"Ayo Angga, pulang"."Ayok," sahut Anggara.
"Za jagain Leksa ya", Reza mengangguk.
"Leksa cepet sembuh biar bisa masuk sekolah lagi," Lanjut ku yang yang langsung di anggukki oleh Leksa."Yaudah gua pulang dulu, makasih atas martabaknya, Asalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab Tomi, Devan, dan Reyhan bersamaan.
Aku keluar dari ruangan bersama Anggara, dan menuju motor yang terparkir di luar gedung.
"Yaudah Za, gua juga balik dulu ya," ucap Reyhan.
"Iya gua juga," lanjut Tomi.
"Sama," juga Devan.
"Iya," ucap Reza singkat.
"Cepet sembuh, gemoy," ucap Devan, sambil sedikit mengacak-acak rambut Leksa.
"Iya, makasih udah jenguk aku," ucap Leksa sambil tersenyum.
"Iya sama-sama," bicara Devan, Tomi, Rasya secara bersamaan.
Mereka bertiga pun keluar dari Ruangan.
Setelah mereka pergi, kini Leksa dan Reza hanya berdua.
"Eja tadi bolos?," Leksa bertanya dengan wajah serius.
"Enggak," ucap Reza berbohong.
"Yang bener?", tanya lagi dengan wajah yang lebih serius.
"Iya, gua gak bolos, kan gua izin sama Bu hani".
"Izin ketemu aku?", lagi-lagi Leksa betanya.
"Maksudnya gua izin bolos", ucap Reza jujur.
"Itu sama aja bolos".
"Beda lah, kan gua izin dulu", Reza tak ingin salah.
"Ya tapi jatohnya tetep bolos, Eja".
"Terserah lo aja mau ngomong apa , kalo menurut gua sih, gua gak bolos", ucap Reza yang lagi-lagi tak ingin salah.
"Ish, dasar gak mau salah", ucap Leksa kesal.
"Leksa", pangil Reza pelan.
"Ada apa?", jawab Leksa.
"Kemarin habis dari mana?", laki-laki itu bertanya, expresi wajahnya benar-benar mengintrogasi.
"Kok lo gak telvon gua, biasanya juga minta anter", lanjutnya."Jadi kemarin..", wajah Leksa terlihat gugup juga takut.
" Gua gak akan marah cerita aja, cerita pelan-pelan", ucap Reza sambil mengusap kepala Leksa perlahan.
"Kemarin aku di telvon Lidia, dia ngajakin ketemuan di cafe deket sekolah. Awalnya baik-baik aja, aku dan dia berbicara layaknya teman, tapi saat pulang, dia bilang..",lagi-lagi ucapan Leksa terhenti.
"Bilang apa?,"tanya Reza ingin tau.
"Dia bilang. Bisa gak sih gua milikkin Reza, dan lo pergi aja dari dunia ini. setewlah ngomong kayak gitu, tiba-tiba dia mendekat dan nusuk aku pake pisau yang ternyata dia kantungin dari tadi. Aku gak sempat menghindar jadinya kena" ucap Leksa jelas.
Reza terdiam memejamkan mata sekejap untuk meredam emosinya yang kini meronta-ronta, tangannya terkepal kuat.
"Eja, udah jangan naruh dendam, dia lakuin itu karna dia sayang kamu. Dia pengen milikkin kamu Za. Dia gak salah, yang salah itu perasaannya yang terlalu sayang sama kamu, dia terlalu suka sama kamu." Ucap Leksa gadis gemoy dengan senyum manis itu menenangkan Reza.
"Tapi Sa, lo kayak gini gara-gara dia, kenapa masih di maafin sih?" ucap Reza geram.
"Buat apa Za, buat apa aku marah sama dia, marah gak bisa bikin semuanya jadi lebih baik" .
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA
RandomFOLLOW SEBELUM MEMBACA . JANGAN LUPA VOTE DAN TINGGAL KAN JEJAK. . Hanya kata amin yang sama, yang sering kita ucapkan namun cara berdoa kita berbeda, kamu berdoa dengan menggengam kedua tanganmu, sedangkan aku mengadah. Tempat ibadahmu adalah gere...