four

16 2 0
                                    

Jam baru saja menunjukkan pukul 10, tetapi sosok pria berambut hitam terlihat sudah duduk di kelasnya dengan pandangan kosong sambil menidurkan kepalanya di meja. Kelasnya baru dimulai setengah jam lagi tetapi mengapa ia sudah berada disana. Meskipun begitu tangannya sibuk memegang ponsel dengan layar menyala.

Setelah sekian menit, ia pun seolah tersadar dari lamunannya. Dengan cepat ia mengetikkan beberapa kalimat pada kontak bernama Kim Seola itu. Setelah pesan itu benar-benar terkirim, ia pun memejamkan matanya. Sesekali ia mengintip ponselnya, seolah takut.

Getaran ponselnya yang tiba-tiba membuatnya terkejut bahkan sampai menegakkan tubuhnya. Ia tidak menyangka pesannya akan dibalas secepat itu.

"Astaga!" ujarnya sambil mengelus dadanya.

Meskipun begitu, dengan cepat ia mengambil ponselnya tersebut dan membaca pesan yang masuk-dari Kim Seola.

"Ini siapa?"

Sosok tersebut hanya bisa menghembuskan napasnya dengan kecewa. Ternyata gadis itu sama sekali tidak menyimpan nomornya.

"Yunho? Pagi sekali kamu datang!"

Park Seonghwa terlihat muncul dari pintu dan berjalan mendekatinya. Yunho sendiri masih sempat mengetikkan balasan pada Seola sebelum akhirnya memasukkan ponselnya ke saku celananya.

Meskipun pergerakkannya itu bisa dibilang cepat, tetapi Seonghwa melihat semuanya. Pria itu terkekeh sambil menepuk bahu temannya itu.

"Tenang saja. Aku tidak akan mengintip chat-mu bersama wanitamu," ujar Seonghwa sambil tertawa.

"Aku tidak sedang chatting-an," elak Yunho.

Seonghwa yang duduk di sebelahnya pun hanya bisa tersenyum penuh arti. Ia tahu temannya itu benar-benar berbohong padanya. Ah, ia jadi penasaran siapa gadis yang dekat dengan temannya itu.

"Ngomong-ngomong, kemarin aku melihat mobil yang mirip dengan milikmu," ujar Seonghwa.

"Oh ya? Kamu melihatnya dimana?" tanya Yunho.

"Di kawasan Pyeongchang-dong, jam 8 malam. Kemarin aku mengantar temanku pulang ke rumahnya."

Seonghwa terlihat santai dengan apa yang ia ucapkan tetapi tidak dengan lawan bicaranya. Meskipun sedikit panik karena Seonghwa sempat melihat mobilnya, tetapi Yunho berusaha menyembunyikannya.

"Ah, mungkin hanya mirip saja. Yang memiliki mobil seperti itu kan tidak hanya aku," elak Yunho yang berhasil membuat Seonghwa percaya.

"Memangnya kamu ngapain di daerah sana? Rumahmu kan jauh dari situ," tanya Yunho. Dirinya penasaran bagaimana bisa pria itu berada disana.

"Ah, kemarin aku mengantar seseorang. Kasihan, dia baru saja kabur dari rumah dan membutuhkan tumpangan untuk pulang."

Meskipun tadi ia berhasil mengelak, hati Yunho sama sekali tidak tenang. Apalagi setelah tahu bahwa kemarin yang mengantarkan Seola pulang adalah Park Seonghwa.

Sepanjang pelajaran kuliah berlangsung, Yunho sama sekali tidak bisa memfokuskan pikirannya pada pelajaran. Ia pun memejamkan matanya sambil menghembuskan napasnya pelan. Aktivitasnya itu menarik perhatian Hongjoong yang berada di sebelahnya itu.

"Kamu kenapa? Sakit?" tanya pria berambut pirang itu pada Yunho.

Mendengar perkataan temannya itu membuat Seonghwa yang sedari tadi memperhatikan penjelasan dosen pun menjadi ikut menoleh dan menatap Yunho dan Hongjoong bergantian.

Sadar dirinya menjadi pusat perhatian teman-temannya pun membuat Yunho menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Aku baik-baik saja, tidak usah khawatir."

all about you • yunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang