17. Calon Mantu?

20 2 0
                                    

Bagian 17
[Revisi✓]

Beberapa ia melangkah, tak sengaja tubuh mungilnya menabrak sebuah dada bidang.

"Maafkan ak.." ucapnya terpotong kala matanya mengarah pada wajah seseorang yang ia tabrak.

"Virga?"

Benar sekali, seseorang yang ia tabrak adalah Virga, pria yang meninggalkannya semalam. Takdir macam apa ini, mereka selalu bertemu.

"Maaf, aku tidak sengaja. Aku akan membersihkannya" ungkap Adhera lalu mengelap pakaian Virga yang tidak kotor.

Pria itu terdiam dan tak menjawab apapun. Menatapnya dengan dalam. Terdapat rasa bersalah di sana.

"Maafkan aku, permisi!"

Virga menahan tangan Adhera yang akan pergi begitu saja. Adhera terkejut. Ia menoleh.

"Kenapa kau terburu-buru?" Ucap Virga dengan wajah datarnya.

Adhera melirik pergelangan tangannya yang ditahan oleh Virga.

"Ikut denganku!" Virga menarik Adhera, mengajaknya duduk.

"Ada apa?"

Mereka duduk bersebelahan di sebuah kursi besi. Walau Virga yang mengajaknya, ia tetap memberikan jarak saat duduk. Wajahnya pun datar, tak ada ekspresi.

"Entah apa yang direncanakan oleh Tuhan, pagi ini kita bertemu di sini tanpa sengaja. Kebetulan, aku ingin meminta maaf atas apa yang aku lakukan semalam padamu. Hal itu terus membuatku sudah tidur. Tapi syukurlah kau baik-baik saja."

"Kenapa kau meninggalkanku sendiri semalam, jika hari ini kau peduli padaku?" Ungkapnya sekaligus menyindir Virga.

Virga semakin merasa bersalah. Ia menatap Adhera dengan sayu.
"Aku melakukan itu di bawah kemarahanku. Sungguh, aku menyesal."

Adhera menatap Virga dengan kekecewaan.
"Tapi kau masih beruntung bisa melihatku pagi ini. Jika saja situasinya terbalik, kau terbangun di pagi hari, lalu mendengar kabar bahwa aku telah mati. Bagaimana?"

Virga mengusap keningnya yang berkeringat. Ucapan Adhera benar-benar membuatnya semakin merasa berdosa.

"Sungguh, aku minta maaf." Ucapnya serius

"Jika aku mati, lalu arwahku akan gentayangan. Dan kau adalah orang pertama yang didatangi oleh arwahku. Hahaha" ucapnya tertawa lepas. Hal tersebut membuat Virga mengerutkan dahinya. Dia sudah sangat serius membicarakan kesalahannya, gadis itu malah bercanda.

"Kau memang gila, ya!" Ucap Virga heran.

"Kenapa, bukankah itu benar?"

Virga menjauhkan dirinya lagi dari Adhera. Ia juga melipat tangannya di dada karena kesal.

"Gak lucu!"

"Aku tidak sedang membuat lawakan. Dan aku bukan pelawak, jadi wajar saja dong!" Ungkapnya meledek Virga.

"Kau! Hih!" Virga gemas pada Adhera. Dan rasanya ingin sekali membalas gadis yang mempermainkan perasaannya itu.

Tanpa rasa berdosa, Adhera menampakkan wajah imutnya seraya memainkan alis.

Saat Virga kesal, ia ingin pergi, dan kali ini gantian Adhera yang menahannya.
"Marah ya. Maaf! Aku kan hanya bercanda. Aku sudah memaafkanmu. Lagipula, aku tidak marah, aku tahu kau marah padaku semalam. Kita baikan ,ya!"

Virga meliriknya dingin, lalu melepaskan tangan Adhera darinya.

Beberapa menit terjadi keheningan diantara mereka.

Terlarang: Cinta Sedarah - KTH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang