Menjelang Pernikahan

12K 1.2K 10
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

__________________________

Jika ia ditakdirkan untukmu sekeras apapun kamu menolaknya, pulangnya akan selalu kembali kepadamu. sebaliknya jika ia bukan takdirmu sekuat apapun kamu mengikatnya pada akhirnya ia akan pergi sebab cerita kamu bukan dengannya

____________________

Menghabiskan hampir sebagian hidup dipesantren. Tak pernah ia sekalipun melepas cadarnya. Haura sudah mengenakan saat masih kecil. Ia hanya melepas cadar kala berada dirumah. Dan sekarang ia diminta melepasnya di depan lelaki asing yang hanya baru beberapa kali di temui.

"Ke..napa harus lepas?" Tanyanya polos membuat semua orang tersenyum.

"Karna itu ketentuannya sayang. Setelah khitbah, calon suami berhak melihat wajahmu untuk memantapkan hati. Siapa tau kamu jelek terus Keenan gak suka," gurau Adnan pada adik kecilnya itu.

Haura menggerut, "Abang ih," rengeknya.Tangannya berkeringat dingin. Dalam hati Haura mendumel.

"Ayok loh," desak Reza. Membuat Haura mau tak mau harus melakukannya.

Setelah seseorang merasa mantap dengan calon pasangannya, Islam menganjurkan melakukan nazhor. Nazhor artinya melihat wanita yang hendak dilamar dan mengamatinya dengan saksama. Dalam hal ini, memandang wanita bukan mahram yang hukum asalnya dilarang, menjadi halal. Nabi bersabda kepada seorang pria yang hendak menikahi seorang wanita,

أَنَظَرْتَ إِلَيْهَا؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَاذْهَبْ فَانْظُرْهَا

"Sudahkah engkau melihatnya?" Dia menjawab, "Belum." Beliau n bersabda, "Pergilah dan lihatlah dia!" (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu).

Sebaiknya, nazhor dilakukan sebelum lamaran agar pihak pria bisa mundur-ketika merasa tidak cocok-tanpa menyakitinya. Namun, nazhor bisa juga dilakukan saat melamar atau setelahnya.

Dengan perlahan Haura melepas tali cadarnya dan menurunkan dengan wajah tertunduk begitu dalam. Keenan menahan nafas. Sungguh Ia dilanda gugup yang begitu hebat. Karna sebentar lagi ia akan melihat wajah sosok sang pemilik tahta hati.

"Angkat kepalamu biarkan nak Keenan melihatmu," ujar Hena lembut.

Haura dengan perlahan mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Keenan. Sedang pria itu sudah pening akibat pacuan kinerja jantungnya yang tidak normal. Merasa kehabisan nafas Keenan berdehem kemudian mengalihkan muka dari wajah teduh Haura. Gadis itu ikut tersentak dan kemudian memilih menunduk kembali.

Wajah Haura sudah seperti kepiting rebus. Diikatnya kembali dengan cepat cadarnya kemudian bersembunyi dipunggung Hena.

"Jadi bagaimana Nak Keenan?" Tanya Reza.

Keenan masih tidak fokus. Otaknya masih ngeblank. Ah seharusnya ia tidak mengiyakan untuk melihat wajah Haura sekarang. Jika setelahnya wajah Haura yang memenuhi segalanya.

Mengambil air minum yang sudah disuguhi. Keenan meneguk untuk menenangkan segenap gugupnya.

"Iya, Om!" jawab Keenan mengurai tawa.

Keenan terlalu bersemangat seolah layaknya anak kecil yang mendapat permen.

"Masya Allah, ini mah harus disegerakan ya, Kak." seloroh Laras pada Hena.

Menikah Denganmu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang