five

12 2 0
                                    

Setelah ucapan dingin nan menusuk yang diucapkan oleh Yunho, baik keduanya tidak ada yang membuka mulutnya sepanjang perjalanan. Bahkan Seola sendiri tidak berpamitan pada Yunho dan segera masuk ke rumahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Yunho sendiri hanya bisa menghembuskan napasnya, menyesal karena ia tidak bisa menahan emosinya. Wajar saja gadis itu mencurigainya, tetapi mengapa ia marah karena ketidak tahuan gadis itu?

Apakah karena gadis itu membandingkan dirinya dengan Seonghwa?

Ah, andai saja Seola tahu Seonghwa itu tidak sebaik yang ia kira...

Yunho menghembuskan napasnya sekali lagi lalu menjalankan mobilnya dan menyingkir dari rumah gadis itu.

Tanpa ia tahu, sosok gadis yang dipikirkannya itu memperhatikan kepergiannya dari jendela kamarnya di lantai dua. Seola menatap kepergian Yunho dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia hanya berdiri disana beberapa saat sebelum akhirnya menutup gorden dan melempar tubuhnya di kasur.

"Menyebalkan! Bukannya menjelaskan semuanya, ia malah marah padaku," gerutunya sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Entah mengapa ia kesal setengah mati. Padahal kan kalau dipikir-pikir buat apa juga ia kesal. Seharusnya yang kesal kan pria itu, bukan dirinya.

Tunggu... Tadi pria itu bilang apa?

Jangan menyimpulkan semuanya sendirian jika tidak tahu kebenarannya...

Seola jadi penasaran, kebenaran apa yang sebenarnya tidak diketahuinya.

Ponsel yang berada di meja nakas miliknya itu bergetar hebat, membuat Seola terkejuy dan dengan cepat mengambil benda kecil tersebut.

Sebuah panggilan tanpa nama membuat alisnya berkerut. Meskipun begitu ia tetap menerima panggilan yang masuk tersebut.

"Halo?" ujarnya.

"Ini aku," sahut suara di seberang sana.

Seola mengenali suara itu, suara sosok yang baru saja membuatnya kesal-Jeong Yunho. Lalu mengapa pria itu menghubunginya, padahal tadi ia terlihat menutup mulutnya rapat-rapat.

"Kenapa?" tanya Seola dengan nada ketus.

"Bisa kamu turun sebentar?"

Pertanyaan itu membuat Seola otomatis bangkit dari kasurnya dan melihat ke arah jendela. Apakah Yunho kembali ke rumahnya?

Tetapi ia tidak melihat mobil pria itu disana. Bahkan sosoknya pun juga tidak terlihat.

"Jangan menipuku! Kamu tidak kembali kan? Mobilmu tidak terlihat tuh," gerutu Seola.

Tidak ada balasan dari seberang sana. Hanya ada suara kekehan yang terdengar menyebalkan di telinga gadis itu.

"Turunlah!"

Hanya itu saja, selanjutnya pria bernama Jeong Yunho itu memutuskan panggilannya secara sepihak.

"Ck! Ada apa sih?" gerutu gadis itu, semakin kesal dengan sikap Yunho.

Ia menimbang-nimbang haruskah ia turun dan melihat apa yang dibicarakan pria itu atau tetap berada di kamarnya. Tetapi karena rasa penasarannya yang tinggi, ia pun memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan turun kebawah.

Begitu membuka pintu, ia benar-benar tidak menemukan siapapun disana. Hanya ada hembusan angin senja yang menyapa wajahnya.

"Yunho sialan! Memangnya aku berharap apa sih dari dia?" omelnya pada diri sendiri.

Saat hendak berbalik masuk, matanya tidak sengaja melihat sebuah benda yang sangat familiar bersadar pada pilar rumahnya.

"Astaga tas sekolahku!" ujarnya sambil menghampiri tas sekolah miliknya dan menyampirkan di pundaknya.

all about you • yunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang