17

84 9 1
                                    


Aku baru saja memasuki halaman sekolah, tidak terlalu ramai namun tidak sepi pula karna jam masih menunjukkan pukul 07.00 . Aku tidak menyangka akan datang sebelum jam pelajaran dimulai. Kupikir akan terlambat karna membutuhkan waktu lama saat kemarin kita menjemput papa dan paman Richard.

Ternyata kemarin kita berkendara memutar, ah ya bisa dibilang pintu masuk mansion yang kita lewati itu berada dibelakang gerbang masuk dari kota. Jadi ketika kita keluar lewat gerbang belakang maka kita akan langsung berapa di dekat perkotaan. Ya intinya seperti itu, agak membingungkan tapi begitulah adanya.

"Rachelll" teriak seseorang memanggilku, siapa lagi kalau bukan Raisya. Dia berteriak dari kelas sedangkan aku masih dihalaman.

Ah lihatlah sekarang banyak yang menengok padaku. Argh dia sangat menyebalkan.

"Kau kemana saja? Kenapa dua hari ini tidak datang ke sekolah? Dan kau juga tidak mengirim pesan atau apapun. Apa kau sakit?" Tanya Raisya tanpa henti. Ya setelah berteriak tadi dia berlari ke arahku.

"Tidak ada"

"Hah? Apanya yang tidak ada?"

"Huft, aku hanya dirumah"

"Oalah, lalu kenapa kau tidak pergi ke sekolah, kau tau aku menunggumu"

Memang begitu cerewet, lebih baik aku diam daripada dia bertanya lebih banyak lagi.

"Hari ini ada mapelnya Bu Eni lagi, ih malas sekali, dan kau tau kemarin dia memberi pekerjaan rumah sangat banyak" tanya dia saat aku baru saja duduk di kursiku.

"Hah, iya pekerjaan rumah, Rachel kemarin aku ingin mengirimnya kepadamu tapi aku tidak memiliki kontakmu atau alamat rumahmu. Sekarang bagaimana? Pasti dia akan memarahimu jika kau tidak mengerjakan" Raisya terdengar kaget saat mengingatnya.

Bu Eni, ah dia adalah guru yang paling tidak aku sukai. Ingin sekali aku melakukan sesuatu padanya, sayangnya paman selalu melarangku. Argh aku sangat membencinya, ingat guru yang membodoh bodohkanku di hari pertama pelajaran dimulai, ya dia guru itu.

"Ini ambil pekerjaanku dan salinlah" ucap Raisya memberikan bukunya padaku.

Aku mengambil buku itu dan membukanya.  Ada 50 soal disini, dan lihat soal soal ini bukankah ini soal matematika untuk kelas IPA, setahuku kelas IPS tidak diajarkan tentang ini.

Setelah dilihat-lihat, ternyata anak ini pintar juga.

"Hei, kenapa hanya dilihat ayo salin, sebentar lagi pelajaran dimulai" ucap Reisya dengan sedikit tegang.

Oh ayolah kenapa jadi dia yang tegang.

"Nih"

"Kok dikembalikan, kan kamu belum salin"

"Tidak perlu, wanita itu sudah menuju kelas" aku melihat guru itu berjalan di koridor.

"Kau pintar juga, soal sebanyak itu hanya 5 jawaban yang salah"

"Hah? Maksud kamu?" Tanya Raisya yang mungkin tidak mengerti dengan apa yang ku maksud.

Rachel POV end

"Selamat pagi semua" sapa Bu Eni yang baru saja memasuki kelas.

"Pagi Bu" jawab seluruh anak dikelas, tentu saja kecuali Rachel yang hanya memandang guru itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Baiklah sekarang kumpulan semua tugas kalian didepan, setelah itu saya akan memanggil kalian satu persatu untuk menjawab" tanpa basa basi bu Eni meminta semua murid mengumpulkan tugasnya.

Semua murid pun menghampiri mejanya untuk mengumpulkan buku mereka.

"Apa kamu benar-benar tidak akan mengumpulkan tugas?" Tanya Raisya pada Rachel.

Misterius GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang