Rasa gembira Harry hanya bertahan sebentar. Karena realitanya ternyata jauh lebih buruk dan sulit dari rencananya untuk menangkap para Pelahap Maut yang tengah buron.
Saat itu Sabtu Siang, ketika Harry, Ron dan Hermione berjalan bersisian menuju Ruang Kelas Mantra. Kepanikan mulai menyebar di seantero kastil Hogwarts dan Harry takut jika apa yang akan dia lakukan malah akan menambah kepanikan semua orang. Namun tidak mungkin jika semua orang panik tanpa sebab, dan seperti kata Hermione, lebih baik berjaga-jaga.
Semua kepanikan ini dimulai pada hari Rabu. Demelza Robins, yang akan bertemu dengan pacarnya, seorang Hufflepuff kelas 6, saat tengah malam, bersaksi bahwa dia diserang oleh sosok bertudung hitam. Untungnya, dia hanya dilempar mantra untuk dibuat pingsan, namun setelah dia menceritakan kejadian itu, masalah yang sesungguhnya muncul. Beberapa siswa juga bersaksi pernah melihat sosok berjubah dan bertudung hitam berkeliaran di kastil. Dua siswa mengatakan bahwa mereka melihatnya pada hari Selasa, di dekat tempat Delmeza pingsan. Di hari Kamis, Jimmy Peaks mengatakan dia melihat sosok itu tengah berlari menaiki tangga. “Tangga yang sama saat Harry Potter diserang,” katanya. Kemudian seorang siswa Hufflepuff juga bersaksi melihat sosok itu saat dirinya akan kembali ke Ruang Rekreasi asramanya, dan tidak hanya mengangkat tongkat sihir untuk menyerang, siswa Hufflepuff itu tidak sengaja melihat mulut sosok itu yang ternyata berlumuran darah segar.
Di hari Jumat, Seamus Finnigan menjuluki sosok berjubah dan bertudung itu sebagai Vampir Hufflepuff. Sebagian besar siswa menertawakan julukannya, namun tidak sedikit yang ketakutan.
Harry tidak terlalu khawatir soal itu, setidaknya soal rumor Vampir itu; karena ceritanya seperti hanya dibuat-buat saja, walaupun Harry juga tidak sepenuhnya mengabaikannya. Terutama saat Hermione sadar, walaupun hampir tidak mungkin ada Pelahap Maut yang dapat masuk ke Hogwarts, namun sosok berjubah ini sering ditemukan di dekat Asrama Hufflepuff, yang itu artinya di dekat dapur. Dan mengendap-endap di malam hari untuk mencari makan adalah hal yang pasti dilakukan oleh seseorang yang menyelinap masuk ke dalam Hogwarts. Harry masih merasa tidak yakin, tapi sayangnya, tidak ada cukup petunjuk untuk membongkar apa yang terjadi, kecuali dia tidur di depan dapur sepanjang malam. Yang tentu saja ingin Harry lakukan jika saja Profesor McGonagall tidak meningkatkan patroli di malam hari dan memerintahkan Argus Filch untuk menambah penjagaan di area sekitar Asrama Hufflepuff. Profesor McGonagall benar-benar tidak mau ambil risiko. Dia bahkan menginterogasi lukisan-lukisan yang ada di Hogwarts dan meminta mereka juga ikut mengawasi. Namun sia-sia saja, karena sejak perang usai, para lukisan sangat paranoid dan setiap hari bersaksi melihat sosok bertudung dimana-mana.
“Peta sialan!” umpat Ron saat mereka sudah hampir sampai di Ruang Kelas Mantra. Ron jadi sering sekali mengumpat, dan setiap mendengarnya Harry jadi sedih. Dia percaya dengan Peta Maraudernya, yang harusnya sangat berguna di situasi macam ini. Tapi petanya malah rusak. Susah sekali membukanya dan begitu mereka berhasil pun, tinta yang terlihat begitu kacau dan tidak akurat. Bahkan beberapa area di kastil benar-benar hilang. Titik-titik yang harusnya berisi nama orang juga tampak tidak jelas atau bahkan menghilang sepenuhnya.
Ron curiga kalau seseorang merusak petanya, karena hari minggu kemarin masih baik-baik saja, saat Harry menggunakannya untuk mencari Malfoy setelah kejadian jatuh dari tangga. “Wormtail tahu soal peta ini,” katanya, “mungkin dia memberitahu teman-temannya, dan mereka merusaknya supaya kita tidak tahu dan tidak punya bukti bahwa mereka benar-benar menyelinap ke kastil.” Tapi yang Harry herankan, dia tidak tahu bagaimana cara seseorang bisa merusak petanya saat Harry selalu menyimpannya di dasar kopernya yang terkunci di Asrama Gryffindor. Atau kenapa mereka tidak mencurinya dan mengambilnya saja daripada merusaknya.
“Untuk membuat kita bingung tentu saja!”’ kata Ron, tapi kemudian tertawa karena merasa teorinya konyol.
Teori dari Hermione lebih masuk akal. Setelah perang, kastil Hogwarts benar-benar rusak parah. Banyak sekali area yang hancur lebur dan perlu di perbaiki. “Mungkin petanya bingung. Atau mungkin petanya perlu diperbarui.” Harry tidak begitu menyukai teori itu, karena masih jadi pertanyaan kenapa petanya masih bisa digunakan di hari minggu kemarin. Tapi sebenarnya hari minggu kemarin Harry juga tidak mengamati petanya dengan seksama, karena dia hanya fokus pada Malfoy. Mungkin petanya memang sudah tidak lengkap dan Harry cuma belum sadar saja. Tapi sebelumnya, petanya sudah pernah memperbarui dirinya sendiri saat ada area di Hogwarts yang berubah; selalu saja menunjukkan semua ruang kelas dan tangga sesuai kondisi terbaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ At Your Service (INA Trans)
FanfictionSetelah Perang Dunia Sihir Usai, Harry kembali ke Hogwarts di tahun ke delapannya. Namun kejadian demi kejadian aneh silih berganti terjadi. Hogwarts berada dalam bahaya sekali lagi; bahaya yang begitu misterius. Harry bermaksud untuk menyelamatkan...