"Alohomora!" Teriak Ron.
"Dan kamu pikir yang barusan itu bisa berguna?" Hermione mengetuk-ketuk kotak di atas meja depannya dengan tongkat sihirnya. Sinar sihir hijau yang berkilau seperti pita keluar dari ujungnya, lalu menyelimuti kotak itu. Warna dari pita tersebut kemudian berubah menjadi merah dan masuk perlahan melalui lubang kunci kotak tersebut dan menghilang di dalamnya. Sungguh performa yang luar biasa, namun tetap saja kotak itu tidak bisa terbuka. "Jawabannya tidak mungkin sesederhana itu. Ini kan tantangan, Ron."
"Kamu sendiri juga tidak berhasil," tunjuk Ron.
Raut Hermione menjadi masam, lalu melemparkan satu mantra lagi ke arah kotaknya. Harry curiga dia mencoba meledakkan kotaknya sampai berkeping-keping. Namun tetap saja tidak berhasil. Siswa yang lain juga sudah mencoba segala cara namun tetap gagal. Masing-masing dari mereka diberi sebuah kotak dengan ukiran lambang Hogwarts di depan mereka, namun tetap saja tidak ada siapapun yang berhasil membukanya hingga detik ini. Profesor Flitwick tengah duduk di mejanya, menyeringai gembira pada para muridnya. Dia menjanjikan pada siapapun yang bisa membukanya untuk mengambil hadiah yang ada di dalamnya. Harry menduga kalau hadiahnya adalah permen. Dan kebanggaan serta hak untuk pamer, tentu saja.
"Kok Profesor Flitwick bisa-bisanya terlihat bangga." kata Ron sambil menatap gurunya itu tak suka. "Coba saja beliau melaksanakan tugasnya untuk memperbaiki kastil dengan benar, pasti Harry tidak hampir mati kemarin."
"Tidak adil kalau kamu menyalahkan Profesor Flitwick begitu, Ron," kata Hermione. "Ada banyak orang yang berusaha memperbaiki kastil musim panas tahun ini. Mereka pasti kelewatan beberapa hal untuk diperiksa; hal seperti itu bisa saja terjadi."
Harry mendengus. "Padahal kemarin kamu juga marah-marah pada guru."
Pipi Hermione memerah, segera dia sembunyikan dengan melempar mantra sekali lagi pada kotak di depannya—yang tetap saja tak berhasil. "Kemarin aku marah karena memang baru saja kejadian. Lagipula kemarin entah kenapa semuanya terasa aneh sekali."
Memang terasa sangat aneh.
Ron menyeringai. "Tapi keren sih, apa yang kamu lakukan kemarin."
"Tapi rasanya Profesor McGonagall tidak suka dengan caraku marah-marah," Hermione menjawab dengan suara kecilnya.
Kemarin, Profesor McGonagall muncul di Ruang Kesehatan saat Madam Pomfrey merawat Harry yang luka-luka. Hermione seketika langsung protes dengan berapi-api, marah-marah karena kelalaian staf sekolah yang mengakibatkan kastil menjadi tidak aman untuk para siswa. Ternyata, jaman dahulu tangga memang dimantrai untuk dapat membawa siswa kemanapun mereka mau. Namun terbukti sangat tidak aman sehingga tangganya diberi mantra tambahan untuk diam ketika ada seseorang yang ada di atasnya.
"Salah satu mantranya yang membuat tangganya diam mungkin tidak sengaja terangkat Bulan Mei kemarin. Tapi kenapa tidak ada yang memeriksa? Harry dan Malfoy bisa saja terluka parah hari ini. Atau bahkan lebih parah."
Bibir Profesor McGonagall terkatup, kemudian dia berbicara. "Jika Anda mau, Nona Granger, Anda bisa langsung membawa kopermu dan pergi dari sini. Saya akan dengan senang hati memeriksa seluruh kastil dengan seksama dan memastikan tidak ada satupun yang terlewat. Anda bisa kembali lagi kesini setelah saya menyelesaikan semuanya—sekitar satu atau dua tahun lagi."
Kalimat itu membuat Hermione terdiam. Dia terlihat begitu sedih dan kalut, membuat raut wajah Profesor McGonagall seketika melembut. "Sekolah ini memang terlalu buru-buru dibuka kembali. Saya setuju, Nona Granger. Saya akan melaporkan kejadian ini pada Dewan Sekolah, dan Profesor Flitwick akan memastikan bahwa tangganya kembali aman. Namun sepertinya..." Profesor McGonagall memandang sekilas ke arah tubuh Tommy Wright yang masih terbujur kaku, "masih ada masalah yang lebih penting daripada tangga yang bergerak liar."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ At Your Service (INA Trans)
FanficSetelah Perang Dunia Sihir Usai, Harry kembali ke Hogwarts di tahun ke delapannya. Namun kejadian demi kejadian aneh silih berganti terjadi. Hogwarts berada dalam bahaya sekali lagi; bahaya yang begitu misterius. Harry bermaksud untuk menyelamatkan...