21

61 7 2
                                    


"Argh" pekik Rachel saat seseorang tiba-tiba menyenggolnya dan menumpahkan kuah panas padanya.

"Ya!! kalau jalan pakai mata" teriak Raisya, menghampiri Rachel dan memberikan tisu untuk membersihkan tangannya.

"Bisa jalan ga sih, lihat gara-gara kamu tangan Rachel sampai merah seperti ini" ucap Raisya.

"Sorry, salah temanmu sendiri kenapa duduk disitu"

"Kamu gila, jelas-jelas dia duduk di kursinya dan jalan masih lebar seperti itu kau bilang Rachel yang salah"

"Ya!! Kenapa kau yang marah-marah" teriak gadis itu sambil mendorong Raisya.

"Kenapa kamu dari tadi pagi mencari masalah terus?" Ucap Raisya balik mendorong gadis itu.

"Siapa yang mencari masalah? Kau yang mencari masalah" dan terjadilah dorong-dorongan hingga pertengkaran terjadi.

Disisi lain Rachel terlihat tenang, duduk di kursinya sambil mengamati mereka. Tidak ada senyuman tidak ada kemarahan hanya melihat dengan datar pertengkaran itu.

"Argh rambutku" teriak gadis itu saat melihat rambutnya ada yang patah karna aksi saling menjambak antara dia dan Raisya.

Plak
Gadis itu menampar Raisya cukup keras.

"Ya!! Apa yang kau lakukan" datang Diva bersama dengan kedua temannya.

"Kenapa kau menampar Raisya, sudah kubilang terserah kau mau apakan gadis itu tapi jangan dengan Raisya" ucap Diva lantang.

"Kau, kenapa kau diam saja?" Tanya Diva pada Rachel.

"Apa kau bisu?"

"Hai ada apa ini?" Teriak seseorang datang menghampiri mereka.

"Eh, kak Nanda, dia yang mulai duluan, lihat dia menampar pipi Raisya hingga merah seperti ini" ucap Kira.

"Dia yang menjambak saya" Dan perdebatan itu pun berlanjut.

"Diam" bentar Nanda.

"Kalian ikut saya ke ruang konseling, dan kalian berdua pergi ke UKS untuk mengobati luka kalian" ucap Nanda saat melihat tangan Rachel yang terlihat merah sedikit kebiruan.

....

"Kanapa kamu tadi diam saja?" Tanya Raisya saat Rachel mengobati pipinya.

"Rasanya aku ingin menjambaknya hingga botak, kenapa dia tidak mati saja?"

"mereka tetap tidak akan diam jika aku berbicara pun"

"Tapi dia melukaimu"

"Bukan seperti itu cara membalasnya"

"Hah? Maksudmu"

"Tidak ada" Rachel membereskan kotak obat itu dan akan keluar dari UKS.

"Mau kemana?"

"Bolos"

"Ikut"

"Tidak"

"Tapi-" belum selesai Raisya berbicara Rachel sudah menghilang dari balik pintu.

....

"Iya iya, tapi jangan lupa janji papa kalau Queen sudah boleh menggunakan motor Queen" ucap Rachel ditelepon.

"Motorku" ucap Richard tidak terima.

"Itu sekarang motorku kalau paman lupa"

"Terserah" Richard mematikan telepon sepihak.

Rachel menggelengkan kepalanya melihat handphonenya. Sebuah notifikasi muncul Disana dari Thunder.

Rachel tersenyum melihatnya dan berdiri dari duduknya menuju lemari pendingin yang ada di ruangan itu. Sekarang dia berada di ruangannya, ya ruangan yang dia gunakan untuk mengganti pakaiannya dulu. Dia mengklaim ruangan itu menjadi miliknya sejak saat itu. Setelah mengambil yogurt dan meminumnya dia pun keluar dari ruangan itu.

Misterius GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang