"Diva" bentak Raisya dengan suara meninggi.
Sekarang Raisya, Diva dan Rachel tengah berada di kantin. Ya tadi Raisya memaksa Rachel untuk ikut ke kantin.
"Udah ya cukup, kenapa sih kamu tak suka sekali pada Rachel, dia tak pernah berbuat jahat padamu, dia tak pernah berkata kasar padamu, ah tidak bahkan dia tak pernah bicara padamu" ucap Raisya dengan nafas yang memburu.
"Jadi kenapa, kenapa kamu bicara buruk tentang dia" lanjutnya
"Karna aku tak suka padanya, dia itu bukan gadis yang baik, dia tak selevel dengan kita, dia tak memiliki asal usul-"
"Stop Diva, sudah aku tak mau dengar kamu menjelekkan Rachel lagi" potong Raisya.
Berbeda dengan dua orang yang tengah berdebat itu. Orang yang mereka perdebatkan bahkan tak peduli dengan itu, dia malah asik dengan makannya.
"Kamu lebih memihak padanya daripada aku, aku yang selalu ada buat kamu, aku yang sudah bersahabat denganmu dari dulu"
"Aku tak memihak padanya, aku memihak yang benar dan kali ini kamu salah Diva, aku tak suka"
"Oh ok, terserah kamu mau sama dia kan ya sudah aku pergi" ucap Diva lalu pergi dari sana.
"Rachel maafin Diva ya" ucap Raisya pada Rachel.
"Hemm"
...
"Arghh rachel, gadis itu benar benar membuatku kesal" Diva mengeram marah.
"Baru beberapa minggu saja dia sudah membuat Raisya marah padaku, seistimewa apa sih dia?"
"Bahkan dia tak bersikap baik pada Raisya tapi bisa bisanya Raisya sepercaya ini padanya bahkan lebih memihaknya daripada aku"
Diva terus saja berbicara dengan sesekali menendang rumput dan batu batu ditaman itu.
"Argh aku harus melakukan sesuatu sebelum Raisya memihak dia sepenuhnya dan membuangku"
...
"Huft kenapa ga ada tukang ojek sama sekali, bahkan bus pun ga ada yang lewat" gerutu Rachel.
Dia menyalakan handphonenya, berniat untuk menghubungi pamannya.
"Argh sial, kenapa harus mati sekarang sih" umpatnya saat handphonenya mati sebelum bisa menghubungi pamannya.
"Baiklah aku akan jalan kaki, padahal aku sedang malas berjalan"
"Sial banget hari ini"
Dia pun berjalan di trotoar untuk pulang.
Tin tin
Rachel berhenti berjalan, lalu mengengok kesamping kanan. Dia mengernyit saat melihat sebuah mobil berhenti disampingnya.
Kaca mobil itu terbuka dan tampaklah pengemudi sekaligus pemilik mobil itu. Rachel memutar bola matanya malas, dan kembali berjalan.
"Hei, butuh tumpangan?" ucap orang itu. Orang yang sering kali mengganggu waktunya saat ingin sendiri.
Rachel tidak menanggapinya dan terus berjalan.
"Hei aku bicara denganmu" ucapnya lagi dengan menjalankan mobilnya disamping Rachel.
"Huft" Rachel berhenti dan membalikkan badannya ke kanan.
"Aku ga butuh tumpangan jadi kau bisa pergi" ucap Rachel tanpa ekspresi dan kembali berjalan.
"Hei tunggu, kamu yakin mau pulang jalan kaki, tidak ada angkutan umum yang lewat dan lagian ini sudah mau hujan" ucap Farel menjalankan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterius Girl
Mystery / Thriller"Mama" teriak seorang gadis kecil berlari menuju mamanya yang tertembak ditengah pertempuran antar gang mafia. "Mama jangan tinggalin Queen, bangun ma bangun" tangis gadis kecil itu sambil memeluk mamanya yang berlumuran darah. Lalu tiba tiba terden...