∆∆∆
Jikalau kalian melihat typo harap bagi tahu saye, terime kaseh:)
Happy Reading..
Pagi ini dikarenakan masih dalam masa pemulihan dari luka yang di dapat kemarin Elvino pun tidak berangkat untuk bersekolah seperti biasa. Adrian juga sama ia tidak masuk kerja karena ingin beristirahat.
Kiara sedari tadi ia memang sudah bangun, setelah dirinya mandi serta bersih-bersih ia memutuskan untuk ke kamar Elvino dan melihat apakah Elvino sudah bangun atau masih berkelana dalam mimpinya.
Kiara berjalan menuju kamar Elvino dan membuka serta masuk ke dalam kamar anak itu, kiara menemukan dela yang mencoba membangunkan Elvino.
"Nyonya"
"Belum bangun juga anaknya?" Tanya kiara pada dela.
"Belum nyonya, tuan muda El sangat susah sekali di bangunkan"
Kiara mengangguk "biar aku aja yang membangunkan Elvino, kamu tolong siapkan air hangat dan juga baju untuk El ya dela"
"Baik nyonya" dela segera pergi dari sana.
Kiara mendekati Elvino sambil berfikit bagaimana caranya agar Elvino segera bangun.
Kiara mendapat ide, ia segera mendekatkan wajahnya pada daun telinga Elvino dan meniup pelan telinga anak itu.
Sekali tiupan baru hanya membuat Elvino menggeliatkan badannya.
Tiupan kedua juga hanya membuat Elvino bergumam.
Dan tiupan yang ketiga kalinya itu membuat Elvino terkikik kegelian dan sampai pada akhirnya membuka mata.
Kiara tersenyum "sudah bangun sayang, hm"
"Mama" Ucap Elvino.
"Ayo sekarang kamu bangun ya, kita mandi dan mengganti perban di luka kamu"
"Tapi El masih ngantuk~" Ucap Elvino dengan muka melasnya.
"Ayo dong sayang bangun, ini sudah waktunya sarapan loh, ayo sini-sini mama gendong ya kita mandi dulu" Ucap kiara sambil menarik tangan Elvino agar anak itu bangun.
Elvino akhirnya mengangguk pasrah dengan muka bantalnya ia pun segera menaiki tubuh mamanya.
∆∆∆
Kiara dan Elvino sekarang berada di depan tv mereka sama-sama asik menonton, lebih tepatnya Elvino yang tengah asik menonton kartun, sedangkan kiara hanya menemani Elvino sambil menyuapi Elvino dengan buah jeruk.
"Nih sayang jeruknya" ucap kiara sambil menyodorkan buah jeruk ke mulut Elvino.
Elvino menerima itu dengan senang hati matanya fokus menatap layar tv di depan.
"M-mas Adrian" Ucap kiara, ia sedikit terkejut melihat Adrian yang ikut duduk di antara mereka walupun duduk di kursi single.
"Hm"
"Mas Adrian udah bangun"
"Ya kelihatannya, saya masih molor begitu?"
Kiara terdiam mendengar itu, lagian pertanyaan kiara itu loh jelas-jelas Adrian sudah berada di depannya dengan keadaan sadar.
"Mas Adrian sudah sarapan?" Tanya kiara pada Adrian.
"Belum"
"Loh kenapa belum, kenapa nggak sarapan dulu aja mas? kenapa malah disini atau biar aku siapin dulu deh ya sarapannya, sebentar mas" tapi sebelum kiara beranjak dari sana.
"Nggak usah, biar saya nanti menyuruh bi sum untuk menyiapkan sarapan" tolak Adrian.
Kiara menggeleng "nggak papa mas biar aku aja, sebentar"
Kiara langsung saja beranjak dari sana meninggalkan Elvino dan Adrian yang menatap kiara dengan senyum tipisnya.
Setelah beberapa menit kiara pun kembali ke ruang tv.
"Mas sarapannya udah aku siapin" ucap kiara, ia pun kembali duduk di sebelah Elvino.
"Kamu ikut saya" ucap Adrian tiba-tiba.
"Hah, t-tapi mas aku lagi menemani El nonton"
"Dela!" Panggil Adrian dengan suara beratnya.
"Iya tuan" ucap dela yang memang tidak jauh dari sana. Ia pun segera berlari menuju arah Adrian dan kiara.
"Kamu temani Elvino disini" ucap Adrian yang melihat Elvino yang tidak terusik sama sekali oleh tontonannya.
"Baik tuan"
Adrian menatap kiara "ayo cepat saya ingin sarapan"
Kiara akhirnya mengangguk dan ikut berjalan di samping Adrian.
Kiara menatap Adrian yang sedang makan dalam diamnya, kiara terlihat gelisah, sebenarnya ini sangat canggung apa lagi hanya mereka berdua disini.
Huh
Tadi saja ia dengan lantang ingin menyiapkan sarapan untuk Adrian, lihatlah sekarang bahkan mereka terlihat seperti orang asing.
"Kenapa kamu tiba-tiba berubah seperti ini?" Tanya Adrian yang tiba-tiba.
Kiara terdiam mendengar pertanyaan dari Adrian, ia bingung harus menjawab apa jujur pun tidak akan mungkin, sudah dipastikan ia akan segera di bawa kerumah sakit jiwa oleh Adrian.
"Elvino saja dulu sangat kamu benci, begitupun dengan saya, bahkan kamu memiliki kekasih kan"
Ya, Adrian memang sangat tau soal kiara yang memiliki kekasih, dari mana ia tahu tentu saja itu sangat mudah baginya untuk menyewa orang.
"M-mas bisa tidak jangan ungkit lagi kejadian-kejadian kemarin" ucap kiara.
"Kenapa?"Tanya Adrian bingung.
"Aku yang sekarang sungguh berbeda mas, dan aku tidak akan lagi untuk menyakiti El, a-ku aku sangat menyayangi El seperti anakku sendiri" Ucap kiara.
"Untuk masalah kekasih, aku sudah memutuskan hubunganku mas" ungkapan kiara kali ini membuat Adrian tersentak. Putus katanya.
Bukankah Kiara sangat mencintai kekasihnya itu.
Adrian jadi penasaran kenapa Kiara memutuskan hubungannya dengan laki-laki yang dicintai?
Adrian menatap kiara dalam, sebenarnya ia bersyukur jika kiara sudah berubah dan mau menerima Elvino.
Adrian menghela nafas semoga saja kiara tidak akan mengecewakan dirinya nanti.
∆∆∆
Seseorang tengah berselonjoran di atas tempat tidur ia menatap foto yang berada pada genggamannya.Orang itu tersenyum smirk "Aku tidak akan melepasnya begitu saja" monolognya.
TBC
Konflik ringan atau berat nih? (◠‿◕)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Become a Wife
Fantasía[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Apakah kalian percaya dengan transmigrasi? Tapi itulah yang di alami oleh Amora saat ini. Ketika ia tertabrak oleh mobil dan terbangun dengan keadaan dan tempat yang berbeda. Amora pikir ia hanya bermimpi, nyatanya inilah...