part 9

44 22 25
                                    

Kini Laskar yang sudah siap dengan pakaian basketnya, sekarang ia berdiri didepan cermin saat matanya tidak sengaja melihat lengannya yang terluka dari pantulan cermin, membuat ia tersenyum getir sambil mengikat kuat headband dikepalanya.

Langkah Laskar terhenti saat ia berada didepan tangga, membuat ia mengurungkan niatnya untuk melangkah menuruni anak tangga, matanya memanas dan dadanya terasa sesak. Saat ia tidak sengaja melihat canda tawa papa, mama, dan juga Ario diatas meja makan.

"Bahagia selalu ya, ma, pa, Ar." Gumamnya pelan.

ia melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga. Saat mama Sarah tidak sengaja melihat Laskar yang sudah siap denga pakaian seragam basketnya, membuat ia berteriak didepan meja makan.

"Askar, sarapan dulu yuk, nak." Pekik mama Sarah, namun ia menghiraukan panggilan mamanya, ia terus melangkah kakinya keluar.

"Askar!" Panggil Sarah lagi. Responnya masih sama, Sarah mengerutkan keningnya merasa bingung tidak bisanya Laskar berperilaku seperti ini.

....

"ih, ayookk Alonaaa, temenin gue buat ketemu, sama kak Azka." Rengekannya sambil menarik-narik tangan sahabatnya.

Entahlah sudah beberapa kali Salsha merengek kepada Alona untuk menemaninya buat ketemu seorang yang sangat ia sayangi.

"Gue males, Sa. Lo aja sana kelapangan basket, buat ketemuan dengan, kak Azka." balas Alona malas ke Salsha.

"Ih lo kok gitu sih, Na sama gue?" Tanya Salsha sebal, "apa lo gak ada niat buat ketemuan sama, kak Laskar? Buat ngasih dia semangat gitu?" lanjutnya sambil menaikan alisnya sebelah.

"Ada sih tap-"

"Udah buruan, Na. Gak usah tapi tapian." Salsha langsung menarik tangan Alona, saat ia belum sempat melanjutkan ucapannya.

....

Kini Laskar dan keempat temannya sedang berjalan di koridor sekolah untuk menuju kelapangan basket. Namun langkah cowok berlima itu terhenti saat seorang gadis memanggil nama Azka.

"Kak Azka!" Teriaknya kencang sambil berlari menuju kearah Azka.

Azka yang mendengar namanya dipanggil saat kencang dan juga jelas membuat ia tersenyum kegirangan. Beda dengan Winda, Dirga, Johan dan juga Laskar saat mereka melihat tingkah laku dua insan beda keyakinan itu membuat mereka hanya bisa menggelengkan kepala.

"Awas sayang jangan lari-lari nanti, kamu jatuh." Peringat Azka ke Salsha.

saat Salsha sudah sampai didepan cowok yang ia sayang, membuat ia langsung memeluk cowok tersebut, Azka yang mendapatkan pelukan dari Salsha membuat ia membalas pelukannya.

"Ekhm gini amat ya kalo bucin beda keyakinan," ejek Johan saat melihat Azka bepelukan sama Salsha

Mendengar ejekan Johan membuat Azka langsung melepaskan pelukannya dari sang kekasih, "Syirik amat lo, jomblo." jawabnya tidak suka.

"Dih sorry ya, gue gak ada niat buat syirik dengan, lo. Cinta beda keyakinan aja bangga," Balas Johan tak mau kalah.

Perkataan Johan membuat Dirga, Winda dan juga Alona menggeleng kepala. Tidak dengan Laskar, ia cowok itu hanya diam saja sedari tadi.

Saat mata Alona tidak sengaja melihat Laskar yang dari tadi hanya diam saja sambil bersandar di dinding koridor sekolah dengan memasukan kedua tangannya kedalam saku celana basketnya.

"Hai," sapa Alona merasa canggung.

"Lo nyapa gue?" tanya Laskar saat ia menyadari kehadiran Alona.

Mendengar pertanyaan konyol dari Laskar membuat Alona memutar bola matanya malas.

Laskar Giodarno [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang