Hari ini di kampus foto pemotretan itu sudah terbit di majalah dan media sosial seluruh kampus mengetahuinya dan membuatnya heboh. Semua mahasiswa memasangkan Saint dengan phi Mew.
Tak butuh waktu lama untuk Perth mengetahuinya, hatinya begitu panas seakan ingin meledak tapi lagi dan lagi dia hanya bisa diam memendam semua.
Saint melihatnya di lorong kampus tapi Perth hanya bisa mundur dan menjauh, Saint ingin mengejarnya tapi tak bisa karna terhenti oleh phi Mew. Mereka berbincang tentang jadwal work shop selanjutnya.
Di sisi lain Saint sangat berantusias dengan series barunya karena ini cita-citanya dalam akting. Tapi dia harus mengorbankan perasaan seorang yang sangat mencintainya.
Perth hanya bisa menutup mata dan telinganya, berusaha tegar dan berpura-pura tidak mengetahui semuanya. Sakit memang tapi mau gimana lagi mungkin ini resiko untuk mencintai seseorang Saint.
Ketika di kondiomnya,
" Baru seperti ini saja hatiku sudah sangat sesak aku sangat stres dan tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar ataupun olahraga apa yang harus aku lakukan apa aku harus seperti ini terus, ini tidak baik untukku kalau nilaiku turun dan beasiswa ku dicabut kasihan juga ibu, aku harus tetap semangat menjalani hidupku, aku juga harus meraih apa yang menjadi mimpiku. Tapi aku sangat mencintaimu Saint "
Menghelah nafas panjang dengan mata terpejam berbaring di atas sofa dengan hembusan angin dari jendela yang terbuka. Karena terlalu lelah dan tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan ini semua dia pun tertidur lelap di sofa itu.
Ketika dia tertidur pulas seseorang masuk ke kamarnya melihatnya yang tidur terlelap di atas sofa dengan seragam yang masih lengkap dan kaos kaki yang masih terpasang, orang itu duduk berlutut di sampingnya membelai lembut rambutnya.
" Kau sangat lelah ya sampai tertidur seperti ini, apa harimu sangat berat nak "
Ya itu Ibu Perth yang datang setiap minggu untuk mengunjunginya, seperti biasa dia membereskan kamar dan seluruh kondiom anaknya. Sebenarnya kamarnya juga tidak terlalu berantakan karena sedikit demi sedikit Perth juga menjaga kebersihan dan selalu membereskan kamarnya.
Tapi tadi sengaja saat ibu membuka lemari dia terkejut dengan apa yang ada di sana. Ada beberapa foto Saint di sana dan beberapa benda yang dia miliki sejak SMA dan masih disimpan dengan baik, ada sebuah buku aku berwarna biru yang membuat Ibu semakin penasaran.
Dia terduduk di atas kasur membaca isi buku itu ternyata buku itu adalah buku harian Perth, memang dia tak banyak menulis di sana tapi pada intinya beberapa hal penting tertulis di sana termasuk ungkapan perasaannya kepada Saint yang sejak dulu dia simpan.
Ibu tidak tahu bahwa Perth sudah menjalin hubungan dengan Saint, tapi dengan menemukan buku ini yang menjadi paham apa yang diinginkan oleh anaknya. Seorang ibu berusaha mengerti tapi untuk seorang ayah mungkin itu akan butuh sedikit waktu.
Tapi Ibu tidak ingin menceritakannya dulu kepada ayahnya karena Perth sendiri pun belum membicarakan itu kepadanya. Sekedar mengetahui perasaan dari anaknya ibu hanya bisa mendukungnya dari belakang dengan senyuman dan pelukan hangat agar hidupnya lebih semangat tentunya.
Perth terbangun dia sadar ada seseorang di kamarnya Dan dia mengira itu adalah kekasihnya tapi ternyata itu,
" Ibu ?"
" Iya ini Ibu kenapa kamu terkejut seperti itu memang kau kira seseorang di kamarmu itu siapa? "
" Akhh tidak, kenapa ibu ke sini ini kan bukan akhir minggu? "
" Ibu hanya mampir tadi ibu sudah bertemu dengan teman ibu tadi dan tempatnya tidak jauh dari sini jadi ibu mampir ke kamarmu, Oh iya minggu depan adalah hari ulang tahun ayahmu jadi kumohon kamu pulang ya ayahmu sangat merindukanmu "
Perth duduk di samping ibunya dan memeluknya,
" Iya Bu aku pasti akan pulang "
" Ya sudah ibu akan kembali ayahmu pasti nanti mencari ibu, kamu jaga diri baik-baik ya jangan terlalu lelah belajarlah dengan giat "
" Iya Bu "
***
Di kediaman Plan,
Hari ini dia sudah diperbolehkan pulang dan dirawat di rumah keadaannya sudah mulai membaik.
Mungkin begitu terpuruk tapi dia juga berusaha bangkit untuk menjadi lebih baik, hubungannya bersama Mean mungkin membuat hidupnya hancur tapi dia harus menata ulang kembali hidupnya menunjukkan pada dunia bahwa dia juga baik-baik saja.
Berusaha melupakan mungkin itu takkan mungkin, tapi membiasakan dengan keadaan mungkin akan jauh lebih baik.
Akhirnya dia memutuskan untuk kembali kuliah, ditemani oleh Perth dia kembali ke kelas.
" Kau yakin baik-baik saja Plan "
" Yakin aku baik-baik saja kok "
" Yah semangat ya "
" Emmmzz "
Saat jam makan siang yang Plan pergi ke kantin sendirian karena saat itu Perth sedang bermain basket dengan teman-teman yang lain.
Ia berjalan melewati lorong kampus Mean yang sedang duduk dengan teman -tema nya melihat Plan yang melewati tepat di depan matanya.
Jujur dalam hatinya dia sangat merindukan Plan, ya dia tidak bisa menghubungi lagi karena Plan memblokir semua yang berhubungan dengan Mean.
Dia hanya bisa melihat dari jauh memerhatikannya. Penyesalan selalu datang terakhir jadi jangan sia-siakan orang yang selalu menyayangimu berkorban untukmu, jangan kau terlalu uji kesabarannya karena semua pasti ada batasnya.
Mean tidak bisa menahan nya lagi dia berusaha untuk menemui Plan.
" Plan " Mean memanggilnya saatnya sedang berjalan di lorong
Plan hanya diam berhenti sejenak dia mengenali suara itu tapi dia enggan untuk menoleh dan dia memilih melangkah berjalan kembali.
" Plan tunggu "
Tapi pelan berjalan lebih cepat bahkan berlari untuk menghindarinya.
" Segitu benci kah kau kepadaku Plan ?"
TBC,