, jadi dia masih belum paham sama materinya! Dan gue juga pengen bisa sendiri! Gue nggak mau terus-terusan ngandelin lo. Tapi, kita masih temenan kok! Lo masih temen terbaik yang gue punya! Jadi, jangan berpikir yang enggak-enggak!" jelas Lyodra.
Lion meraih tangan Lyodra dan mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
Netra Lyodra berbinar menatap benda mungil ditangan Lion.
"Ini, pacar lo!" ucap Lion menyodorkan gantungan kunci.
"BAEKHYUN!!" teriak Lyodra antusias.
"Sans, Ly! Gendang telinga gue mau pecah dengerin suara lo!" kesal Lion.
"Thanks banget, Lion! Gue makin sayang sama lo!" ucap Lyodra memeluk Lion.
"Iya, gue juga!" Lion membalas pelukan Lyodra.
Aurel terkejut melihat aksi peluk-pelukan didepan matanya.
"Gue ke kantin dulu! Besok-besok bawain Sehun juga ya?"
Lion mengangguk dan melambaikan tangannya saat Lyodra berjalan keluar kelas.
"Lion?" seru Aurel.
"Heem?"
"Lo mau ke kantin bareng gue nggak?" tawar Aurel tersenyum.
"Sorry. Gue mau main basket!" tolak Lion dan berlalu.
Aurel tersenyum hambar mendengar penolakan dari Lion.
Dikantin, Lyodra tak henti-hentinya memandangi Baekhyun, eh maksudnya gantungan kunci bear Baekhyun.
"Ly, buruan dimakan! Liat tuh, batagor lo dimakan laler ijo!" ucap Danies.
"Dia ganteng banget kan? Cuman boneka aja gantengnya kelewatan, gimana aslinya?" Lyodra tersenyum tidak jelas.
"Hai, boleh gabung nggak?"
Suara itu membuat Lyodra dan Danies menoleh. Terlihat Aurel datang dengan semangkuk bakso.
"Tentu!" ucap Danies.
Aurel duduk didepan Lyodra yang masih sibuk dengan gantungan kuncinya.
"Ly, buruan dimakan!" ucap Danies.
"Iya-iya!" Lyodra mengalah dan menyantap batagornya.
"Oh ya Ly, Lion kemana?" tanya Danies.
"Dia lagi main basket!" jawab Lyodra.
Aurel tertegun saat Lyodra mengetahui kegiatan Lion.
'Apa mereka benar hanya berteman saja? Atau ada hubungan lain?' batin Aurel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Me (Lion x Lyodra) | | [END]
Teen FictionLyodra Agnesia, terjebak cinta dengan sahabat masa kecilnya. Apapun situasinya, Lyodra selalu disampingnya. Selama 2 tahun, Lyodra menahan perasaannya agar tidak merusak persahabatannya. Lion Sagara, laki-laki dingin dan cuek tapi tidak dengan Lyodr...