Meet Up

190 17 21
                                    

Finley menggenggam erat tangan sang adik dan menggiringnya masuk kedalam sebuah restoran tempat mereka akan bertemu calon untuk adiknya ini

Jangan di tanya apakah Tia gugup, ia sungguh gugup melebihi mengenalkan pacarnya ke kakaknya seperti biasa, kasus kali ini berbeda sebab disini kakaknya lah yang akan mengenalkannya pada pria yang akan menjadi suami nya, catat SUAMI bukan pacar lagi, bagaimana bisa Tia untuk tidak gugup

Tak lama mereka telah sampai di meja yang ternyata sudah ada dua orang yang sedang menunggu mereka berdua

"Loh tante Dena" ucap Tia pelan

Tia memang sudah mengenal Adena karena setelah Finley mengenalkan Fathiyah ke Adena setelah itu Adena selalu datang ke Kafe untuk bertemu, bertegur sapa dan mengobrol dengan Fathiyah

"Assalamu'alaikum Fathiyah, ayo duduk cantik" sapa Adena

"Wa'alaikumussalam tante"

Finley dan Fathiyah pun mendudukkan dirinya

"Razan mana tan?" Tanya Finley setelah celingak-celinguk mencari keberadaan sahabatnya itu

"Oh tadi dia ke toilet bentar nerima telpon"

"Oh gitu"

"Nah itu dia" tunjuk Adena ke arah Razan

Tia yang gugup langsung menundukkan kepalanya, sepertinya ia merasakan aura mencekam disekitarnya, apakah ada pengguna ilmu hitam disini, pikir Tia

"Ayo perkenalkan diri dulu" ucap Ramez dengan deep voice nya yang sedalam palung mariana yang membuat Fathiyah tertegun mendengar, satu kata untuk mendefinisikan suara itu mengerikan, bikin makin merinding

"Razan" ucap Razan singkat

Tia tak menggubris ucapan Razan, rasanya bibirnya beku tak bisa mengucapkan satu katapun, ia masih merinding setelah suara deep tadi kini langsung diserang dengan suara sexy husky pria dihadapannya, rasanya menembus gendang telinganya seakan membius kesadaran Fathiyah

"Dek" tegur Finley

Fathiyah langsung sadar dan segera mengangkat kepalanya

"Fathiyah Rahiyah" ucap Tia gugup

Bagaimana tidak, ternyata pria dihadapannya sangat tampan melebihi mantan-mantannya, Tia menelan ludahnya paksa dan kembali menunduk, tidak dapat ia pungkiri bahwa lelaki di hadapannya itu amatlah tampan, Tia pikir pasti siapa saja akan memuja ketampanan lelaki di depannya

Tapi Tia heran, bukankah jika berkenalan biasanya orang-orang akan berjabat tangan, tapi kenapa pria di hadapannya tak begitu, namun Tia tidak mau ambil pusing dengan semua itu mungkin lelaki di hadapannya takut virus hihi lagipula pria dihadapannya ini kan dokter, Tia gak tau jelas dokter apa intinya dia dokter, pasti mengutamakan kebersihan dan kesehatan bukan? Ya begitulah yang terlintas di pikiran Tia

Setelah dua jam lamanya obrolan mereka akhirnya berakhir, bahkan Razan pergi di tengah-tengah percakapan mereka karena ada urusan mendadak di Rumah Sakit yang harus segera Razan tangani, setelah perbincangan yang amat panjang, akhirnya Adena dan Ramez pamit pulang karena Ramez juga punya urusan mendesak

Finley dan Fathiyah pun segera pulang kerumah, keputusan hari ini sudah bulat tanpa adanya penolakan dan sanggahan dari kedua belah pihak, Razan dan Fathiyah akan menikah sesuai keinginan Adena, diantara kedua belah pihak menerima perjodohan ini dengan tanpa paksaan sedikitpun dari siapapun

Fathiyah merasa nyaman mengobrol bersama Adena dan Ramez, awalnya Fathiyah pikir bahwa Ramez orang yang dingin karena suaranya yang dalam, ternyata salah, Ramez orangnya santai dan sesekali bercanda, berbeda dengan Razan yang sepanjangan hanya bergumam sambil terus menunduk pura-pura sibuk dan pergi ditengah-tengah pembicaraan, sangat flat.

Kanaraga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang