Hari itu Tropical Land cukup ramai. Lagu yel yel Tropical Land terus berputar tanpa henti. Suara-suara wahana yang beroperasi saling bertubrukan satu sama lain. Bercampur dengan suara anak-anak yang ceria. Kemudian sorak-sorai dari mereka yang naik wahana-wahana mengerikan. Sementara Shinichi dan Shiho hanya duduk berduaan saja di sebuah kursi panjang.
"Kau ingat Ran?"
"Uhm?"
"Di sini kita terakhir kali berpisah sebelum aku mengecil sebagai Edogawa Conan dan berhadapan dengan organisasi hitam,"
"Eh aku ingat," Shiho kebetulan memang mengetahui hal itu.
"Dari sana, hidupku berubah. Bukan sekali dua kali aku menghadapi bahaya yang mengancam nyawa ketika berhadapan dengan Gin,"
Shiho terdiam, tidak tahu harus bagaimana menanggapi.
"Maafkan aku Ran, aku membuatmu menunggu lama gara-gara hal itu,"
"Tidak masalah, yang penting sekarang kan kau sudah kembali,"
"Eh... Semua karena racun itu... APTX 4869,"
Shiho menunduk muram, merasa bersalah.
Hening sejenak.
"Kenapa Ran? Kau mendadak diam,"
"Sebenarnya ada satu hal..." Shiho memulai dengan hati-hati.
"Nani?"
"Shiho-Chan pernah mengatakan padaku betapa dia merasa bersalah karena telah membuat tubuhmu mengecil dan memisahkanmu dariku,"
"Oh ya?"
"Seumur hidup dia akan selalu merasa bersalah untuk hal itu. Dia bekerja siang-malam demi meramu penawarnya, agar kau bisa kembali padaku Shinichi,"
"Aku tahu, mungkin karena itu dia selalu tampak kurang tidur,"
"Shiho-Chan pernah bilang, walaupun dirinya harus mati, dia bertekad akan membuatmu kembali padaku, karena dia tahu, di lubuk hatimu yang paling dalam hanya ada aku,"
"Ran..."
Mata Shiho berkaca-kaca ketika berkata lagi, "Ketika tubuh kalian normal kembali, Shiho-Chan sempat bimbang ke mana dirinya harus pergi. Di mana sebenarnya tempatnya berada. Ia tidak punya siapa-siapa lagi. Meski Mary-San menawarkannya untuk pergi bersamanya ke London tapi Shiho-Chan merasa bukan di sana tempatnya. Dulu ia membantu Edogawa Conan sebagai Haibara Ai. Hanya itu saja kehidupan yang ia tahu. Karena itu ia memutuskan untuk tetap berada di Jepang, hidup sebagai Miyano Shiho demi membantu Kudo Shinichi. Bukan hanya sekedar untuk menebus hutang maupun kesalahan. Tapi kau Shinichi adalah kehidupan baginya, ia tidak bisa memikirkan hal lain lagi. Jabatan MI6 maupun FBI, tidak menggiurkannya. Di dalam lubuk hatinya, kau adalah cahayanya, karena kau menyelamatkannya dari kegelapan,"
"Bakane si Putri Setan Mengantuk itu,"
"Eh?"
"Sekarang aku sudah buta, untuk apa juga dia masih mau membantuku. Kalau dia memang mau ke MI6 atau FBI, aku tidak masalah. Masa depannya lebih baik di sana. Walau aku harus kehilangan partner terhebatku, tapi aku tidak mau menghambat kesempatan baik untuknya,"
Shiho menatap Shinichi penuh arti, "Kau tidak suka dia berada di dekatmu?"
"Bukan begitu. Aku hanya tidak ingin dia merasa berhutang padaku. Padahal sebenarnya, aku lah yang banyak berhutang padanya..."
"Maksudmu?"
"Awalnya aku memang menganggap APTX 4869 sebagai bencana. Aku marah, kesal bahkan mengutuk keberadaannya. Tapi belakangan aku mengerti, itu adalah proses yang harus aku lalui. Sebelum menjadi Edogawa Conan, aku adalah detektif SMA yang sangat sombong. Aku menganggap bisa menyelesaikan semua persoalan, aku merasa bagai pahlawan yang sanggup menghadapi segala mara bahaya. Namun ketika tubuhku mengecil dan diremehkan orang, aku mengerti aku tidak boleh menjadi arogan...
"Lalu aku sadar betapa bahaya begitu nyata terutama sejak bertemu dengan Shiho. Dia sebatang kara dan walau ia berusaha menutupinya tapi aku tahu dia sangat ketakutan. Di dalam hatiku tumbuh sebuah naluri yang lain, naluri melindungi. Aku begitu ingin melindunginya. Aku memimpikan menghancurkan organisasi agar dia bisa hidup dengan normal. Aku berharap bisa menghapus semua masa lalunya yang pahit. Aku menyesal tidak dapat menyelamatkan Akemi-San, karena itu aku bertekad meski harus mati, aku harus melenyapkan organisasi itu supaya Shiho bisa memulai hidup barunya tanpa ketakutan lagi,"
Air mata Shiho mengalir dalam diam ketika mendengar penuturan Shinichi barusan, "jika Shiho-Chan mendengar hal itu, dia semakin tidak ingin pergi dan memilih untuk menjadi partnermu selamanya,"
"Bodoh saja kalau dia begitu. Dia juga harus memulai hidupnya, menjadi ilmuwan sukses, mencari pacar dan menikah,"
Shiho tersenyum, "mungkin dia memang tidak ingin menikah karena dia telah melihat seseorang walaupun orang itu takkan pernah bisa dimilikinya,"
"Eh? Benarkah begitu?"
"Entahlah, itu hanya dugaanku saja,"
Shinichi mendengus seraya menggurutu, "aku tak pernah mengerti jalan pikiran wanita, walau aku ini detektif hebat,"
"Shiho-Chan pernah bilang padaku, dia memercayaimu sepenuhnya,"
Shinichi tersenyum, "aku juga percaya seratus persen padanya,"
"Eh? Oh ya? Walaupun dia mantan anggota mafia?"
"Aku takkan pernah melupakan kejadian itu. Kasus Pisco. Gin terus menerus mendesak Shiho bicara sambil menembakinya berulang kali. Shiho walau hampir mati, ia tidak membocorkan perihal keberadaanku. Aku sungguh takut setengah mati saat itu, entah apa aku bisa memaafkan diriku jika dia tewas saat itu. Sejak itulah, aku percaya pada Shiho seratus persen. Walau aku harus mempertaruhkan hidupku, kepercayaanku padanya tidak akan pernah berkurang,"
Shiho terharu, ia pun merangkul lengan Shinichi dan menyandarkan kepalanya ke bahu Shinichi.
"Eh? Kau kenapa Ran?"
Shiho memejamkan matanya, "sshhh! Biarkan aku seperti ini sebentar saja, aku sungguh-sungguh memerlukannya,"
"Eh? Oh..." Shinichi pun menurutinya.
Kudo-Kun... Meski kau tidak menyadarinya... Tapi aku tahu, aku tidak salah memberikan hatiku...
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Lights of Kudo Family
FanfictionPipi Tembam hadir lagi dengan fanfic Conan-Ai/Shin-Shi Couple. Versi kali ini mengambil sedikit plot dari novel pribadi Pipi Tembam yang judulnya 'Butterfly in Aurora' terutama pada bagian prologue. Selamat membaca! Selamat baperan! Selamat menikma...