9

113 32 4
                                    

HOLAAA, KANGEN GA ?

.
.
.
maaf baru up, mau curhat dikit, mamaku habis meninggal.. TAPII ISSOKEE, TETAP HAPPY KIYOWOK

.
.
.

Sudah sebulan sejak kejadian itu, dan mereka justru menjadi lebih dekat. Setiap berangkat dan pulang mereka pergi bersama, dan mereka selalu saja bersama.

"Langittt" Senja menyapa Langit saat keluar dari rumahnya.

Ya, Langit menjemput Senja untuk berangkat, lagipula rumah mereka tidak terlalu jauh.

"Sini naik cepet"

"Kenapa kenapa" Senja buru buru naik ke atas motornya lalu memakai helm.

"Tadi pas gw kesini dikejar anjing"

"HA, MANA ANJINGNYA ?!?!!"

"Kayanya ga ikut deh" Langit bercermin pada kaca spion namun ia melihat sesuatu, dan terdengarlah suara..

Guk gukk

"HUWAAAAA" Teriak mereka bersamaan.

Langit melajukan motornya di atas rata rata. Tenang, Langit pembalap yang handal.

"LANGIT BURUANN"

"INI UDAH CEPET JA"

"SANA SANA CEPET MASUK GERBANG"

Langit buru buru memasukkan motornya kedalam gerbang sekolah, dan berakhir satpam yang menangani anjing tersebut.

Langit dan Senja membuang nafas kasar bersamaan lalu saling memandang satu sama lain dan berujung tertawa bersama. Mereka tertawa terbahak bahak di parkiran tanpa melepas helm.

Namun bunyi bel menghentikan mereka.

Kringg kringg

Mereka melepas helm dan terlihatlah wajah kumel dengan keringat di wajah mereka. Mereka tidak memperdulikan itu dan berjalan ke arah toilet sebelum masuk ke kelas masing masing.

"Langit sinii"

Giselle menyambut Langit dengan wajah kusutnya dan menyuruh Langit duduk di sebelahnya.

"Kenapa Giselle"

"Gw agak gaenak nihh"

"Gaenak kenapa"

"Mark nembak gw" Langit tersedak ludahnya sendiri sambil menyembunyikan wajah shock nya.

"Ha, kapan ?!?!!"

"Tadi"

"Lu bilang apa"

"Mark bilang jawab nanti aja biar gw mikir, tapi gw kan sukanya Ningning.. Gw harus gimana.."

"Ya lu tolak aja"

"Agak gaenak si, tapi gimana lagi. Gw bukan takut dia ngegas atau gimana. Tapi gw pasti bakal tolak si.."

"Tolak aja, bilang yang sejujurnya. Jangan sampe dia berharap lebih, biar dia bisa berusaha lupain lu dari sekarang"

"Em.. oke"

Seperti yang Langit katakan, Giselle menolak Mark dan mengatakan yang sejujurnya bahwa ia menyukai Ningning. Awalnya Mark kaget karena ia kira Giselle adalah wanita straigh, namun Mark juga bukan homophobic dan untungnya ia menghargai perasaan Giselle. Pasti sakit hati, namun Mark ingin yang terbaik untuk Giselle.

--

Sekarang, Senja dan Ningning sedang melakukan kerja kelompok di sebuah cafe dekat sekolah sembari berbincang bincang. Mereka bercerita sembari mengerjakan tugas.

"Ja"

"Hm ?"

"Lu gaada rasa gitu ke Langit ?"

Senja sempat berpikir sebentar lalu tersenyum sembari menggelengkan kepalanya pelan tanpa melihat kearah Ningning.

"Tatap mata gw"

"Kenapa sii" Senja meletakkan pensil nya lalu mendongakkan kepalanya menatap Ningning.

"BENERKAN LU SUKA LANGIT"

"Apasi lu aneh banget, gw masih straight ya"

"Masa sih"

"Iyalah, lagian gw sama Langit cuma sebatas adik kakak"

"Ooh"

"Eh Ning"

"Kenapa"

"Tapi katanya anak sekolah kita mewajarkan lgbt ?"

"Dulu si engga, tapi setelah kejadian guru kita cinlok dan mereka segender, kepala sekolah sempet nyidang mereka. Dan yah, akhirnya kepala sekolah memahami dan mewajarkan hal itu, mereka ga nyuruh kita belok kok, cuma menghargai perasaan kita aja, tapi tetep salah"

"Wahhh"

"Tapi lu pernah pacaran sama cewe ga ?" Senja mendekatkan badannya pada Ningning dengan wajah keponya.

"Jujurly ga pernah, tapi gw lagi suka cewe"

"HAH BENERANN ?!?!!"

"Iyaa"

"Siapa"

"Giselle"

"WHAT"

"Kayanya kak Giselle straight, ditambah kak Mark yang keliatan banget lagi deketin Giselle. Kak Mark itu ganteng, baik, idaman, jelas kak Giselle mau. Gw ? bocah ingusan, gabisa apa apa, segender lagi. gw juga ga punya pengalaman sama yang segender ditambah lagi belum terbiasa. Tapi gw gatau kenapa bisa suka banget sama kak Giselle" Ningning menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya.

"Yang sabar ya bos" Senja mengusap kepala Ningning sekilas.

Tiba tiba Ningning mengangkat kepalanya semangat.

"Tapi gw rasa Langit suka sama lu deh"

"Hah ngaco lu" Senja tertawa kaku

"Benerann"

"Isi dulu perut lu biar bisa mikir jernih" Ucap Senja yang melihat makanan datang.

--

Halooo kalian, sapa author sini.. jangan lupa votmen yaaa !

Langit dan Senja -HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang