Jisoo pov
Saya menyerahkan anak jennie kepada lisa yang sedang saya gendong dan memutuskan untuk mandi sebelum makan. Aku menuju ke atas lalu mengambil pakaian ganti yang bersih.
Aku pergi ke kamar mandi dan meletakkan pakaianku di atas meja yang berantakan sebelum menyalakan air hangat.
Aku membuka ikat pinggangku lalu melepas celana jinsku bersama dengan celana dalamku . Aku selesai melepas bajuku dengan braku dan masuk ke kamar mandi.
Air terasa nyaman saat saya meraih botol sampo.
"Oh kamu mandi.." Aku mendengar suara Rose berbicara.
Aku mengintip dari balik tirai kamar mandi putih dan menyeringai pada nya yang tersipu. Dia hendak menutup pintu tapi aku segera menghentikannya.
"Jadi, apakah itu pertanda bahwa kamu tidak ingin bergabung denganku?" tanyaku dengan cemberut.
Rose menatap lantai dan terus memegang kenop pintu, "Semua orang di bawah menunggu kita.." jawabnya tidak yakin.
"Baiklah, pastikan kamu menutup pintuku dengan benar kalau begitu." Aku hanya berkata lalu mendorong tirai kembali ke tempatnya.
Aku berdiri di bawah air hangat lagi dan memejamkan mata saat aku mulai membasuh tubuhku. Aku menghitung di kepalaku berapa lama waktu yang dibutuhkan Rose untuk masuk bersamaku.
Aku mendengar tirai bergerak membuatku membuka mata untuk melihat Rose telanjang. Dia berada di sampingku dan masih agak ragu-ragu, jadi aku menariknya lebih dekat dan membiarkannya berdiri di bawah air.
"Kamu perlu bersantai." Aku berbisik di telinganya lalu memberikan ciuman ringan di bahunya dan di bawah tulang belikatnya. Aku bisa melihanya merinding terbentuk di kulit tubuhnya yang putih dari ciuman lembutku.
Tubuhnya begitu rapuh dan indah bagiku..
"Tapi bagaimana jika seseorang datang ke sini dan melihat kita seperti ini." Rose tiba-tiba membantah dan berbalik menghadapku dengan cemberut.
Aku mencium bibirnya yang cemberut dan menyisir rambutnya yang basah ke belakang dengan jari-jariku. Aku meraih wajahnya dengan kedua tanganku dan menatap matanya.
"Apakah itu terlihat seperti aku peduli?" Jawabku dengan senyum menggoda.
Rose terkekeh lalu meletakkan tangannya di leherku untuk menarikku , untuk mencium bibirku. Ciuman sederhana kami berubah menjadi sesi ciuman putus asa saat lidah kami menjelajahi mulut satu sama lain.
Aku mengisap kasar lidahnya yang hangat lalu menempelkan tubuhnya ke dinding kamar mandi sehingga dia tidak punya cara untuk melarikan diri. Jari-jarinya menarik bagian belakang rambutku begitu dia merasakan pinggulku bergesekan dengannya.
saya memiliki dorongan terbesar untuk hanya menidurinya dengan keras ke dinding sampai dia berantakan.
Saya tidak pernah tahu seks bisa begitu menyenangkan sampai saya bercinta dengan nya.
"Jisoo .." Rose mengeluarkan erangan cengeng saat aku merasakan vaginaya yang basah di kakiku.
Dia mencoba untuk mendapatkan beberapa jenis rilis dengan menggosok dirinya terhadap saya. Aku menyeringai saat aku membawa jariku untuk masuk kedalamya .
Rose memperhatikan dengan mata tertutup dan bibir yang memar, membuatku menjilat bibirku dan menggerakkan tanganku lebih cepat.
Saya segera keluar dari kamar mandi dan mengambil minyak di laci bawah tempat saya menyimpan vibarator untuk bermain sex dengannya tapi saya tidak akan memakai itu untuk bermain denganya sekarang.