Chapter 6

14.5K 1.5K 110
                                    

∆∆∆


Jikalau menemukan typo harap bagi tahu saye okay..



Elvino sedang merengek saat ini, sedari tadi ia terus mencari mamanya. Adrian semakin kelimpungan saat Elvino tak berhenti menangis, pada akhirnya Adrian menyuruh dela pulang ke rumahnya untuk memberi tahu agar kiara segera datang kerumah sakit dan bertemu Elvino

Adrian makin heran melihat Elvino yang tiba-tiba saja dekat dengan kiara, bahkan saat anak itu baru saja membuka matanya yang dicari adalah perempuan itu.

"Hiks hiks" tangis Elvino terdengar.

"Sebentar lagi mama akan kesini El, jadi jangan menangis lagi ya" Ucap Adrian menenangkan anaknya.

"Hiks.. beneran pa?"

"Iya" ucap Adrian meyakinkan anaknya.

Adrian mengelus lembut surai hitam milik anaknya. Ia menatap Elvino yang sudah berhenti menangis dan mulai mengantuk.

Adrian menghela nafasnya, ia sungguh lelah saat ini, bukankah ia baru saja pulang dari luar negeri karena pekerjaannya dan saat sampai dirumahnya ia malah mendapati anaknya yang terluka, ia bahkan belum sempat beristirahat sejak tadi.

∆∆∆

Kiara tengah berjalan menelusuri koridor rumah sakit, saat dela mengatakan kalau Elvino terus menangis dan mencarinya ia langsung saja beranjak dari rumah dan pergi menuju rumah sakit dimana tempat Elvino di rawat.

Cklek

Pintu ruang rawat inap itu terbuka kiara hanya diam ia pun segera memasuki ruangan itu.

Di ruangan terdapat dua orang yang sama-sama terjebak dalam mimpi indah mereka, ya mereka tertidur dengan Elvino yang terbaring di atas brankar rumah sakit sedangkan sang ayah hanya tertidur dengan duduk dan menyenderkan kepala pada brankar sang anak.

Kiara mendekati kedua laki-laki itu dengan jantung yang berdebar Kiara dibuat gugup sebenarnya, mengingat Adrian yang tadinya sempat menuduhnya dan berkata dingin padanya. Ia ingin membangunkan Adrian tapi ia bingung harus memanggil Adrian dengan apa, apakah ia panggil dengan nama saja tapi, sopankah begitu?

Atau mas, aa, bang, atau akang? Kiara menggelengkan kepalanya.

"Mas" Akhirnya kiara memutuskan untuk memanggil Adrian dengan sebutan 'mas.

Oke panggilan pertama tidak tergubris sama sekali. Sepertinya Adrian sangat kelelahan.

Kiara mendekat dan berdiri disamping Adrian, ia pun menyentuh dan sedikit menggoyangkan tangan Adrian agar panggilan kali ini Adrian segera bangun.

"Mas" Bukannya bangun Adrian malah mengambil Alih tangan kiara untuk di genggam dan memeluk tangan itu seperti guling sangat nyaman dan hangat.

Kiara seketika melotot, kali ini jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, ia akan segera kehilangan jantung jika seperti ini terus.

Tunggu.

Kiara masih deg deg an saat ini, ia sangat malu bagaimana jika Adrian terbangun dan mendapati tangan kiara yang sedang digenggam seperti ini, tidak! Kiara menghela nafas dan memikirkan bagaimana caranya tangan nya bisa terlepas dari Adrian. Malah tangannya di genggam sangat erat pula.

Suddenly Become a WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang