"Anggara dingin", ucap ku kepada Anggara yang sedang fokus mengendarai motor."Yaudah masukin tangan lo, ke kantung jaket gua".
Kemudian ku melakukan apa yang Anggara suruh.
"Gimana, gak dingin lagikan? ".
" Udah enggak".
"Besok bawa jaket biar gak dingin, kalo gak ada, pake jaket gua yang satunya" .
"Iya besok gua pake jaket lo" .
"Okeh", ucap Anggara singkat lalu kembali fokus.
Saat di perjalanan pulang, aku dan Anggara tak sengaja melihat Pasar malam yang sangat ramai.
"Mau kesana? " .
"Nanti ke malaman pulangnya".
" Gak papa lah, lagian kan besok minggu, ayok malem mingguan di sana" .
"Malem mingguan? ", ucap ku dengan bingung.
"Iyah".
Anggara lalu memarikirkan motornya di tempat yang sudah tersedia lalu kemudian turun begitu juga dengan ku.
Dia menarik tangan ku, wajahnya terlihat senang, aku yang melihatnya ikut merasa senang.
"Angga, ayok main itu", ucap ku sambil menunjuk tempat permainan melempar bola.
"Ayok"
Anggara lalu mengantri untuk membayar, dan membeli 3 buah bola untuk di lemparkan kepada botol yang tersusun.
Anggara mencoba untuk melemparnya sekali, namun tidak mengenai botol yang di target kan, kemudian mencoba bola kedua, tapi hasilnya tetap nihil.
"Lah kok gak kena-kena".
"Sini Angga, gua yang coba lempar", ucap ku ingin ikut melempar bolanya juga.
"Nih, semoga berhasil", ucapnya lalu memberikan 1 sisa bola di tangannya.
Anggara lalu mulai menghitung angka untuk ku melempar.
"Satu, Dua, Tiga" .
Aku menarik tangan ku sekuat tenaga lalu melemparnya dengan percaya diri.
"YESS KENA!", teriakku sangat senang saat melihat bola itu tepat mengenai botol yang sudah ku targetkan.
Anggara tercengang tak percaya.
"Kok bisa?, tadi gua dua kali gak kena-kena", ucap Anggara dengan wajah tak percaya.
Sedangkan aku, merasa senang sambil memegang boneka pinguin hasil kemenangan ku.
"Yee, dapet boneka pingwin lucu banget ih, liat nih Angga. Gemoy banget kayak lo", ucap ku sambil meremas pipi boneka pingwin yang ku pegang.
Lalu aku memeluk boneka itu dengan lembut, " benar-benar hangat seperti pelukan Anggara", ucap ku dalam hati, sambil memeluk boneka itu dengan senang.
"Gua namain Angga aja bonekanya, biar kalo gua kesel sama lo, bisa gua tonjok-tonjok".
"Masa di tonjok sih, Ra".
"Gak jadi deh, kasian nanti rusak, kalo rusak Anggara gak punya kembaran lagi".
"Masa kembaran gua boneka, benda mati" .
"Yakan, kalo boneka bisa di bajuin trus di peluk kalo lagi tidur, kalo lo kan gak mungkin", Ayok Angga, main yang lain.
"Di bajuin?, ya tuhan, fikiran gua", ucap Anggara sambil memegangi kepalanya.
"Jangan bikin fikiran gua gak aman ya cantik, nanti bahaya", ucap Anggara tanpa memperdulikan keramayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA
RandomFOLLOW SEBELUM MEMBACA . JANGAN LUPA VOTE DAN TINGGAL KAN JEJAK. . Hanya kata amin yang sama, yang sering kita ucapkan namun cara berdoa kita berbeda, kamu berdoa dengan menggengam kedua tanganmu, sedangkan aku mengadah. Tempat ibadahmu adalah gere...