🌻 11 - Ternyata, Cuma Kamu.🌻

138 41 18
                                    



============••============



⪧TALLA⪦


Mungkin sudah lebih dari 3 jam gue berdiam di sini, di dalam mobil memandangi rumah di depan gue yang beberapa lampunya sudah di matikan, pertanda sang pemilik rumah sudah tidur atau beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin sudah lebih dari 3 jam gue berdiam di sini, di dalam mobil memandangi rumah di depan gue yang beberapa lampunya sudah di matikan, pertanda sang pemilik rumah sudah tidur atau beristirahat.

Setelah hampir sebulanan gue tidak kesini, gue memberanikan diri untuk datang dan menemuinya, meski gue tidak membuat pergerakan sama sekali, karena niat gue juga maju-mundur, antara turun atau enggak.

Semuanya berakhir sampai seseorang yang sangat gue kenal mengetuk jendela mobil gue dengan lembut, begitu juga senyum termanis miliknya yang dia berikan untuk gue.

Gue masih membeku, namun dia dengan sabar membuat gerakan agar gue segera turun.
Dengan agak ragu-ragu, gue turun juga pada akhirnya.

Menutup pintu mobil dan yang bisa gue lakukan hanya menunduk, menatap aspal di bawah gue dengan  pelupuk mata penuh dengan air mata yang sekali kedip saja sudah gue pastikan akan turun deras.

Gue dan dia masih saling terdiam, sampai Janu bergerak terlebih dulu, membawa tubuh gue masuk kedalam pelukannya.

Gue dan dia masih saling terdiam, sampai Janu bergerak terlebih dulu, membawa tubuh gue masuk kedalam pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dari kapan kamu diem di dalem sana?"

Gue udah nangis kejer, jelek banget deh, gue akhirnya bales meluk dia terus jawab sambil terisak-isak.

"A-aku kangen banget sama ka-kamu, aku ma-mau minta ma-maaf, huhuhuhuuu..."

"Iya, gapapa.. Yaudah, masuk dulu yuk?"

Gue ngangguk terus kita berdua jalan dan masuk kedalam rumah Janu, tepatnya di ruang tamu.

Pakde Janu sudah tidur, Janu ternyata baru saja balik dari rumah temannya untuk menyelesaikan tugasnya, dan sekarang di tengah-tengah ruang tamu yang sederhana ini, gue menggenggam tangan Janu dengan tak lepas memandanginya, menceritakan semuanya kepada Janu tanpa ada yang tertinggal satupun, Janu menagngguk-anggukan kepalanya merasa mengerti, kemudian tangan kanannya mengelus rambut gue.

Selindung [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang