Senja Bersamamu

13.3K 1.2K 41
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

__________________________

Mencintai  selalu  punya  alasan. Karna   cinta   melihat  apa  yang  membuat  kita  menetap  dan  menyerahkan  hati. Maka  pastikan  alasan  itu  karna  Tuhan, agar  Allah  tidak  cemburu  dan  menimpakan  pedihnya  pengharapan  sebab  mencintai  apapun  selain  karna-Nya.

_______________________

Seminggu  berlalu. Namun  masih  tidak  terjadi  apa-apa. Keenan  yang  masih  asik  dengan  kerjaannya. Haura  juga  merasa  biasa-biasa  saja. Meski  di  beberapa  waktu  akan  terjadi  lagi  adegan  yang  tak  terduga  dari  Keenan  yang  hobi  sekali  bersikap  romantis. Padahal  Keenan  emang  seromantis  itu.

Itu  menjadikan  Haura  merasa  memiliki  penyakit  jantung. Akibat  pacuan  kinerja  jantung  yang  abnormal  setiap  kali  Keenan  berbuat  hal  yang  tak  terduga. Tapi  ia  masih  heran,  hatinya  masih  tidak  tergerak  sedikitpun  bahkan  sekalipun  dengan  perlakuan  manis  Keenan. Haura  merasa  benar-benar  tidak  pantas  untuk  pria  sebaik  itu. Hati  juga  tidak  bisa  dipaksakan  bukan?  bagaimanapun  hati  kadang  memilih  siapa  tempat  berlabuh  tanpa  meminta  persetujuan  otak  kita.

Hari  ini  adalah  akhir  pekan. Namun  Keenan  tetap  saja  sibuk  dengan  kerjaannya.  Dan  Haura  yang  sudah  sangat  bosan  dirumah  saja  mulai  mengeluh. Jiwa  bebasnya  terasa  dipenjara. Keenan  tidak  membiarkannya  pergi  kemana  pun  tanpa  pria  itu.

"Dokter  sesibuk  itu  ya. Gimana  Aku  bisa  cinta. Kalau  pak  dokter  kencannya  sama  pasien  terus," monolognya  sambil  menompang  dagu  seraya  menatap  kearah  taman  bunga  yang  terhampar  luas.

Dirinya  sedang  berada  dibawah  pohon  rindang  yang  berada  di  belakang  rumah. Dengan  buku  dan  cemilannya  tentu  saja. Udara  siang  yang  sejuk  dengan  angin  yang  berhembus  sepoi  mengalirkan  damai  dengan  birunya  langit. Haura  menggelar  piknik  sendiri  dengan  membentang  selembar  kain  dan  duduk  telungkup  menikmati  kopi  capucino  kesukaannya  dan  buku  yang  ditekurinya.

Meski  terkantuk- kantuk  akibat  dibelai  sang  bayu, Haura  tetap  memfokuskan  dirinya  untuk  menyelesaikan  bacaannya. Hampir  saja  tertidur  kalau  saja  tidak  suara  klakson  yang  menggema.

Itu  Keenan!

Haura  mengerenyit,  kenapa  Keenan  sudah  berada  dirumah  siang-siang  seperti  ini?

"Assalamu'alaikum,  Sunshine." Benar  itu  Keenan. Suara  bas  itu  memasuki  indra  pendengaran  Haura.

Tak  berselang, tubuh  Keenan  sudah  tertangkap  retinanya  tak  lupa  dengan  senyum  yang  selalu  terpatri  pada  bibir  pria  itu.

"Disini  rupanya," Ujar  Keenan. Menggulung  lengan  kemejanya  sampai  siku.

"Kok  Mas  sudah  pulang?" Tanyanya. Ia  sudah  sedikit  terbiasa  memanggil  Mas  untuk  Keenan  walau  sesekali  masih  saja  terlupa  dan  berakhir  dengan  hukuman  mengerikan  Keenan.

"Kenapa? Tidak  senang  saya  pulang?"

Haura  menggeleng  cepat. " bukan  gitu,  seneng  kok  seneng," serunya.

Keenan  tersenyum  dan  ikut  mendudukkan  diri  dikain  piknik  Haura.

"Maaf  ya,  Saya  selalu  sibuk  dengan  kerjaan. Padahal  kita  baru  saja  menikah  dan  seharusnya  memang  masa-masa  perkenalan  bagi  kita," kata  Keenan  dengan  raut  bersalahnya.

Menikah Denganmu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang