Goyah

11.5K 1.1K 39
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

__________________________

Jika  sudah  memutuskan  untuk  jatuh cinta. Harus  siap juga  terluka. Karna cinta berdekatan  dengan luka. Tapi  juga  bergandengan  dengan  bahagia.

________________________






"Duh  rasanya  gak  mau  kerja  saja," ungkap  Keenan. Mendudukkan  diri  di  meja  makan  menatap  hidangan  yang  disuguhkan  Haura.

Haura  mencebik. Keenan  semakin  bucin  saja. Tak  mau  berpisah  barang  seincipun  dari  dirinya.

"Gak  boleh  gitu  Mas. Mas  kan  harus  nafkahin  Haura. Biar  bisa  beliin  es  krim," gurau  gadis  itu. Kini  ia  lebih  bisa  berbicara  sangat  santai  dengan  Keenan.

Memilih  berdamai  atas  segala  penolakan  yang  selama  ini  ia  lakukan  karna  tahu  takdir  diri  bukan  kita  yang  tulis  melainkan  sang  maha  pembuat  skenario. Satu  yang  pasti,  cerita  takdir  itu  adalah  yang  terbaik yang  tertulis  bagi  masing-masing  insan.

"Cepet  lulus  ya," kata  Keenan.

"Kenapa  emangnya?"

"Biar  bisa  liburan  keluar  negeri."

Haura  berbinar, " beneran  Mas?" Tanyanya  memastikan. Keenan  mengangguk  membuatnya  memekik  girang.

Merupakan  impiannya  ingin  berlibur  diluar  negeri  terutama  di  negara-negara  yang  memiliki  sejarah  islam  yang  luar  biasa.

Keenan  menyelesaikan  sarapannya  kemudian  beranjak  menenteng  jas  kebanggaannya. Diikuti  Haura  yang  mengantar. Saat  dipintu  Keenan  berbalik. Kemudian  spontan  memeluk  Haura  membuat  gadis  itu  tersentak.

Setelah  melepas  pelukannya  dikecupnya  bibir  Haura  singkat.

"Nanti  susul  ke Rumah  sakit  ya  minta  di  anterin  supir  pesantren. Kita  makan  siang  bersama, " kata  Keenan.

Gadis  itu  mengangguk  kecil,  dan  meraih  tangan  Keenan  untuk  diciumnya.

"Hati-hati  Mas," nasehatnya.

*****

Haura  sudah  siap  dengan  seragamnya  hendak  mengikuti  kelas  pagi  pembekalan  ujian.  Tubuhnya  agak  sedikit  letih  tapi  ia  tetap  memaksakan  diri  untuk  sekolah. Masa-masa  sekolah  hampir  selesai. Haura  tak  mau  menyiakan   waktu  untuk  mengukir  kenangan.

Tak  jarang  kenangan  semasa  sekolah  menjadi  momentum  bersejarah  dalam  hidup. Dengan  adanya  momen-momen  lucu  yang  menjadi  cerita  indah  yang  tak  terulang  dikemudian  hari.

"Gak  nyangka  ya  dua  bulan  lagi  kita  lulus,"  cetus  Dea. Disela-sela  menunggu  Asatidz  yang  mengajar  sekarang.

"Iya  nih, duh  sejak  kecil  udah  mondok  bentar  lagi  keluar  jadi  agak  gimana  gitu  rasanya," ada  Sinta  yang  ikut  menimbrung  obrolan.

Haura  memilih  menyimak  saja.

"Eh  kamu  emang  lanjut  kemana?" Tanya  Dea.

"Mau  ngejer  beasiswa  di  Turki  sih  rencananya, kalau  kalian  mau  lanjut  dimana?"

"Aku  juga  belum  tau  lanjutin  kemana. Kalau  Haura  mah  lanjut  ngurus  suami  ya," canda  Dea  mendapat  timpukan  buku  dari  Haura.  Mereka  spontan  tertawa.

Menikah Denganmu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang