Chapter 5

14.5K 1.6K 38
                                    

∆∆∆


Kalau nemu typo tolong beritahu ya guys.


Kiara menenangkan Elvino yang tengah menangis sesegukan sedari tadi. Ini semua karena dirinya yang meninggalkan Elvino untuk bertemu mike.

"Sayang sudah ya nangisnya, lihat deh iih mata kamu sembab banget"

"Hiks.. hiks hiks"

"Saat bangun tuan muda langsung memanggil dan mencari nyonya tapi nyonya tidak ada dirumah dan itu membuat tuan muda nangis nyonya, tuan muda nggak mau sama sekali saya gendong" jelas dela pada kiara.

Kiara mengangguk mendengar penjelasan dela "maafin mama ya sayang, cup cup cup mama kan udah pulang ini udah sama Elvino"

Kiara menepuk-nepuk punggung Elvino sambil menenangkan anak itu.
Elvino mengangguk dan sudah tidak sesegukan lagi seperti tadi.

Kini Elvino tengah memeluk kiara dan menaruh kepalanya pada ceruk leher sang mama.

"Gimana kalau mama buatin brownies Cokelat, kamu suka brownies nggak?" Tanya kiara pada Elvino

"Ma.. mau mau, El ma.. u brownies, El suka brownies" Ucap anak itu.

"Nah kalau gitu, El sama mbak dela dulu ya, mama mau buatin brownies yang enak buat El, mau kan?"

"Mau!" Seru Elvino pada kiara. Elvino pun merentangkan tangannya pada dela bermaksud agar digendong oleh sang pengasuh.

Kiara berjalan ke arah dapur dan menyiapkan bahan-bahan.

∆∆∆

Sudah 20 menit kiara berkutat dengan alat dan bahan disana, sementara Elvino beserta dela sedang main di halaman belakang rumah ini.

"Mbak dela ayo cepat lempar bolanya, kasih El sini" ucap anak itu.

"Siap, tuan muda berjaga-jaga di sana ya"

Dela dengan tenaga yang lumayan ekstra langsung melempar bola ke arah Elvino.

Sedangkan Elvino yang memang sudah siap sedari tadi melompat untuk mengambil bola yang di lempar oleh dela.

Tapi saat Elvino akan mendaratkan pijakannya pada tanah entah bagaimana kakinya tiba-tiba meleset dan Elvino oleng hingga dirinya terjatuh. Bukan hanya itu, lengan kanan yang terlebih dahulu mendarat itu ternyata terluka akibat ranting pohon yang tajam, ranting itu tergletak begitu saja seperti sampah disana.

Sontak saja Elvino berteriak kesakitan serta dela yang terburu-buru memanggil kiara.

"Nyonya! Nyonya!" Panggil dela yang panik seketika melihat darah keluar dari lengan Elvino.

Kiara berlari menuju halaman belakang rumah "Ada apa!" Tanya kiara yang ikut panik mendengar dela berteriak.

"Mama!" Panggil Elvino

"Astaga, El!" Jerit kiara yang melihat Elvino menangis serta darah bercucuran keluar dari lengan anak itu yang lumayan banyak, tapi tidak sebanyak yang kalian kira.

"Aduuh bagaimana ini! Dela panggil pak jojo suruh siapkan mobil kita pergi kerumah sakit, Cepat!" Ucap kiara sedikit berteriak karena sangking panik dirinya juga hampir mengeluarkan air mata.

"Mama hiks hiks sakit mama sakit!" Tangis Elvino.

Kiara berinsiatif akan menggendong Elvino untuk menenangkan anak itu. Tapi sebelum itu.

"Ada apa ini?" Suara bariton itu terdengar jelas di telinga kiara, ia pun menoleh ke asal suara dan seketika kiara membeku menatap pria tampan yang ada di hadapannya ini.

"Elvino?"

"Papa" Ucap Elvino yang sangat lirih karena sudah kehabisan tenaga dan setelahnya tak sadarkan diri.

Kiara mendengar Elvino memanggil pria tersebut dengan sebutan, Papa!

What? Jadi pria di depan ini adalah Adrian suaminya.

Rahang Adrian mengeras melihat keadaan anaknya yang terduduk tidak sadarkan diri dengan bersimbah darah seperti itu.
Adrian berjalan ke arah di mana Elvino dan segera mengangkat tubuh anaknya. Lalu ia menatap kiara dengan tajam.

Wanita di depannya ini memang tidak pernah bisa sedikitpun untuk tidak menyakiti anaknya.

Kiara merasakan itu, atmosfer di sini tiba-tiba saja berubah menjadi dingin dan semakin tegang.

"A.. aku" Kiara gugup dan tidak bisa meneruskan ucapannya karena Adrian menatap dirinya amat sangat tajam.

"Kau wanita tidak tahu diri, jangan pernah lagi kau menyentuh anakku. Atau kau akan tau akibatnya" Ucapan sarkas itu keluar dari mulut Adrian.

Kiara hanya bisa diam tidak berkutik dari tempatnya, matanya sudah berkaca-kaca sedari tadi dengan sekali kedipan saja mungkin air matanya akan menetes.

Sementara Adrian sudah keluar dengan menggendong Elvino untuk di bawa kerumah sakit.

∆∆∆

Adrian menyandarkan dirinya pada kursi tunggu yang tersedia dirumah sakit. Ia menunggu dokter yang sedang memeriksa anaknya di dalam ruang UGD.

Adrian menghela nafasnya dan berfikir apa lagi yang dilakukan kiara pada anaknya.

"Dela" panggil Adrian pada pengasuh anaknya itu.

"I.. iya tuan"

"Coba kamu ceritakan, apa yang sebenarnya wanita itu lakukan pada anakku?" Tanya Adrian suara nya sudah tidak sesarkas tadi saat berbicara pada kiara.

"Tuan maaf.. maafkan saya sebenarnya ini salah saya"

Adrian menyerngit dan dibuat bingung oleh dela "maksudmu?"

"Saya yang sedari tadi bermain dengan tuan muda El tuan, kami berdua bermain bola di halaman belakang rumah sembari menunggu nyonya Kiara yang sedang membuat kue brownies untuk tuan muda Elvino" Jelas dela pada Adrian.

"Ini tidak ada sangkut pautnya dengan nyonya kiara tuan"

Adrian terdiam sembari mencerna penjelasan dari dela.

Jadi wanita itu tidak bersalah? dan apa tadi membuatkan brownies untuk El, apa wanita itu sedang mabuk, bukankah wanita itu sendiri yang tidak menyukai anaknya bahkan dirinya pun.

Kenapa ia jadi merasa bersalah mengingat ucapannya yang menghina kiara dirumah tadi.

Setelah bergulat dengan fikirannya sendiri Adrian kembali menuntut penjelasan kepada dela tentang bagaimana sikap kiara akhir-akhir ini. Dan dengan senang hati dela menjelaskan bagaimana perubahan sikap kiara yang berubah drastis menjadi sangat ramah dan menjadi penyayang kepada Elvino.

Adrian yang mendengar itu tercengang, rasanya sangat tidak mungkin wanita itu dalam sekejap mata langsung berubah.

Apakah ada yang wanita itu rencanakan?

Entahlah ia pusing memikirkan ini.




Dah ketemu nih sama Adriannya hihi:D

Suddenly Become a WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang