Berbagi

151 17 2
                                    

"Assalamu'alaikum" ucap Finley begitu membuka pintu

"Kak Fin mandi dulu, nanti kalau Tia panggil makan baru ke dapur"

"Iya adik kakak yang cantik"

Finley pun bergegas, sedangkan Tia berniat langsung menuju dapur untuk memasak, lalu Razan?

"Gak mau mandi juga?"

"Nanti aja"

"Yaudah lu tunggu aja didepan TV" titah Tia

"Kamu!" Tegur Razan lembut

"Hah??"

"Kamu" lebih lembut

"Apaan sih?"

"Kamu Fathiyah, bukan lu tapi kamu"

Tia mengernyit

"Biar sopan dan nyaman di dengar, jangan pakai lu gue" jelas Razan

Tia langsung membulatkan mulutnya sembari mengangguk

"Ok, kamu tunggu aja dulu di sini"

Bukannya duduk Razan malah bergegas ke dapur mendahului Tia

Tia diam mematung

"Eh manusia satu ini kenapa sih" lirih Tia

"Fathiyah" panggil Razan dari dapur

Sebenarnya Tia tak terbiasa di panggil dengan lengkap seperti itu karena sudah nyaman dengan nama Tia yang merupakan panggilannya sejak kecil, namun ia tak ambil pusing terserah Razan saja toh namanya memang Fathiyah

"Iyaa" Tia langsung bergegas ke dapur

"Kenapa?"

"Bahan makanannya sisa sedikit" ucap Razan yang berada di depan kulkas

Tia ikut mencondongkan kepalanya melihat isi kulkas

"Ya sudah masak seadanya saja, masih ada ayam sedikit kan, kamu makan ayam kecap gak?" Tanya Tia

"Hn" Razan mengangguk

"Kalau gitu minggir, aku mau ngeluarin bahan-bahannya" usir Tia

Razan pun menyingkir dari hadapan kulkas

Tia membersihkan daging ayam terlebih dahulu dari lendir yang menempel di bagian luar daging agar daging ayamnya tidak berbau, lalu ia beri perasan jeruk nipis dan mencucinya lagi dengan air bersih, setelah itu ia iris

"Sini biar aku bantu" ucap Razan segera meraih pisau dari tangan Tia

Tia hanya diam, dan memperhatikan Razan yang sedang memotong ayam itu menjadi lebih kecil katanya biar makannya gak susah kalau gede ntar ribet, setelah itu ia cuci lagi, lalu berpindah ke bawang, Razan benar-benar telaten dan sangat bersih, sangat cocok dengan Tia yang juga menyukai kebersihan

"Nah kamu tumis bawangnya, biar aku yang goreng ayamnya, takutnya kamu kecipratan minyak" ucap Razan sambil memberikan bawang yang sudah ia kupas

Saking asiknya mereka berdua memasak sampai tak sadar bahwa Finley sudah duduk di meja makan sembari memperhatikan pasutri baru itu memasak, tontonan di sore hari

Tia gak menyangka bahwa Razan bisa memasak, ia pikir Razan selama ini cuma bisa mengotak atik perut manusia ternyata bisa mengotak atik isi dapur juga hehe, tadi Tia baru mengetahui bahwa Razan itu dokter bedah, entah itu Spesialis Bedah Umum (PABI) atau Spesialis Bedah Toraks, Kardiak & Vaskular (HBTKVI) sebab yang Tia tau saat belajar ke Amerika Razan mempelajari HBTKVI, pokoknya Tia hanya tau itu tapi gak tau jelasnya, intinya dokter bedah deh Tia gak paham dunia kedokteran

Kanaraga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang