Chapter 11 : Awal Kedekatan dengan Kak Genta

37 10 0
                                    

Sepulang sekolah Muti menghubungi Mba Fany yang disambut ramah oleh Mba Fany. Mereka membuat janji temu pada hari senin minggu depan. Muti sangat penuh semangat untuk berkenalan dengan Mba Fany. Ia iseng membuka facebook dan mencari nama lengkap Mba Fany untuk ditambahkan ke pertamanan. Ketika sudah menemukan akun Mba Fany dan kembali ke beranda facebook, Muti melihat ada kiriman pesan dari teman Kak Genta ke wall facebook Kak Genta yang isinya sangat mengejutkan Muti.

"Genta lu kemana aja? Kata kakak lu udah beberapa hari lu ga pulang. Semuanya khawatir nyariin lu ta. Pulang ya ta..." tulis teman Kak Genta.

Muti yang sudah bertahun-tahun merasa menyayangi Kak Genta walau Kak Genta tidak mengetahuinya, merasa sangat khawatir atas keberadaan dan kondisi Kak Genta. Akhirnya Muti memberanikan diri untuk mengirim inbox ke facebook Kak Genta, "Assalamualaikum Kak Genta... Kakak apa kabar? Aku baca di wall kakak ada yang bilang kakak ga pulang ke rumah udah beberapa hari... Kakak dimana sekarang? Baik-baik aja kah? Tolong balas pesanku ya kak karena aku khawatir..."

Tidak lama kemudian Muti mendapatkan notifikasi balasan dari Kak Genta yang membuat hatinya sangat senang. "Waalaikumsalam... Kakak lagi ada di suatu tempat dan baik-baik aja kok dek... Makasih ya udah khawatirin."

Balasan sederhana membuat hati Muti sangat lega dan gembira. Selama bertahun-tahun Muti tidak pernah berbalasan pesan dengan Kak Genta, bahkan dahulu ketika bertemu saat latihan Taekwondo hanya bicara sedikit-sedikit saja. Kali ini Muti merasa mendapat kesempatan untuk mendekati Kak Genta. Dibalasnya lagi pesan tersebut, "Kakak kenapa pergi dari rumah? Ada masalah kah? Kalau butuh tempat cerita, aku bersedia mendengarkan..."

"Iya lagi ada masalah, tapi ga apa-apa kok... Lagi butuh waktu untuk menyendiri dulu dek."

"Kalau sudah lebih tenang, sebaiknya segera pulang ke rumah ya... Kasian keluarga kakak pasti khawatir banget."

"Iya ini udah niat mau pulang kok ga lama lagi... Makasih ya udah peduliin kakak."

"Iya samasama kak... Pokoknya kalau mau curhat bisa ke aku ya kak."

"Iya nanti mungkin kakak bakal cerita ke kamu kalau udah lebih tenangan dari ini ya dek... Btw kamu apa kabar?"

"Oke kak... Aku alhamdulillah baik hehe."

"Alhamdulillah... Sekolah dimana kamu sekarang dek? Masih taekwondo ga?

"Di SMAN 897 kak... Masih, ikut club taekwondo di sekolah kak. Kakak sekolah dimana sekarang?"

"Kakak sekolah di bekasi dek karna udah pindah rumah ke bekasi juga..."

"Ohgitu... Jauh ya. Masih sering taekwondo di SMP 471 ga?"

Percakapan terhenti setelah larut malam. Namun keesokan paginya Kak Genta membalas, "Pagi dek... Maaf semalem kakak ketiduran. Kakak udah jarang taekwondo dek... Kadang-kadang aja dateng latihannya hehe."

"Pagi juga kak... Ohgitu ya. Tapi gapapa kakak mah jarang Taekwondo lagi pun udah jago ga bakal luntur ilmunya hehe."

"Halah bisa aja kamu dek hahaha... Btw kamu udah sarapan belum dek?"

"Hehe bisa dong... Belum nih kak, kakak udah sarapan?"

"Kaka udah... Kamu sarapan dulu gih jangan telat makan."

"Oke kak aku sarapan dulu ya hehe."

Percakapan mereka pun berlanjut hingga pada hari-hari berikutnya. Saling menaruh kepedulian dan perhatian. Saling memberi kabar dan bercanda tawa hingga mereka menjadi dekat dan saling mengenal lebih jauh satu sama lain. Muti merasa sangat bahagia karena setelah bertahun lamanya akhirnya kini bisa akrab dengan Kak Genta walau melalui pesan elektronik.

Another Me in Another World (DID And Bipolar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang