6. The Wanderer

2.2K 375 37
                                    

"Augustus Derrick menghilang."

"Dia ada di sana, Harry." Hermione menunjuk ke arah perapian, dimana siswa kelas enam yang dimaksud Harry sedang duduk di kursi kesayangan Harry.

"Oh." kata Harry lalu berdehem. Harusnya tadi Harry sadar. "Berarti semuanya sudah lengkap."

"Baguslah." Hermione tersenyum, namun terlihat begitu kaku. "Semoga berhasil."

"Trims." kata Harry, karena dia memang membutuhkannya. Draco mungkin malah berubah pikiran dan tidak jadi datang. Atau malah lebih merepotkan daripada membantu. Siapa yang tahu kan.

"Kalau dia macam-macam, lempari mantra saja," saran Ron, nadanya begitu ceria.

Harry menggeram. Semoga tidak perlu sampai begitu.

Setelah pamit dengan Ron dan Hermione, dan mengabaikan tatapan aneh mereka, Harry keluar dari Asrama Gryffindor lalu berjalan menuju ke Lantai Bawah Tanah. Ron dan Hermione tidak setuju dengan keputusannya, dia tahu. Mereka awalnya menolak ide Harry untuk memasangkan anggota lama dan baru. Sebenarnya sih, yang mereka tidak setuju adalah kalau memasangkan anak Slytherin dengan asrama lain. Alias, mereka tidak setuju Harry harus berpasangan dengan Draco.

"Lebih efektif kalau pasangannya adalah dari asrama yang sama," Ron bersikeras, tapi Harry mengingatkan, toh sebelum ini juga tidak seperti itu. Harry berganti pasangan dengan Luna karena Parvati ingin berpatroli dengan pacar Ravenclaw-nya. Neville, di sisi lain, juga ingin berpatroli dengan pacar Hufflepuff-nya.

Argumen Harry membuat Ron kesal. "Tapi kan alasan mereka setidaknya masuk akal. Mereka ingin patroli dengan pacarnya. Lah, kamu?" kata Ron, sambil menggumam heran kenapa Harry memilih mengambil contoh para anggota yang ingin ganti pasangan patroli dengan pacarnya.

"Kan aku cuma ingin mengawasinya—"

Ron melemparkan tangannya ke udara lalu berteriak, "Terserah deh! Ya sudah mau bagaimana lagi, berarti Luna bakal berpasangan dengan Zabini." pikiran itu membuat Ron sedikit terhibur. "Jadi penasaran apa jadinya kalau mereka berpasangan."

Harry setuju dengan Ron. Dia juga mengajak Zabini untuk bergabung setelah dia bicara dengan Draco. Zabini hanya mengedikkan bahu sambil berkata, "Baiklah," lalu mengambil Galleon-nya dan menyimpannya di saku. Harry jadi penasaran bagaimana reaksi Zabini kalau berdekatan dengan Luna yang kadang bicaranya aneh.

Apapun itu, mereka pasti masih lebih bisa bekerja sama daripada dirinya dan Draco. Apapun yang terjadi, semoga tidak kacau. Harry tidak bisa berhenti memikirkan Draco, untuk sedetik dia yakin bahwa Draco tidak punya perasaan apapun padanya selain rasa benci, namun sedetik kemudian dia teringat sikapnya di Ruang Kesehatan dan di Perpustakaan tadi, membuat Harry kembali ragu. Apapun itu, pasti tidak akan membuat mereka berdua berhenti ribut jika bertemu.

Kamu tidak punya pilihan lain, Harry berkata pada dirinya sendiri, saat sudah berdiri di pintu masuk Asrama Slytherin. Harry harus tetap menjaganya agar Draco tetap selamat dan mendapatkan informasi soal apa yang dia ketahui.

Draco Malfoy keluar dari pintu masuk tepat jam sembilan malam. Mukanya merengut. "Daphne dan Astoria sudah siap untuk patroli," katanya cepat. "Mereka patroli bersama. Aneh ya? Padahal ada yang bilang padaku kalau anggota baru akan berpasangan dengan—"

"Mereka memaksa," jelas Harry cepat-cepat.

"Oh begitu." katanya lalu mengatupkan bibirnya. "Jadi aku juga bisa memaksa untuk berpasangan dengan orang lain?"

Harry mengedikkan bahu. "Kamu mau ganti pasangan? Ya bisa saja sih, silakan, kalau kamu mau."

"Baguslah," katanya, tapi kemudian tidak melanjutkan protes.

✓ At Your Service (INA Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang