eleven

13 1 0
                                    

Matahari yang terlihat mulai terbenam terlihat menemani seorang gadis berambut hitam legam sepunggung. Gadis itu terlihat melihat ke arah jalanan dengan gelisah seolah-olah ia sedang menunggu seseorang.

Tidak butuh waktu lama ia berdiri disana, sebuah motor berhenti tepat di hadapannya, membuatnya tersenyum berbinar. Sementara ekspresi yang berbeda ditampilkan oleh sosok yang terlihat melepaskan helmnya itu.

"Terima kasih Jung Wooyoung!" seru Seola pada temannya, Wooyoung yang mau menjemputnya sampai disini.

Wooyoung sendiri hanya mendengus lalu menyerahkan helm lainnya untuk dikenakan Seola.

"Memangnya kamu tadi pergi sama siapa sih? Kok bisa sampai sini?" tanya Wooyoung sambil menatap Seola yang sedang memakai helmnya.

"Sama Park Seonghwa," ucap gadis itu enteng.

Kedua mata Wooyoung melebar begitu mendengar jawaban gadis itu. Bagaimana bisa Park Seonghwa membawa gadis itu kesini lalu menelantarkannya begitu saja?

"Lalu dia kemana? Kenapa tidak mengantarmu pulang?" tanya Wooyoung sambil berusaha menyeimbangkan motornya karena kini Seola mulai naik di belakangnya.

"Ada urusan mendadak jadi dia pulang duluan," jawab Seola enteng.

Wooyoung benar-benar tidak mempercayai apa yang didengarnya saat ini. Ia melirik ke arah spionnya dan melihat ekspresi Seola yang terlihat seperti biasa saja.

"Memang ya cinta itu buta," ucap Wooyoung lalu mulai menyalakan mesin motornya.

Seola yang mendengarnya pun hanya bisa diam, berpura-pura ia tidak mendengar ucapan temannya itu.

Motor Wooyoung melaju dengan gesit menembus keramaian di kota Seoul. Selama perjalanan itu pula mereka berdua tidak banyak berbicara. Hal ini dikarenakan Wooyoung tahu gadis itu sedang memikirkan sesuatu. Pria bermarga Jung itu sesekali melirik ke arah spion dan memergoki gadis itu sedang melamun.

Tidak butuh waktu lama, mereka berdua sudah sampai di kediaman Seola yang terlihat sepi seperti biasanya. Seola segera turun dari motor Wooyoung dan melepaskan helm yang bertengger di kepalanya.

"Terima kasih ya. Aku tidak tahu bagaimana nasibku jika kamu tidak datang," ucap gadis itu sambil menyerahkan helm yang sedari tadi dikenakannya.

"Tidak masalah. Lagipula kenapa kamu tidak menghubungi tunanganmu saja, si Yunho?" tanya Wooyoung.

Pertanyaan Wooyoung itu seolah-olah menyadarkan Seola mengenai Yunho. Kenapa ia tidak kepikiran menghubungi pria itu daripada menyusahkan Jung Wooyoung?

"Tidak kepikiran hehehe. Lagipula ponselku mati setelah menghubungimu," ujar Seola.

Wooyoung tidak bereaksi apa-apa setelah mendengar jawaban santai dari Seola.

"Dia tahu kamu pergi bersama Seonghwa?"

"Tidak. Kenapa memangnya?" jawab Seola

Kini, Wooyoung hanya bisa memijit pelipisnya. Dirinya pusing melihat tingkah laku temannya yang satu itu.

"Sudahlah, aku pulang saja. Menghadapimu membuat kepalaku rasanya mau pecah," ucap Wooyoung.

Setelah mengatakan hal seperti itu, pria itu terlihat memakai helm-nya lalu melanjukan motornya, meninggalkan Seola dengan beribu pertanyaan di otaknya.

Memangnya salah ia tidak memberi tahu Yunho?

Seola menaikkan kedua bahunya lalu memasuki rumahnya yang seperti biasa hanya ada pekerja yang dibayar ayahnya. Ia pun berjalan masuk ke kamarnya, melemparkan tasnya begitu saja di lantai, lalu membaringkan tubuhnya di kasur tersayangnya.

all about you • yunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang