eighteen

12 2 0
                                    

Song Minju berjalan memasuki kediaman Seola dengan santai. Gadis itu sempat beberapa kali membungkukkan badannya kepada pelayan yang ia temui sepanjang perjalanan ke kamar Seola.

Begitu ia sampai di tujuannya, matanya menatap sosok gadis yang terlihat masih meringkuk di tempat tidurnya.

"Dasar babi!" ujarnya.

Gadis itu berlari lalu menduduki kasur milik Seola keras-keras, membuat sosok yang sedang tertidur disana terpental ke atas.

"Arghhh!!!"

Suara teriakan Seola itu membuat Minju tertawa. Tetapi hal itu tidak lucu bagi pelayan-pelayan di rumah Seola yang menyerbu kamarnya karena mendengar jeritan putri majikannya itu.

Seola sendiri yang terbangun akibat ulah Minju kini hanya bisa melotot sebal ke arah sahabatnya itu.

"Aku tidak apa-apa," ujarnya pada pelayan-pelayannya yang perlahan mulai meninggalkannya setelah mendengar ucapannya.

"Gila pelayan di rumahmu cepat banget!" seru Minju, kagum dengan kecepatan mereka.

Seola tidak menjawab ucapan gadis itu. Malahan sekarang ia sudah menjitak kepala Minju.

"ADUH SAKIT SEOLA!" serunya sambil mengusap kepalanya.

"Siapa suruh ganggu orang tidur saja," ujar Seola dengan nada sewot khas-nya.

Minju terkekeh mendengar sahabatnya itu menggerutu. "Siapa suruh sudah jam 3 sore tapi masih tidur?" Balas Minju tak mau kalah.

"Aku sudah bangun tadi. Tapi ketiduran," sanggah Seola.

"Iya deh percaya. Ngomong-ngomong kamu tidak siap-siap? Sudah jam segini," ujar Minju.

Ia tahu temannya itu akan menghadiri acara kolega ayahnya bersama dengan Yunho. Jadi ia datang kesini untuk membantu gadis itu bersiap-siap.

"Sekarang? Kepagian," protes Seola yang saat ini sudah kembali berguling di kasur kesayangannya.

Minju menarik badan sahabatnya itu untuk duduk. "Tidak kepagian. Hari ini aku akan membuatmu menjadi sangat cantik sampai-sampai Yunho tidak akan bisa berkedip."

"Ih seram," ujar Seola sambil mengusap-usap lengannya karena mendadak bulu kuduknya berdiri karena mendengar ucapan Minju.

Gadis bermarga Song itu benar-benar serius dengan ucapannya. Setelah dirinya bersusah payah membuat Seola mandi, kini gadis itu siap mendadani gadis bermarga Kim yang terlihat memasang tampang cemberutnya.

Minju memang ahli dalam hal make up karena itulah kegiatan yang ia tekuni selama 2 tahun belakangan dan Seola tahu akan hal itu. Jadi ia hanya pasrah saja ketika Minju mulai mencoret-coret mukanya dengan peralatan make up atau apalah itu.

Setelah bergulat dengan alat-alat makeup selama kurang lebih 2 jam, akhirnya Minju menyelesaikan kegiatannya menyiksa Seola. Gadis itu membuka matanya dan menatap senang karena penderitaannya akan berakhir.

"Oh jangan senang dulu Seola. Rambutmu belum selesai. Lagipula kamu masih harus memilih pakaian," ucap Minju ketika membaca raut wajah Seola.

Gadis bermarga Kim itu hanya bisa pasrah ketika Minju mulai menarik-narik rambutnya menggunakan peralatan lainnya. Ia memutuskan tidak banyak bergerak karena tidak mau mahkota kepalanya itu rusak.

"Jangan bikin aku botak ya!" Pesan Seola yang hanya dibalas dengan kekehan oleh temannya itu.

Kedua proses tersebut berlangsung cukup cepat karena Minju seperti sudah ahli dibidangnya. Terlihat sebelum jam menunjukkan tepat pukul 6, Seola sudah terlihat sangat siap bertemu dengan pangerannya.

"Sekarang aku jamin Yunho tidak akan bisa berkedip lagi," guraunya sambil menatap Seola dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Terima kasih Song Minju. Kamu sudah mengutuk pria tidak berdosa," balas Seola.

Minju tertawa mendengar candaan temannya itu. Tak lupa gadis itu juga memberikan sentuhan terakhir yaitu semprotan parfum dengan aroma yanh elegan. Tepat setelahbya, pintu kamar Seola diketuk dan muncullah wajah salah seorang pelayan.

"Nona Seola, Tuan Yunho sudah tiba dibawah."

¤¤¤

Mobil hitam Yunho terlihat terparkir di halaman kediaman Tuan Kim. Sedangkan sang pemilik sendiri sudah duduk di sofa ruang tamu sembari menunggu gadisnya untuk turun.

Yunho terlihat menunggu dengan sabar seraya memainkan ponselnya. Pria itu terlihat tenang sampai tiba-tiba suara gaduh mulai terdengar dari lantai atas.

"Berisik Minju! Nanti mulutmu aku sumpal dengan tisu!"

Jari-jari Yunho yang sedari tadi bergerak langsung terdiam. Dirinya terkekeh pelan ketika mendengar suara yang sangat ia kenali.

Ya siapa lagi kalau bukan suara Kim Seola yang sedang mengumpati temannya karena menggoda dirinya.

Pria itu baru akan melanjutkan aktivitasnya di ponselnya jika saja ia tidak mendengar derap langkah kaki sedang menuruni tangga.

Tidak, bukan derap langkah kaki melainkan suara sepatu hak tinggi yang terdengar bersentuhan dengan lantai.

Lantas, pria bermarga Jeong itu segera menyimpan ponselnya di balik jas-nya dan bangkit berdiri.

Dan sepertinya Minju bisa beralih profesi menjadi dukun karena Yunho benar-benar bertindak sesuai dengan ucapan gadis itu. Kedua mata pria itu menatap lekat penampilan Seola malam itu. Begitu terpesonanya sampai inderanya itu sama sekali tidak berkedip.

Gadis itu terlihat sangat cantik dengan balutan gaun selutut tanpa lengan berwarna hitam dan tas berwarna senada. Rambut panjangnya dibiarkan terurai pada salah satu sisi sementara riasan wajahnya membuat penampilannya malam itu sangat sempurna.

Perlu diketahui ternyata tidak hanya Yunho yang terpesona dengan penampilan gadis itu. Seola sendiri hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah ketika melihat Yunho berdiri gagah dengan balutan jas yang sangat cocok dengan postur tubuhnya.

Ditambah lagi tatanan rambut pria itu yang membuat Yunho terlihat seratus kali lipat lebih tampan dari biasanya.

Ada ya manusia bentukannya seperti ini?

"Tuhkan Yunho gak bisa kedip!"

Ucapan Minju sukses membuat Seola dan Yunho sama-sama membuyarkan pandangannya. Seola terlihat mengalihkan pandangannya sementara Yunho mengedipkan matanya berulang kali.

Minju sendiri hanya bisa tertawa menikmati tontonan di depannya itu.

"Song Minju, awas kau!" Ancam Seola yang membuat Minju menaikkan kedua tangannya, tanda menyerah.

"Baiklah, aku tidak akan mengganggu kalian. Selamat bersenang-senang!" Ujarnya kemudian menghilang di balik pintu kamar Seola.

"Biarkan saja. Dia gila," jelas Seola pada Yunho.

"Tidak apa-apa. Lagipula ucapannya tidak salah. Ayo berangkat!"

Seola mengerjapkan kedua matanya berkali-kali ketika mendengar pembelaan Yunho.

Jadi pria itu mengakui kalau dia terpesona?

Yunho yang sudah berjalan terlebih dahulu kini membalikkan badannya dan menatap Seola yang masih mematung di tempatnya. Gadis itu masih sibuk berusaha mencerna apa yang baru saja ia dengar.

"Kamu mau berangkat sekarang atau berdiri disana semalaman?" Tanya pria itu yang langsung membuat Seola tersadar dan berjalan menyusul Yunho.

Gadis itu hendak membuka pintu mobilnya tetapi Yunho sudah terlebih dahulu membukakan untuknya. Refleks, ia pun melotot pada Yunho.

"Ini bukan area sekolah kan? Jadi aku bisa melakukannya," ujar pria itu sambil tersenyum manis.

Astaga! Kenapa pria itu harus tersenyum seperti itu?

Seola berpura- pura tidak peduli dan melengos masuk ke dalam mobil. Ketika Yunho sudah menutup pintu, ia pun memegang dadanya yang sudah berdegup tidak karuan.

Kendalikan dirimu, Kim Seola!


to be continued

all about you • yunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang