Chapter 15 : Pernyataan Perasaan

48 12 0
                                    

Semenjak Kak Genta memberi banyak perhatian dan menunjukkan kasih sayang pada Muti, kelebatan bayang tentang kekerasan Kak Lio menjadi berkurang. Muti mulai jarang menemukan memar di tubuhnya. Intensitas kemunculan Ara menjadi lebih sedikit, mungkin dikarenakan kebahagiaan Muti yang meningkat diatas rata-rata membuatnya lebih kuat untuk menguasai diri daripada biasanya. Kehadiran Kak Genta dalam hidup Muti sungguh membawa banyak perubahan baik terutama dalam hal penyakit kejiwaan Muti. Muti merasa yakin ia akan bisa sembuh walau tanpa obat, semudah itu pikirnya.

Pertemuan Muti dan Kak Genta semakin intens. Pada hari sabtu sore Kak Genta mengirim pesan, "Dek nanti malam kakak ke rumah kamu ya... Ada yang mau kakak bicarakan serius."

Sesampainya dirumah, Kak Genta memberikan Muti coklat sambil berkata, "Kakak mau jujur dek... Tentang perasaan kakak. Sebenarnya selama ini kakak sayang sama kamu."

Muti diam mematung, ia tidak siap dengan pernyataan atas perasaan Kak Genta.

"Kakak pengen tau gimana perasaan kamu ke kakak? Apakah kamu juga sayang sama kakak?" tanya Kak Genta.

"Aku... Hmm... Jujur... Sebenarnya aku... juga sayang sama kakak." jawab Muti sambil menunduk malu-malu.

"Alhamdulillah, kalau gitu... Kamu mau hubungan kita bagaimana kedepannya? Apa kamu mau jadi pacar kakak?" tanya Kak Genta sambil menggenggam tangan Muti.

Muti sontak menarik tangannya sambil berkata, "Maaf kak... Bukan bermaksud sok suci atau gimana, tapi... Aku diajarkan untuk tidak boleh bersentuhan dengan lawan jenis, jadi aku mau kita tetap menjaga jarak seperti biasanya dan tidak perlu berpegangan tangan... Untuk bagaimana hubungan kita kedepannya, aku memang menyayangi kakak tapi aku ingin kita tetap seperti ini saja... Saling menyayangi tanpa harus ada status berpacaran."

Kak Genta terkejut dengan jawaban Muti, namun ia tetap menghargai keputusan Muti, "Kamu benar-benar perempuan baik-baik... Ini membuat kakak tersadar bahwa kakak bukan cowok yang baik, masalalu kakak pun kelam, tapi kakak akan sayang kamu dan jaga kamu dengan baik sampai kapanpun."

Tidak lama setelah mereka saling menyatakan perasaan, Intan datang dengan Muhsin, kekasihnya. "Assalamualaikum Muti... Wow, ada siapa nihhhh... Kok bisa ada sini malem minggu gini?" tanya Intan dengan wajah tekejut dan terheran karena Muti belum menceritakan tentang kedekatannya dengan Kak Genta kepada Intan.

"Iya nih Kak Genta lagi main aja tan hehhehe. Lu kok main kesini ngga bilang-bilang dulu?" tanya Muti.

"Iya nih gue abis jalan-jalan terus pengen mampir ke rumah lu, sekalian mau ngenalin cowok baru gue ke lu hehe," jawab Intan.

Mereka pun saling berkenalan satu sama lain. "Jadi kalian sekarang deket? Atau jangan-jangan kalian udah pacaran?" tanya Intan.

"Ya pokoknya gitu deh tan hehehe," ucap Kak Genta.

"Cieee... Asik akhirnyaaa sahabat gue bisa deket sama cowok pujaan hatinya dari bertahun-tahun lalu hahaha. Dia belum pernah deket sama cowok sebelumnya lho Kak Genta," ucap intan meledek.

Muti tersenyum malu-malu atas ucapan Intan, yang lainnya tertawa bersama-sama. Malam ini menjadi malam yang indah untuk Muti karena telah mengetahui perasaan Kak Genta dan bercanda ria bersama sahabat terbaiknya.

Another Me in Another World (DID And Bipolar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang