Pria berjambang tipis dengan rambut mulai panjang itu terduduk di atas motornya yang terparkir di depan kafe milik sang mantan istri. Kafe itu sudah tutup sejak pukul lima sore. Si pemiliknya, sesuai jadwal yang diingat Eijaz, kini tengah mengajar les dan perkiraannya lima menit lagi wanita itu sampai.
Benar saja, ojek online yang mengantar si wanita berhenti di depan gerbang masuk kafe. Kayla melangkah masuk ke area kafenya dengan bersenandung kecil. Tangan kirinya sudah tak lagi digips. Meski begitu dia masih menggunakan jasa ojek online karena belum bisa memperbaiki motornya.
Langkah itu terhenti saat melihat sosok pria berkuncir di atas motornya.
“Sayang,” panggil pria itu.
Kayla tak menanggapinya.
“Sayang,” panggil pria itu lagi sembari menahan tangan Kayla.
“Masnya manggil saya?” tanya Kayla santai.
“Sayang, please dengerin aku.”
“Nama saya Mikayla Senandung Cinta, bukan sayang. Dan tolong lepaskan tangan saya, atau saya akan teriak.”
Eijaz melepaskan tangan Kayla. Dia benar-benar frustasi berkali-kali ditolak dan dihindari Kayla seperti ini.
“Oh, mau nagih utang?” Kayla merogoh tasnya, mengeluarkan dompetnya dan memberikan semua uang yang ada di dompetnya.
“Maaf. Masih kurang, besok habis gajian saya lunasi,” kata Kayla.
“Kayla!” bentak Eijaz sembari menepis uang recehan milik Kayla yang disodorkan padanya.
Kayla tersentak.
“Kenapa kamu nggak kasih aku waktu buat jelasin semuanya?!”
Mata Kayla memerah, untuk pertama kalinya Eijaz membentaknya begitu keras. Jujur saja, si pelaku pun menyesali perbuatannya.
“Aku harus denger apa lagi?” lirih Kayla.
Eijaz menyugar rambutnya dan mendongakkan wajah seolah mengusir beban di kepalanya.
“Aku dan Amara, tidak seperti yang kamu pikirkan.”
“Cukup. Aku nggak mau lagi denger apapun. Kamu tahu seberapa aku cinta sama kamu kan? Kamu tahu gimana aku berjuang buat bisa dapetin hati kamu kan? Gimana aku berusaha menahan diri untuk tidak pernah memintamu melakukan hal yang bahkan sangat wajar dilakukan oleh seorang suami pada istrinya.”
Kayla menjada ucapannya, isak membuat suaranya tercekat.
“Aku mohon, kali ini saja biarkan aku egois. Biarkan aku meyakinkan diriku jika kamu yang jahat di sini. Biar aku mudah melepasmu.”
Air mata membasahi pipi Kayla.
“Kita akhiri semuanya di sini. Aku mohon. Besok, ketika kita bertemu lagi, anggap tidak pernah terjadi apapun diantara kita. Jika kamu masih mengungkit semuanya, aku yang akan pergi dan menghilang dari semestamu.”
Kayla kemudian berjongkok dan memunguti uang recehannya.
“Aku bayar sisanya kalau udah gajian.”
Kayla memasukkan uang pecahan dua ribu dan lima ratus rupiahnya di kantong jaket Eijaz.
“Oke, kalau itu mau kamu. Akan aku turuti. Aku bakal ambil peran sebagai orang jahat di sini.”
Kayla mendongak menatap mata pria itu. Eijaz terlihat berang, namun Kayla tak begitu yakin dengan arti tatapannya. Dalam satu hentakan Eijaz menarik tubuh Kayla dan mendaratkan ciuman kasar di bibir wanita itu. Kayla berusaha berontak tapi Eijaz tidak menghiraukan sang wanita yang memukuli dadanya. Eijaz menggila, dia tak peduli jika tengah berada di tempat umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Past and Future (END)
RomantizmMikayla Senandung Cinta, seorang wanita yang harus menyandang status janda di usia dua puluh empat tahun. Perjodohan yang dipaksakan oleh orang tuanya, menuntun gadis itu ke kelamnya kisah percintaan. Meski begitu, Kayla tetap menjaga hubungan baikn...