Malam begitu hening, Saint tertidur pulas di ranjang sang Tiger yang dingin. Hanya kepada Saint dia bisa mulai luluh dan mulai merasa peduli.
Perth menatap Saint yang terbaring lelap, mendekat dan mulai menyentuh wajah putih mulus itu.
" Saint, kau bilang kau menyukaiku. Apa aku tak salah mendengar? Aku sering melihat mu berkencan dengan wanita dan sekarang kau mengatakan kau menyukaiku, apa kau hanya mempermainkan ku? "
Tapi Perth begitu terpesona oleh Saint, dia pun tak mengerti dengan perasaan nya. Sejak Saint mulai masuk dalam hidupnya dia mengalihkan dunianya kepada Saint.
Dulu Saint adalah Kaka kelas Perth d SMA, Perth sudah mulai mengagumi nya sejak itu. Tapi dia belum begitu mengerti tentang perasaan nya, sampai sekarang dia masuk universitas dan jurusan yang sama Saint hanya untuk bisa melihat Saint.
Awal masuk universitas Perth begitu di bully oleh Saint dan temannya. Karena masih anak baru Perth hanya bisa diam dan mematuhi perintah mereka, untuk bisa mendapatkan Gier engineering.
Persepsinya terhadap Saint berubah karena perubahan sikap Saint juga. Perth mulai membencinya, apalagi saat Saint selalu berganti ganti Wanita. Di matanya Saint hanya pria brengsek.
Sampai akhirnya Saint mulai mendekati Perth. Entah apa di balik semua itu Perth pun tak mengerti alasannya, tapi saat ini perasaan yang dulu mulai kembali. Dan Perth kini paham maksud dari perasaannya, namun dia masih ragu untuk bisa mengatakan yg sebenarnya.
Perth pun berbaring dan tidur di samping Saint. Tangan kanannya tak henti mengusap rambut Saint, keesokan paginya saat Perth terbangun dia merasa kaget karena Saint memeluknya saat ini.
Ada senyum kecil di bibirnya, Perth mencium rambut Saint dan mengusapnya. Perth mulai bangun perlahan agar tidak membangunkan Saint, dia ada kelas pagi hati ini. Jadi dia pergi ke kampus dan meninggalkan Saint sendri.
***
Sekarang sudah pukul 10.00 Saint mulai sadar dan terbangun.
" Emmmzz, di mana aku?, Loh ini kan kamar Perth"
Dia mulai mengingat kejadian tadi malam tapi dia tidak ingat semua. Dengan kepala masih agak sedikit pusing dia terbangun, dia mencium harumnya aroma masakan.
Saint pun keluar dan mengira itu Perth yang masak. Ternyata ada seorang wanita paruh baya yang sedang memasak di dapur kondiom Perth. Wanita itu menatap Saint dan memanggilnya.
" Hai nak kau sudah bangun?, Maaf kalo saya berisik dan membangunkan mu "
" Oh, tidak Bu tidak apa-apa , ibu ini...?"
" Sini sayang mendekatlah "
Saint berjalan kearahnya
" Saya ibunya Perth, saya sering ke sini untuk membersihkan dan membutakan makanan untuk Perth. "
" Oh ibunya Perth, swadi krap Tante🙏"
" Swadi kha, panggil saja bunda yah "
" Emm, Iyah bunda, saya Saint saya tinggal di sebelah kamar Perth "
" Bunda sangat senang akhirnya Perth punya teman juga, dia sangat manja dan pendiam dan agak sulit untuk bersosialisasi " ucapannya sambil sibuk memasak.
" Emmmzz, kalo begitu saya akan kembali ke kamar saya yah Tan, ehh Bun "
" Ehh, jangan dulu sini makan dulu pasti perut kamu paper belum makan "
" Iyah juga sih Bun" ucapnya tersenyum
Saint mulai akrab dengan ibu Perth. Mereka bercerita kesana kemari, dan ibunya Perth pasti menceritakan tentang anaknya.