2

2.9K 11 0
                                    

"Huft, ya tuhan capek mau nikah aja" ucapnya dengan mengusap keringat didahinya. Meski berkeringat ia tetap terlihat cantik.

Ia melanjutkan langkahnya untuk kembali kekelasnya, ketika ia memasuki kelas, ternyata pelajaran sudah berganti yang tadi pak Marcus sekarang adalah bu Ida, sang wali kelas.

"Assalamualaikum" ucap Olive dengan suara yg kecil.

Bu Ida melanjutkan mengajar para murid murid tersebut.

Hingga guru berganti guru lainya. Sekarang jamnya pulang, ia ingat bahwa ada rapat setelah pulang sekolah. Ia berlari kearah ruang rapat. Terlihat beberapa anak sudah memasuki ruangan itu.

Ngos ngosan ia berlari dari kelas ke sini.

"Duduk sini" tunjuk Bagas pada bangku disampingnya. Olive tidak menuruti Bagas, ia duduk samping adik kelas. Bagas mendengus kesal atas perlakuan Olive padanya. Ia berjalan lalu duduk samping Olive "ga usah jual mahal lonte" ucap Bagas yang berbisik pas samping telinga Olive. Olive mendengar itu langsung berdiri dan menampar muka Bagas, ia keluar dari ruangan tersebut.

'Gila, tu cowok!' Dalam hati Olive.

Olive berusaha menenangkan dirinya, ia berjalan kearah penjemputan, ternyata mobil yang biasa menjemputnya sudah ada dihalaman. Ia berjalan kearah mobil hitam yang terparkir.

Ketika ia memasuki mobil itu, ia sedikit kaget ternyata yang menjemputnya adalah kakak laki lakinya.

"Ngapain lo?" Ucapnya dengan muka yang kebingungan.

"Ga mau dijemput? Turun." Singkat sekali jawaban itu. Olive berusaha sabar ke 2 kalinya. "Lo habis diapain lagi sama ketua lo itu? Cerita, gue udah tau" tanya Devan.

"Ha? Lo tau dari mana?" Olive semakin bingung "lo habis digoda kan? Dia megang lo ga?" Tanya devan semakin mendalam "ga, cuma ngatain doang karena gue ga nurut tu orang." Olive lagi lagi mengeluarkan ponsel.

Tiba tiba devan berkata "habis wisuda gue pengen nikah, kenalin gue ke salah satu temen lu dong." Olive melongo mendengar abangnya yang tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun meminta perempuan untuk diseriusi.

"Lah? Siapa tuh? Eeee si Anjani tu gimana?" Devan mendatarkan mukanya, lalu memukul dahi Olive "Anjani sahabat gue gblk, ya kali gue nikah sama temen sendiri?"

"Dipikir pikir kalian berdua cocok deh, ntar tinggal gue aduin mama paling langsung tunangan" Olive masih menggenggam ponselnya. "Jujur, gue juga ada rasa, bantuin gue dong liv" Olive hanya menganggukan kepalanya.

"Ngomong ngomong tentang ketos lo itu, tunggu gue. Ntar lihat sampe besok, kalo masih sama aja, gue tambahin" ucap Devan yang dongkol dengan sikap ketos tersebut pada adik perempuanya.

Olive menganggukan kepalanya, sampai didepan pas sekolah Kiran. Kiran melihat mobilnya sudah datang langsung berlari kearah mobil tersebut.

Ia pun masuk ke mobil "lah? Bang Devan ga kuliah?" Tanya nya. "Anak smp diem deh" balas Devan yang tengah menyetir. Kiran pun memutar bola matanya. Melihat itu Olive tertawa terbahak bahak.

Sampailah mereka disuatu komplek tentu saja komplek rumah mereka, rata rata rumah dikomplek itu berarsitektur mewah atau modern.

Sampailah dirumah berpagar hitam yang tinggi. Devan memarkirkan mobil tersebut. Mereka pun masuk kedalam rumah.

Sedangkan Zauqi, sekarang sedang berada disalah satu warung padang. Dan menikmati makananya tersebut.

"Ga pernah ngecewain sih emang" ia makan ditempat nasi padang bukanya karena tidak memiliki uang, kalo masalah uang mah gampang gampang aja. Tapi karena perutnya membutuhkan nasi yg banyak jadi ia memutuskan untuk membeli nasi padang.

ZAUQITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang