three

18 2 0
                                    

"Sampai kapan kamu bakal menginap disini terus?" tanya Minju seraya menjatuhkan pantatnya di kasur miliknya yang saat ini terbagi dua karena adanya makhluk bernama Seola yang menginvasi tempat peristirahatannya.

Sudah dua hari sejak insiden kaburnya gadis bermarga Kim itu. Dan jika diperhatikan secara seksama sepertinya gadis itu juga tidak berniat pulang.

Seola yang lagi asyik memainkan ponselnya pun menoleh pada Minju. "Entahlah. Kenapa memangnya? Kamu tidak suka aku disini?" tanya gadis itu yang langsung disambut dengan gelak tawa oleh Minju.

"Iya, aku tidak suka kamu disini. Jadi kamu bisa pergi dari sini," ujar Minju berlagak seolah mengusir Seola.

Gadis itu menggerutu lalu melemparkan sebuah bantal berukuran kecil tepat di wajah sosok bernama Song Minju itu.

"Aku hanya bercanda. Kamu boleh tinggal disini selama yang kamu mau, tetapi apakah kamu tidak khawatir dengan ayahmu di rumah?"

Kalimat yang terlontar dari mulut Minju itu seolah menyadarkannya. Apakah ia tidak khawatir dengan ayahnya? Ia membayangkan ayahnya saat ini sedang bingung dan khawatir mencari dirinya.

Dia jadi ingin cepat-cepat pulang...

TETAPI IA MASIH KESAL DENGAN PERJODOHAN ITU!!!

Seola yang awalanya diam saja tiba-tiba mengacak rambutnya sendiri, bingung apa yang harus ia lakukan. Sementara itu Minju yang sudah lama mengenal sahabatnya hanya bisa tertawa.

"Pulanglah, jangan membuat ayahmu khawatir. Masalah perjodohan itu, pasti nanti ada jalan keluarnya," tutur Minju sambil mengusap-usap bahu Seola.

Gadis itu hanya menghembuskan napasnya lalu mengangguk pelan.

"Baiklah, aku pulang saja hari ini," ujar Seola.

Minju mengerjapkan matanya, seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Serius langsung pulang hari ini?"

"Eung, memang kenapa?" tanya Seola balik.

"Tidak apa-apa. Kukira kamu bakal pulang besok atau mungkin lusa."

Seola menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau membuat ayahku khawatir lebih lama lagi."

Setelahnya, Seola dibantu oleh Minju membereskan barang-barang bawaan gadis itu. Tidak banyak sih, mengingat gadis itu tergesa-gesa ketika melarikan diri dari rumahnya.

"Mau kuantar?" tawar Minju setelah memasukkan barang terakhir ke tas milik Seola.

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Tidak usah, aku bisa pulang sendiri. Lagipula Yeosang mau kesini kan?"

Kedua mata Minju membulat sempurna begitu mendengar ucapan Seola. "Aku tidak sengaja melihat chat-mu tadi," ujar Seola sebelum Minju sempat bertanya.

Seola tidak sengaja melihat semua percakapan Minju dan Yeosang-pacarnya ketika ponsel gadis itu tergeletak begitu saja di meja dengan layar menyala. Yeosang mengatakan bahwa ia ingin mampir di tempat Minju tetapi gadis itu menolak karena masih harus menemani Seola disini.

Sebelum Minju sempat mengatakan apapun, Seola lebih dahulu membuka mulutnya. "Aku pulang dulu ya.
Terima kasih Minju-ah," ujarnya dan langsung menyingkir dari sana.

¤¤¤

"Bodohnya aku!"

Seola hanya bisa merutuki dirinya sendiri karena kesialan yang tidak ada habisnya menghampiri dirinya. Dengan kesal ia pun berjalan kaki ke rumahnya sambil menghentak-hentakkan kakinya yang mulai terasa pegal itu.

Ia tidak punya pilihan lain selain berjalan kaki ke rumahnya yang berada di kawasan elit. Hal itu dikarenakan uang di dompetnya dan juga saldo kartu bus miliknya sudah habis. Selain itu, baterai ponselnya ikut-ikutan mati, membuatnya tidak bisa meminta pertolongan pada siapapun.

all about you • yunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang