Chapter 11

15.1K 1.5K 204
                                    

∆∆∆

Happy Reading..

"ini nyonya air hangatnya" Ucap pak jojo sembari membawakan baskom yang berisi air hangat.

"Makasih ya pak" Ucap kiara.

"Iya nyonya sama-sama, kalau gitu saya kembali ke kamar nyonya permisi" Pamit pak jojo yang di angguki oleh kiara.

Kini kiara beralih menatap Adrian yang sudah terbaring di atas tempat tidurnya dengan nafas tidak beraturan dan juga keringat yang bercucuran.

Kiara menghela nafas "mas Adrian sudah makan belum?"

Adrian menggelengkan kepalanya, itu membuat kiara semakin kesal dibuatnya.

"Kamu kalau kerja itu ya ingat waktu dong mas, aku liat akhir-akhir ini kamu sering banget pulang larut terus pagi-pagi buta pun kamu udah berangkat buat kerja lagi" Entah sadar atau tidak, kini kiara sudah berani mengomeli Adrian.

"Gini kan jadinya, kalau udah ngerasa nggak enak badan itu ya istirahat jangan di paksa banget kamu itu juga manusia bisa sakit"

"Kiara" Adrian tidak tahan dengan kiara yang sejak tadi mengomelinya, bisa-bisanya kiara mengoceh disaat dirinya sedang begini.

"Apa!"

"Huh, sudah ya kepala saya rasanya mau pecah dengar omelan dari kamu"

"Aku itu nggak ngomel, aku ngasih tau kamu lo ini mas-"

Ucapan kiara berhenti karena tiba-tiba saja Adrian menarik lengannya hingga dirinya terjatuh ke dalam dekapan Adrian.

"Udah mending kamu diam disini"

Kiara bergerak ingin melepaskan diri dari Adrian. Tapi Adrian malah semakin memeluk dirinya hingga mendekap pada tubuh kekar Adrian.

"M-mas Adrian lepas" ucap kiara.

"Diam" ucap Adrian masih dengan mata tertutup.

"Mas, aku mau masak bubur dulu untuk kamu, kamu harus makan mas"

Adrian membuka matanya, ia menatap dalam seseorang yang berada di dekapan saat ini.

Kiara di tatap intens seperti itu malah membuatnya semakin gugup.

Adrian semakin mengeratkan dekapannya pada sang istri, ia memejamkan matanya dan menempelkan kepalanya pada ceruk leher kiara.

Kiara menelan ludah, karena baru kali ini ia dan Adrian se intim ini.

"M-mas"

"Diam kiara, biarkan saja dulu seperti ini, saya suka dengan wangi kamu bikin nyaman dan hangat" ucap Adrian membuat jantung kiara bedegup kencang serta muka merah akibat blushing.

Kiara akhirnya hanya bisa pasrah, karena mau menentang pun ia tidak bisa, yang ada kena sembur nanti.

∆∆∆

"Mama, papa"

Suara itu terdengar samar-samar di telinga kiara. Mungkin karena dirinya masih belum terjaga sepenuhnya dari tidur.

Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dengan lebar dan menampilkan sosok Elvino yang sudah rapi dengan seragam sekolah yang di kenakannya.

Kiara tersentak serta terduduk di tempat tidurnya, ia baru teringat jika semalam ia tidak tidur di kamarnya sendiri melainkan di kamar Adrian.

Kiara melirik ke samping nya dan benar saja Adrian masih terlelap dalam mimpinya. Kiara mencoba kembali mengecek suhu tubuh Adrian dan ia masih merasakan hawa panas. Itu tandanya Adrian masih belum pulih dari demamnya.

"Mama, papa" Sekali lagi Elvino berteriak.

"Sstt sayang jangan teriak ya" kiara menempelkan jari telunjuknya di mulut tanda memperingatkan Elvino untuk berbicara pelan.

"Kenapa mama?" Tanya Elvino penasaran.

"Papa kepalanya pusing sayang, jadi harus istirahat dan papa jadinya nggak bisa istirahat dong kalau kamu nya teriak"

Elvino menutup mulut nya dan mengangguk secara bersamaan tanda ia mengerti.

Elvino kembali membuka suara tapi kali ini tidak berteriak "mama el mau sekolah, anterin yuk"

Kiara turun dari ranjang dan mendekat ke arah el setelahnya ia berjongkok hingga tinggi mereka sejajar.

"El sekolah nya sama pak jojo dulu ya sayang, Papa kan lagi sakit, jadi mama harus nemenin papa dulu"

"Yaah gitu ya ma"

"Iya sayang, kamu anak pintar anak rajin yang semangat dong, nanti kalau kamu sudah pulang mama bikinin brownies buat kamu, mau?" Ucap kiara.

"Mau!!" Antusias Elvino. Kiara melihat itu hanya tersenyum lembut.

"Yaudah kalau gitu El pergi sama pak jojo aja deh, tapi nanti jangan lupa brownies nya ya ma"

"Oke siap tuan muda" Ucap kiara sambil sikap hormat di depan Elvino.

Elvino yang melihat itu hanya tertawa melambaikan tangan sambil pergi dari sana.

"Dah mama el pergi sekolah dulu ya"

Kiara mengangguk dan ikut melambaikan tangannya "daah sayang hati-hati ya"

Kiara pun kembali mendekat pada Adrian, ia menepuk jidatnya tat kala melihat Adrian yang masih memakai baju kantoran nya, pasti sangat tidak nyaman.

Kiara pergi menuju lemari pakaian dan mengambil kaos yang lembut dan juga hangat untuk di pakaikan kepada Adrian.

"Mas Adrian bangun dulu, mas ganti baju dulu ya" ucap kiara pada Adrian.

Adrian perlahan membuka matanya ia pun segera ingin menduduki diri atau lebih tepatnya menyender pada bahu kasur.

Kiara yang melihat itu dengan cepat membantu Adrian dan menempatkan satu bantal di balik punggung Adrian.

"Ini mas ganti baju, aku mau masak bubur dulu buat mas"

Adrian hanya menggunakan kepalanya, kiara pun mengerti dan segera pergi dari sana, tapi sebelum itu.

"Kiara" Panggil Adrian dengan suara lirih.

"Kenapa mas?"

"Terima kasih sudah mau repot memperhatikan saya" Ucap Adrian lagi.

Kiara yang mendengar pun tersenyum "tentu saja mas, ini sudah kewajiban ku sebagai istri kamu"

"Kalau gitu aku ke dapur dulu ya mas"

Adrian hanya mengangguk mendengar ucapan kiara. Ia memang masih agak sedikit pusing dan lemah sekarang ini.






Aku kembali guys:(

Pen curhat boleh ga sih.
Aku lagi suka seseorang huee:'(
Takut bertepuk sebelah tangan, pengen move on tapi sering ketemu huhu:'(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suddenly Become a WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang