PRANGGGG!!!
"Pergi kalian semua!" Terdengar suara seseorang meraung.
Perawat dan tim medis semuanya berlarian keluar dari kamar.
Yukiko terisak dalam pelukan Yusaku. Untuk ke sekian kalinya Shinichi marah-marah. Tidak ada perawat lagi yang mau bekerja pada keluarga Kudo tak peduli seberapa pun tinggi bayarannya. Shinichi yang kini menjadi buta akibat kecelakaan di tol, telah berubah. Ia sensitive dan mudah mengamuk. Ia terus-menerus mencari Ran. Ia tidak mau memercayai siapapun yang mengatakan bahwa Ran tewas di tempat pada saat kecelakaan itu terjadi.
"Shiho, Hakase," Yusaku melihat kedatangan Profesor Agasa dan Shiho yang ingin menjenguk Shinichi.
"Bagaimana Shinichi?" tanya Profesor Agasa.
Yusaku menggeleng, "Tidak berubah, dia masih suka banting-banting barang,"
"Ini seperti bukan dirinya," ujar Profesor Agasa.
"Mau bagaimana lagi?" sela Shiho, "dia dan Ran-San hampir menikah, tapi kemudian kecelakaan dan menjadi buta, sementara Ran-San..." ia tak sanggup menyebut kata 'meninggal'
"Shinichi masih tidak mau menerima kenyataan Ran-Chan sudah meninggal," isak Yukiko, "dia bahkan sudah tidak memedulikan kami lagi sebagai orang tuanya,"
"Tak bisa dibiarkan, coba aku bicara padanya," kata Profesor Agasa seraya melangkah memasuki kamar.
Yusaku, Yukiko dan Shiho memandang dari ambang pintu.
"Shinichi," Profesor Agasa memanggil.
"Hakase?" Shinichi menoleh ke asal suara.
"Eh, ini aku," sahut Profesor Agasa.
Shinichi gelagapan menghampiri Profesor Agasa, yang merengkuh bahunya.
"Hakase, kau tahu di mana Ran?" tanya Shinichi.
"Shinichi, kau harus menerima kenyataan bahwa Ran sudah..."
"Tidak! Hakase jangan seperti yang lain! Ran masih hidup! Dia sedang mengatur checklist untuk pernikahan kami!" seru Shinichi.
"Shinichi!"
Shinichi menutup kedua telinganya, "Aku tak mau dengar! Aku ingin Ran!"
Yukiko menangis lagi, Yusaku memeluknya.
Shiho terdiam, ia juga merasa Shinichi tidak setabah biasanya. Kondisinya lebih parah daripada waktu berhadapan dengan Black Organization. Kehilangan Ran telah membuatnya malas hidup. Tubuhnya semakin lama semakin kurus. Jiwanya labil.
"Shinichi!" Profesor Agasa berusaha bicara padanya.
"Aku mau Ran! Panggil Ran!" Shinichi terus menuntut.
Yukiko semakin sesenggukan.
Kemudian mendadak Shiho melihat benda itu di antara barang-barang yang berserakan di lantai akibat dilempar Shinichi. Sebuah pita pengubah suara yang biasanya digunakan oleh Edogawa Conan untuk menjadi Kogoro Tidur. Timbul ide di benak Shiho. Perlahan-lahan ia memungut pita itu dan memutar setelannya.
"Shinichi," panggil Shiho dengan suara Ran.
Semua menoleh padanya.
Profesor Agasa mengerjap, "Eh? Sh..."
Shiho menaruh telunjuk di bibirnya, memintanya diam.
"Shinichi ini aku," Shiho berusaha berbicara seperti gaya Ran.
Yusaku dan Yukiko kini memandangnya dengan berdebar-debar. Takut akan reaksi Shinichi.
"Ran? Benarkah itu kau?" Shinichi menurunkan kedua tangannya.
"Eh," sahut Shiho.
"Kau di mana? Kemarilah Ran," pinta Shinichi seraya mengulurkan tangannya mencari-cari.
Sambil tetap memegang dasi kupu-kupu, Shiho meraih uluran tangan Shinichi dengan tangan kirinya.
"Ran!" Shinichi ingin menarik Shiho yang dikira Ran untuk memeluknya, namun Shiho bertahan.
"Jangan Shinichi! Aku... Lukaku belum sembuh benar, jangan dipeluk dulu ya," Shiho berusaha mencari alasan. Kalau Shinichi memeluknya, dia pasti ketahuan.
"Luka? Kau terluka? Parah kah?"
"Lumayan, tapi kini sudah baikan. Karena itulah aku baru bisa menjengukmu sekarang, maaf telah membuatmu khawatir Shinichi," perlahan Shiho menggiring Shinichi untuk duduk di tempat tidur.
Shinichi menggenggam hangat tangan Shiho, "Yukata... Aku tak percaya ketika mereka bilang kau sudah meninggal,"
"Ano... kau kurus sekali Shinichi. Kudengar kau tidak mau makan, sekarang makan ya sedikit?" tawar Shiho.
"Sudah ada kau di sini, aku mau," Shinichi menyatakan kesediaannya.
Yukiko buru-buru ke dapur untuk membawakan senampan makanan. Shiho akhirnya membantu menyuapi Shinichi sambil sesekali berbicara di dasi kupu-kupunya lagi. Setelah minum obat dan vitamin, Shinichi pun terlelap.
Yusaku, Yukiko dan Profesor Agasa mendesah lega ketika melihat Shiho akhirnya menyelimuti Shinichi. Shiho keluar dari kamar dan menutup pintu dengan rapat ketika bergabung bersama suami-istri Kudo dan Profesor Agasa.
"Terima kasih Shiho. Berkat kecerdikanmu, Shinichi kini bisa tenang," ucap Yukiko.
"Tapi aku tidak tahu bisa sampai berapa lama. Shinichi begitu cerdas, cepat atau lambat ia pasti akan tahu aku yang berpura-pura sebagai Ran-San," ujar Shiho.
"Sampai saat itu tiba, kita berharap saja dia sudah stabil. Sementara ini, di masa-masa sulitnya, kami benar-benar butuh bantuanmu Shiho," pinta Yusaku.
"Kalian sudah banyak membantuku, tentu aku akan melakukannya," kata Shiho.
"Arigatou Shiho," ucap Yukiko penuh haru.
"Kalau begitu, aku akan membuatkan alat pengubah suara yang lebih praktis. Kau tinggal mengenakannya di lehermu saja Shiho," kata Profesor Agasa.
"Uhm," Shiho mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Lights of Kudo Family
FanfictionPipi Tembam hadir lagi dengan fanfic Conan-Ai/Shin-Shi Couple. Versi kali ini mengambil sedikit plot dari novel pribadi Pipi Tembam yang judulnya 'Butterfly in Aurora' terutama pada bagian prologue. Selamat membaca! Selamat baperan! Selamat menikma...