nineteen

11 2 0
                                    

Acara kolega ayahnya itu benar-benar ramai dan sangat terlihat bahwa sang pemilik acara menggelontorkan banyak uang untuk acara ini.

Suara dentuman musik bercampur dengan suara banyak orang bercakap-cakap menusuk telinga Seola. Jika boleh jujur, sebenarnya ia tidak menyukai tempat seramai ini.

Seola memperhatikan seluruh sosok yang berada disana yang sudah dipastikan rata-rata adalah seorang pebisnis. Dilihat dari penampilannya sudah dipastikan berasal dari golongan kelas atas semua.

Tiba-tiba saja Seola menjadi minder. Dirinya merasa kecil dibandingkan orang-orang yang berada disana. Ia masih berada di tahun terakhir sekolah menengah dan tiba-tiba saja sudah berada ditengah-tengah kalangan pebisnis.

Karena terlalu sibuk dengan pemikirannya sendiri, Seola tidak menyadari bahwa Yunho yang sedari tadi berdiri di sebelahnya itu diam-diam memperhatikannya secara seksama.

Sadar dengan raut wajah Seola yang tiba-tiba berubah, Yunho pun langsung meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya erat. Pergerakannya itu membuat gadis yang berdiri di sebelahnya mendongak ke arahnya.

"Tidak usah khawatir. Aku akan selalu bersamamu."

Kata-kata itu bagaikan obat penenang bagi Seola. Ditambah lagi sentuhan hangat dan juga senyuman manis dari pria itu berhasil membuatnya tenang.

Ya, seharusnya ia tidak perlu takut karena ada Jeong Yunho disisinya.

"Pegang tanganku dan jangan dilepas! Nanti kamu tersesat," ucap Yunho

Gadis itu mengikuti langkah Yunho tanpa melepaskan genggaman tangannya yang terasa hangat.

"Mau foto dulu?" Tawar pria itu seraya melirik booth foto yang sudah tersedia disana.

"Boleh!" Ucap Seola nenyetujui ajakan tersebut.

Tangan Yunho sama sekali tidak melepaskan tangan Seola ketika mereka berdua menunggu giliran berfoto. Seola melirik tangannya yang sedari tadi berada di genggaman Yunho. Tangan pria itu berhasil menyalurkan kehangatan sampai pada hatinya.

Tidak butuh waktu lama tiba giliran mereka untuk berfoto. Kecanggungan langsung menghinggapi keduanya karena mereka berdua sama-sama tidak pernah berfoto bersama.

"Pose apa?" Bisik Seola.

Bukannya menjawab, pria itu malah merangkul pundak gadis itu. "Berposelah sesukamu."

Jawaban yang sangat tidak membantu...

Dirinya melirik Yunho yang sudah siap berfoto dengan senyuman manisnya. Jadi, ia hanya mencontoh pose pria itu... benar-benar tidak kreatif.

Setelah selesai, pria itu mengajaknya berjalan ke area bagian makanan.

Ah, pria itu tahu saja jika dirinya sudah tidak sabar untuk mencicipi semua makanan disini.

"Silahkan dicicipi semuanya nona," ujar Yunho berlagak seperti seorang pelayan.

"Terima kasih. Oh iya, jangan lupa pesanannya 20 buah es krim," balas gadis itu meladeni candaan Yunho.

Pria itu terkekeh mendengarnya. "Mau pabriknya atau es krimnya saja nona?"

Sontak Seola tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Dirinya menatap Yunho yang saat ini sudah tersenyum padanya.

Yunho sama sekali tidak membayangkn bahwa dirinya bisa bercanda dengan gadis di hadapannya itu. Gadis yang selalu menjawabnya dengan judes kini terlihat tertawa dengan bebas.

Ia menatap Seola lekat-lekat lalu mendekatkan wajahnya di telinga gadis itu. Seola bisa merasakan deru napas Yunho menabrak area telinganya.

"Aku sudah bilang ke kamu belum kalau kamu cantik banget malam ini."

all about you • yunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang