Hari Kelulusan

10.1K 1.1K 42
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

__________________________

Beberapa  cinta  hadir  hanya  sekedar  hadir. Sebatas  untuk  dikenang. Bukan  untuk  termiliki.

____________________________

Pesantren  At-Kautsar  tampak  sangat   ramai  ditambah  banyak  pekerja  dekor  yang  berlalu  lalang  sejak  kemarin. Lima  hari  menuju  acara  kelulusan  para  santri  dan  wisuda  akbar  tahfiz  yang  sudah  sangat  dinantikan.

Setelah  pergulatan  dengan  berbagai  ujian  kelulusan. Kini  tiba  saatnya  merayakan  kerja  keras  yang  selama  ini  dilakukan.

Acaranya  akan  meriah  seperti  biasa  diadakan  setiap  tahunnya. Tak  terkecuali  tahun  ini. Yang  dianggap  sebagai  lulusan  terbaik. Karna  pencetak  lulusan  tahfizd  terbanyak.

Ada  Reza  dan  Hena  dipesantren  memantau  persiapan  dan  akan  stand  by  di  pesantren  sampai  hari  kelulusan.

"Gimana  perkembangan  hubungan  kalian?" Tanya  Hena.

Haura  dan  Hena  tampak  sedang  memasak  makan  siang  setelah  tadi  baru  saja  Haura  pulang  dari  sekolah. Kedua  orang  tuanya  baru  tiba  dipesantren  tadi  pagi. Seperti  biasa,  ia  dan  Keenan  tidak  dirumah  dan  melakukan  pekerjaan  masing-masing.

"Baik  ummi," jawab  Haura  sekenanya.

"Baik  gimana?" Tanya  Hana  memastikan.

"Alhamdulillah  Ummi  doakan  kami  langgeng  terus," tutur  Haura.

Hena  tersenyum  dan  menatap  Haura  penuh  cinta.

"Alhamdulillah  kalau  gitu. Cie  yang  udah  cinta  sekarang. Siapa  tuh  dulu  yang  nolak  om-om," ejek  Hena.

"Ummi  mah," gerutu  perempuan  itu  menerbitkan  tawa  Hena.

"Jaga  selalu  ya  hubungan  kalian  sampai  jannah-Nya  nanti. Ummi  sayang  kalian." Hena  merentangkan  tangan  membiarkan  Haura  untuk  jatuh  pada  pelukannya.

Haura  menggumamkan  Aamiin. Dia  telah  kalah. Kalah  dari  segala  egonya  dan  menyatakan  bahwa  ia  mencintai  Mohammed  Keenan  Al-fatih.

*****

Keenan  menyandarkan  punggungnya  dibangku  diruang  tunggu  operasi. Menghela  nafas  lelah. Dengan  mata  terpenjam. Baru  saja  ia  menyelesaikan  operasi  cukup  berat. Menguras  banyak  tenaganya.

"Vanilla  latte?"

Tampak  Nara  yang  menyodorkan  satu  cup  kopi  dari  brand  ternama  kehadapan  Keenan. Pria  itu  yang  tadinya  hampir  terlelap  membuka  mata  mendengar  suara  Nara.

"Thanks."

Keenan  mengambil  kopi  itu  dan  meneguknya. Kafein  mulai  merengsek  pada  tenggorokannya  mengalirkan  sensasi  menenangkan  dan  membuat  menyunggingkan  senyum.

"Kirain  kesukaan  kamu  udah  berubah," Kata  Nara  mendudukan  diri  disamping  Keenan.

"Operasinya   gimana?" Sambung  Nara.

"Lancar,  alhamdulillah," ucap  Keenan  meneguk  kembali  Vanilla  latte  itu. Ia  memang  sedang  membutuhkan  kopi. Dan  Nara  seolah  mengerti  itu.

Menikah Denganmu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang