5

787 56 0
                                    

Pagi harinya Frisly merasakan badannya pegal-pegal. Padahal Frisly tidur cukup bahkan bisa dikatakan awal dari biasanya. Wajah Frisly juga kelihatan pucat tapi dia tetap memaksa ingin masuk sekolah.

Sampai sekolahan Frisly disapa Rossa di gerbang depan yang kebetulan sama-sama baru sampai.

"Kamu kenapa Fris? Wajah kamu pucet banget" Ujar Rossa memperhatikan wajah Frisly.

"Gapapa kok Ros cuma gak enak badan aja" Sahut Frisly dengan senyuman kecil.

"Kalo sakit mending ke uks aja biar bisa istirahat sekalian" Ujar Rossa sambil tangannya merangkul pundak Frisly.

"Aku masih kuat kok nanti kalo emang udah gak kuat aku bilang ke kamu" Jawab Frisly menenangkan Rossa.

Rossa hanya bisa mengiyakan perkataan Frisly. Dia akan memperhatikan kondisi Frisly supaya tidak terjadi apa-apa nantinya. Kedua perempuan itu lalu pergi menuju kelas mereka. Tapi saat ingin naik ke lantai 2, seseorang dari belakang mereka memanggil Rossa.

"Rossa!!" Panggil orang itu.

"Ada apa Yul?" Tanya Rossa saat dirinya menoleh ke belakang.

"Nanti istirahat pertama disuruh ke ruang tari" Ujar Yulia yang tadi memanggil Rossa.

"Oh oke makasih ya Yul" Ucap Rossa lalu meninggalkan Yulia yang juga pergi dari sana.

"Aku sendirian dong nanti" Ujar Frisly dengan wajah yang dibuat sedih.

"Ya kamu ikut aja siapa tau kamu minat masuk ke ekstrakurikuler nari" Ucap Rossa.

"Rossa, aku aja gak bisa nari gimana ceritanya aku mau masuk ekstrakurikuler nari ha" Celetuk Frisly.

"Ya kan nanti diajarin Frisly, aku juga dulu gak bisa nari" Jelas Rossa.

"Enggak deh aku gak minat ikut ekstrakurikuler apapun" Ujar Frisly.

Memang sekolahan mereka tidak mewajibkan muridnya untuk mengikuti salah satu ekstrakurikuler yang ada di sekolahan. Anggep aja ada yah sekolah yang begituan.

*
*
*
*
*

Guru yang mengajar di kelas Frisly keluar dari kelas setelah bel istirahat berbunyi. Semua murid sibuk merapikan alat tulis yang mereka gunakan tadi, termaksud Rossa dan Frisly. Frisly akhirnya mau ikut Rossa ke ruang tari dengan alasan malas jika sendirian di kelas.

Selama perjalanan menuju ruang tari, Rossa menceritakan banyak hal tentang ekstrakurikuler tersebut. Frisly hanya menyimak cerita Rossa tanpa berniat bertanya atau mengeluarkan suara apapun.

Saat melewati lapangan upacara terlihat kerumunan murid-murid yang seperti sedang melihat sesuatu. Rossa yang penasaran secara tidak sengaja menarik Frisly untuk mendekat ke kerumunan tersebut. Ternyata ada yang sedang confess di tengah lapangan itu.

"Brama? Yulia?" Gumam Rossa yang masih bisa didengar Frisly.

"Itu kan cewek yang tadi pagi kan Ros?" Tanya Frisly setelah mengenali wajah perempuan yang ada di tengah lapangan itu.

"Iya itu Yulia, temennya Ria" Ucap Rossa dengan nada lirih di akhir kata.

Frisly langsung menoleh ke Rossa begitu telinganya mendengar nama Ria. Secara tidak langsung Frisly juga melihat sekitaran seperti mencari sesuatu. Dan pandangan Frisly berhenti di arah belakang tubuh Yulia. Tubuhnya seketika bergetar melihat sosok yang sekarang menatapnya dengan senyuman aneh.

Entah kenapa pandangan Frisly tidak bisa teralihkan ke arah lain. Frisly yang mulai ketakutan mencoba melawan sesuatu yang menahannya. Tangan Frisly menggenggam kalung yang sudah dia keluarkan dari balik seragamnya. Mata terpejam dan membaca doa dari dalam hati. Sampai suara sorakan terdengar membuat Frisly membuka matanya.

Indigo GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang