3

138 36 1
                                    

Senja menginjakkan kaki nya di dalam sekolah, namun semua memandangnya aneh. Namun Senja tak menghiraukannya dan terus berjalan menuju kelas.

Namun di tengah perjalanan Senja melihat segerombol anak sedang mengumpul melihat papan berita. Senja menghampirinya dan melihat apa yang ada disana.

Deg.

Foto dirinya bekerja sebagai kasir dengan pakaian yang dapat dibilang ketat terpajang jelas disana. Tak hanya itu, ada foto saat pak Kai memgang pundak Senja dan mereka duduk bersama.

Namun setelah itu semua anak meminggir seolah memberi jalan. Giselle. Giselle datang dan melihat papan tersebut, sungguh memalukan. Namun aku tak pernah menundukkan kepalaku, aku bahkan menatap mereka tajam.

"Ck, ngapain sih. Haus berita lu ? foto orang kerja aja di pajang." Giselle mengambil foto foto tersebut lalu merobeknya, mungkin ia sedang tersambar petir.

Giselle menarik tangan Senja untuk menjauh dari gerombolan anak yang sedang riuh lalu mengajaknya duduk di taman.

"Lu Senja kan ? Temennya Ningning ?" Giselle mendaratkan pantatnya di kursi taman.

"Iya"

"Jangan jutek jutek atuh neng, mau nanya"

"Nanya apa"

"Ningning lebih suka bunga atau boneka ?"

"Hah ?"

"Udahh jawab aja."

"Kayanya boneka sih, dia suka gemes gitu sama boneka yang ucul"

"Good, bener tebakan gw. Oke makasih Ja, sana ke kelas ntar telat" Giselle bangun dari duduknya sambil melambaikan tangannya.

--

Di koridor menuju kelas banyak anak laki laki, dan Senja benci itu.

"Eh liat tuh anaknya, body nya ternyata cakep ya"

"Iya kirain rata, suka pake baju oversize soalnya"

Senja benci. Ah tidak, sangat benci percakapan tersebut. Bukankah itu termasuk sexual harassment ? Tapi apa daya Senja, ia hanya mampu melanjutkan berjalan ke arah kelas.

"SENJAA LO GAPAPA KAN ?"

"Ha ? Kenapa ?"

"Tadi gw udah liat yang di papan, gw tau kokk itu cuma salah paham" Ningning menyambut dengan wajah yang khawatir, namun percayalah itu menggemaskan.

"Lu kok gemes si" Senja mencubit sekilas pipi Ningning karna gemas.

"DIH ORANG DITANYAIN"

"Engga Ning, gapapa"

Drrrt drrtt

"Eh bentar Ning, telpon" Senja membuka hp nya untuk melihat siapa yang menelpon. mamanya.

"Halo"

"Halo Senja, kamu apa kabar disana, belajarnya lancar kan ?" Lagi lagi, belajar.

"Hm, lancar"

"Kamu mau punya adek ?"

"Engga"

"Tapi dia udah ada di perut mamah" .... .

"Oh sama si brengsek itu ? Bagus lanjutin."

"HEH MULUTMU, SIAPA YANG NGAJARIN NGOMONG GITU ? PASTI PAPAMU, GA BEDA JAUH MEMANG"

"gausah marah marah, keguguran nangis"

"ANAK KURANG A-"

Tutt

Ya. Senja yang mematikan panggilannya.

"Siapa Ja ? Kok kaya kesel gitu"

"Oh, bukan siapa siapa. Gw ke toilet bentar ya"

"Ouh okay"

Senja pergi meninggalkan Ningning untuk pergi ke toilet, namun di depan sana ia melihat anak anak langsung lari keluar saat melihat Senja hendak kesana.

Tuk tuk tuk

Byurrr

Entah sejak kapan di atas pintu terpasang ember berisi air. Senja kesal ? Tentu. Namun ia tak tau lsgi bagaimana cara kesal.

Senja pun mengeluarkan handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya karena untungnya ini hanya air biasa. Ia sangat ingin menangis. Jika kalian bilang Senja kuat dan tangguh, kalian salah. Senja sedang tidak baik baik saja.

Ia berjalan dengan baju setengah kering menuju perpustakaan melewatkan jam pelajaran untung sekedar membaca beberapa buku yang mungkin dapat menenangkan pikirannya.

--

WOWOWO, HAII GUYS, GIMANA ? UDAH GA SABAR SENJA KETEMU LANGIT YAA, SAMA NJEM. w yg nulis w yg gereget. andjjsms votmen ya broo !!!

Langit dan Senja -HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang