Chapter 7 : Khayalan dan Halusinasi

43 15 0
                                    

Ayah sedang menyeruput teh hangat saat Muti ingin mengajaknya berbicara serius. Selama ini Muti sangat dekat dengan Ayah. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya pasti diceritakan kepada Ayah, kecuali tentang keanehan atas bekas memar misterius di tubuhnya yang timbul saat ia menjadi Ara.

"Ayah, sewaktu kecil apakah ayah pernah berhalusinasi?" tanya Muti.

"Berhalusinasi? Berkhayal maksud kamu?" jawab Ayah.

"Hmmm.... Ya semacam itu."

"Kalau berkhayal, banyak anak kecil suka berkhayal dan itu wajar untuk anak-anak, nanti akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun Ayah lebih cenderung suka menuangkan imajinasi ke sebuah karya. Misal ketika kelas 4 SD ayah sudah menggambar kapal besar lengkap dengan riak ombaknya sampai membuat orang-orang terheran."

"Wow hebat... Kalau berhalusinasi? Beda ya sama berkhayal?"

"Berkhayal itu sesuatu yang diciptakan dengan sengaja oleh seseorang, sedangkan berhalusinasi itu sesuatu yang muncul diluar kendali maupun keinginan seseorang. Berkhayal umum terjadi dan akan hilang saat seseorang ingin menghentikannya, namun berhalusinasi cenderung merupakan penyakit yang perlu diobati jika muncul secara terus menerus karena tidak hilang ketika seseorang ingin menghilangkannya. Kamu sewaktu kecil sering berkhayal jadi power ranger, kamu bilang ke semua orang kalau kamu adalah power ranger. Tapi seiring bertambah usia semua itu hilang dengan sendirinya."

"Hahaha iya Muti dulu terobsesi untuk jadi power ranger... Tapi selain khayalan menjadi power ranger, apakah ada hal-hal aneh yang pernah ayah lihat dari Muti?"

"Hmm apa ya... Paling lihat kamu berbicara sendiri, tapi anak-anak kan biasa berbicara sendiri karena mungkin lagi berkhayal jadi ayah biarin... Pas sudah besar berhenti sendiri kok. Contohnya sekarang, kamu udah ga pernah berbicara sendiri kan?"

Pertanyaan ayah terasa menusuk benak Muti hingga ia menjawab dengan suara sedikit gemetar, "Hmmm iya.. Engga kok, ngga pernah," ucap Muti sambil membayangkan video tentang Ara yang mengusik pikirannya.

"Tapi kenapa kamu tiba-tiba nanyain hal kaya gini? Apa kamu ada masalah yang berhubungan dengan halusinasi?" tanya Ayah sambil mengernyitkan dahi.

"Eh engga ada kok... Cuma tadi abis liat Mas Beni dijalan ngomong sendiri, terus jadi kepikiran aja hehe," jawab Muti mencari alasan agar membuat Ayah tidak khawatir.

"Oh gitu... Yauda kalau gitu. Ngomong-ngomong ayah lagi pengen main gitar nih, tolong ambilin gitar ayah ya, kita nyanyi-nyanyi bareng," pinta Ayah.

"Oke siap... Ayukkkkk hehehe," walau Muti tidak bisa bernyanyi dengan baik namun ayah bisa bermain gitar dengan sangat baik. Mereka sering menghabiskan waktu bermain gitar sambil bernyanyi dengan suara ala kadarnya.

Another Me in Another World (DID And Bipolar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang