Chapter 9

13K 1.3K 34
                                    

∆∆∆

Happy Reading..

Dua hari berlalu, kini keadaan Elvino sudah mulai membaik. Hari ini pun Adrian sudah mulai melakukan aktifitasnya yaitu bekerja.

Tapi meskipun keadaan Elvino mulai membaik, kiara maupun Adrian belum mengizinkan Elvino untuk kembali ke sekolahnya.

Jadilah Elvino masih dibiarkan istirahat dulu dirumah.

Kiara berada di dapur, saat ini ia dan juga bi sum tengah berkutat dengan alat-alat dapur, lebih tepatnya membuatkan sarapan untuk Elvino dan juga dirinya. Ah tak lupa dengan Adrian, itu pun jika Adrian mau memakan masakannya.

Setelah masakannya selesai dan beres, kiara memutuskan untuk ke kamar Elvino dan membangunkannya.

Sebelum beranjak dari sana kiara melihat Adrian yang turun dari tangga dengan tangan kanannya membawa tas serta dasi yang belum terpakai.

Awalnya kiara memang tidak memperdulikan itu. Tapi suara Adrian menghentikan awal langkahnya.

"Mau kemana?" Tanya Adrian yang membuat jantung kiara tiba-tiba tidak karuan mendengar suara berat Adrian. Ia jadi mengingat hal kemarin saat Adrian memintanya untuk menemani makan. Dan sebelum itu terjadi lagi lebih baik ia pergi dari sana.

"M-mas Adrian sarapan aja dulu, a-aku mau membangunkan El"

"Tunggu" kiara tersentak.

"Kenapa mas?" Tanya kiara.

"Pasangkan dasi ini" ucap Adrian sambil mengulurkan dasi ke tangan kiara.

Kiara mengernyit "memangnya mas Adrian nggak bisa pasang dasi sendiri?"

"Tidak"

"Loh bukannya-"

"Sudahlah jangan banyak tanya pasangkan saja" potong Adrian pada kiara.

Kiara mendengus kesal sudah memerintah orang seenak jidat pakai marah-marah lagi, siapa yang nggak kesel coba.

Adrian tersenyum tentu saja sangat-sangat tipis, buktinya kiara saja tidak sadar kalau Adrian tengah tersenyum, dalam hati Adrian merasa senang melihat kiara mendengus kesal seperti itu kepadanya.

Kiara mulai akan memakaikan dasi ke kerah leher baju yang Adrian pakai, tapi ia harus menjinjit karena Adrian terlalu tinggi untuk dirinya yg mungil ini.

"Ck, mas Adrian duduk dulu deh di kursi" Ucap kiara sambil berdecak.

"Kamu merintah saya?" Ucap Adrian dengan nada sarkasnya.

"Eh i-itu, ya lagian kamu ketinggian mas, aku susah mau pakaikan dasinya"

Adrian sedikit menghela nafas dan langsung duduk di kursi makan yang ada di dekatnya.

Jadilah saat ini kiara yang sedikit lebih tinggi darinya, Kiara mulai memakaikan dasi pada Adrian. Sedangkan Adrian terpejam dan merasa tenang, ia menghirup aroma yang terkuak dari tubuh kiara. Kenapa seenak ini, pikirnya.

Sangking enaknya aroma itu, membuat Adrian terbuai, Adrian perlahan memajukan badannya ke depan semakin ingin mendekap tubuh kiara, matanya masih terpejam dan sepertinya Adrian tidak sadar apa yang ia lakukan.

Ternyata kiara menyadari perlakuan Adrian, ia melihat Adrian menutup mata. Kiara semakin di buat melotot dan terkejut tat kala Adrian memegang pingangnya dengan kedua tangan.

"Mas!" Ucap kiara sedikit meninggi.

Adrian pun sama seperti kiara, ia juga tersentak ia sontak membuka kedua matanya dan tersadar dengan apa yang ia lakukan, Adrian segera melepas kedua tangannya dan berdiri.

Suddenly Become a WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang