eight

14 2 0
                                    

Setelah kejadian itu, hari-hari yang dialami oleh Seola tidak ada perbedaan dengan sebelumnya. Setiap hari ia diantar jemput oleh Yunho, sekolah, lalu mengerjakan tugas di kamarnya.

Bahkan interaksinya dengan Yunho juga tidak meningkat drastis. Mereka hanya sering berdiam diri di mobil atau berdebat sampai keduanya kembali terdiam. Tidak ada yang benar-benar penting untuk dibicarakan.

Hubungannya dengan Seonghwa juga tidak memiliki kemajuan. Mereka hanya sesekali berbicara melalui telepon. Dan ketika Seola mengajak Seonghwa bertemu, pria itu selalu beralasan sedang sibuk.

"Jadi kamu sudah memutuskan untuk bersama dengan siapa?" tanya Wooyoung yang tiba-tiba menghampiri bangkunya.

Seola yang sedang asyik menyandarkan kepalanya di meja pun mendongak sejenak sebelum akhirnya mengabaikan kehadiran pria itu.

"Berisik, aku mau tidur," ucap Seola sambil menutup matanya.

Wooyoung yang dasarnya jahil pun mencolek hidung Seola.

"Tidak usah pura-pura tidur. Aku tahu kamu lagi bingung," ucap Wooyoung yang sukses membuat Seola membelalakkan matanya.

Makhluk tengil itu tahu dari mana?

"Sok tahu. Aku hanya mengantuk," sangkal Seola yang malah membuat Wooyoung tertawa.

"Baiklah, biar kuberi saran. Lebih baik kamu bersama tunanganmu itu saja," ujar Wooyoung sambil memberi penekanan pada kata 'tunanganmu'.

"Calon," ralat Seola.

Wooyoung menganggukkan kepalanya, "calon tunanganmu."

Seola mendengus lalu menegakkan badannya. Kini ia menatap Wooyoung yang duduk di bangku sebelahnya.

"Memangnya kamu dibayar berapa sama Yunho sampai-sampai kamu menghasutku seperti ini?"

Mulut Wooyoung membentuk huruf O setelah mendengar ucapan Seola. "Oh jadi namanya Yunho."

Kesabaran Seola terasa di ujung tanduk, tetapi ia mengurungkan niatnya untuk menjitak Wooyoung begitu melihat pria itu tersenyum. "Aku tidak mengenalnya, apalagi dibayar. Tetapi entahlah, aku bisa melihat bahwa ia benar-benar tulus."

Ucapan Wooyoung itu membuat Seola terdiam. Memang benar, segala tingkah laku pria itu memang terlihat tulus. Tetapi masalahnya perasaannya pada Yunho tidak sebesar perasaanya pada Seonghwa.

"Tetapi masalahnya—"

"Kamu menyukai pria tanpa kepastian itu kan," potong Wooyoung.

Seola mengangguk perlahan sedangkan Wooyoung menatapnya dengan pandangan mengejek.

"Dasar wanita! Dikasih good boy, maunya bad boy," cibirnya yang langsung mengundang jitakan dari Seola.

"Dasar Jung Wooyoung sok tahu!"

Wooyoung mendecakkan lidahnya. "Ya sudah terserah kamu sajalah. Nanti kalau galau tahu rasa!" ucap pria itu sambil menjulurkan lidahnya, mengejek Seola.

Belum sempat Seola menjitaknya lagi, pria bermarga Jung itu sudah terlebih dahulu melarikan dirinya. Memang susah kalau punya teman tengil nan menyebalkan.

Seola hanya menatap kepergian Wooyoung dengan kesal. Tetapi itu hanya sesaat karena setelahnya ia kembali menyandarkan kepalanya di meja. Otaknya benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan kata-kata Wooyoung.

"Ah entahlah!" gerutunya sambil mengacak-acak rambutnya.

Tanpa disadari, kelakuannya itu menarik perhatian gadis lain di kelasnya. Im Yuri yang sedang asyik mengobrol malah melihat ke arah Seola yang sangat tidak bersemangat itu.

all about you • yunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang