3

191 13 0
                                    


"Selamat siang ada yang bisa kami bantu" ucap Resepsionis di salah satu rumah sakit.

"Ya saya ada janji dengan dokter Vani, apa dia sudah di ruangan nya"

"Owh iya tuan dokter Vani sudah berada di ruangannya"

"Baik terimakasih"

Pria itupun pergi dari sana menuju ruangan dokter Vani. Sebelum masuk dia terlebih dahulu mengetok pintunya.

"Selamat siang dokter"

"Selamat siang wakil ketua, bagaimana kabar anda"

"Seperti yang kau lihat aku baik, jadi bagaimana keadaannya"

"Ah ya, keadaaannya tetap sama hingga sekarang dan beberapa hari lalu keadaannya sempat menurun namun itu tidak berselang lama"

"Oh baiklah, bisa aku menemuinya"

"Ya tentu saja wakil ketua boleh kesana, mari saya antar"

Mereka keluar dari ruangan itu menuju ke ruangan orang yang mereka maksud. Sebelum itu mereka mengenakan busana steril terlebih dahulu.

Beberapa saat kemudian merekapun sampai diruangan dengan pintu yang tertutup rapat. Di pintu itu tidak terdapat ganggang pintu, hanya ada kotak kecil dengan tombol tombol didalamnya.

Dokter Vani mengetikkan beberapa huruf dan angka. Lalu pintu itu terbuka dengan otomatis. Mereka masuk kedalam ruangan itu dan pintu kembali tertutup dengan sendirinya.

Didalam ruangan terlihat seorang pria yang terbaring lemah diatas brankar. Wajahnya terlihat sangat pucat dengan alat² medis yang tertempel padanya.

Di sampingnya terlihat berbagai alat medis dan juga terdapat komputer yang tertancap di dinding. Didalam komputer itu terlihat gambar, grafik, serta tulisan tulisan yang menunjukkan kondisi pasien.

Pria yang dipanggil wakil ketua itu berjalan menghampiri pria yang terbaring dibankar itu dan, duduk di kursi yang tersedia.

"Selamat siang ketua semoga kau lekas membaik, sudah lama sejak kau masuk kerumah sakit ini. Kapan kau akan bangun"

"Oh ya soal organisasi kita, organisasi itu masih berdiri hingga sekarang walau tak ada seorangpun yang tau. Kami menunggumu ketua, kami menunggumu sadar dan setelah itu kita bisa membalas mereka bersama"

"Ah aku terlalu banyak bicara sudahlah, aku pergi, cepatlah sembuh ini sudah terlalu lama"

Pria itupun keluar dari ruangan itu bersama dengan dokter Vani.

"Selalu pantau kondisinya, jika terjadi sesuatu langsung hubungi aku"

"Baik wakil ketua"

"Ok kalo begitu aku pergi" ucapan pria itu lalu langsung pergi dari sana.

...

"Paman kau dimana, kenapa belum pulang tadi paman bilang kita akan latihan" ucap Rachel pada paman nya ditelpon.

"Ya paman sebentar lagi pulang, sekarang paman masih di supermarket membeli kebutuhan rumah, apa kau butuh sesuatu?" tanya pamannya di seberang sana.

"Emm, belikan aku camilan dan soda"

"Ok paman belikan camilan"

"Dan soda paman"

"Tidak ada soda hanya camilan, ya atau tidak"

"Huft ya paman" jawab Rachel lesu.

"Ok paman aku tutup telponnya" ucap Rachel dan menutup telponnya.

Diapun membaringkan tubuhnya ditempat tidur. Memainkan HPnya beberapa saat lalu mematikannya.

"Oh ini sangat membosankan"

Misterius GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang