Annyeong
Kembali lagi dengan alur yang berbeda.
Kali ini udah aku rombak habis-habisan. Semoga mggak membingungkan lagi ya ceritanya.
Enggak terasa ramadhan hampir habis.
Ada yang full puasanya sampai sekarang?
Atau ada yang udah bolos nih puasanya?
Komen yaw..
Happy reading
°
°
°Tangannya meremas selembar kertas yang telah memudar dengan emosi tak stabil.
Hujan yang mengguyur tengah kota tampak mendukung seseorang yang kini terduduk lemas di tengah jalan. Pikirannya terombang-ambing.
Memikirkan takdir yang entah mengapa tak memihak dirinya untuk bahagia.
"Tuhan aku lelah," teriaknya frustasi.
Seakan langit pun mendengar teriakan tersebut. Sehingga petir dan kilat pun ikut serta membunyikan kekuatannya.
"Kenapa Tuhan? Kenapa ini semua terjadi padaku. Apa kesalahanku hingga Engkau menghukum hamba seperti ini." Nada bicaranya kian lirih.
Dia menunduk menatap selebaran kertas yang telah menyatu dengan aspal. Wajahnya tak bisa digambarkan lagi. Pucat pasi itulah keadaanya. Seolah dia tak memiliki semangat hidup kembali.
"Apa boleh aku menyerah Tuhan. Ayahku selama ini tak mengharapkanku." Dia terus saja berbicara pada Sang Maha Kuasa.
Tanpa disangka di sana dia tak sendiran. Ada seseorang yang melihat itu semua dengan mata sendunya.
Ingin dia memeluk tubuh tegap itu. Memberikan sebuah kehangatan yang tak pernah dia temukan dalam keluarga. Namun, itu semua hanya angan belaka.
Melihat dia menangis tergugu membuatnya ikut merasakan sakit. Ingin sekali kaki ini melangkah.
Tetapi selalu saja ada keraguan di hatinya. Dia hanya pacar. Bukan keluarga maupun sanak saudara. Itu yang membuatnya ragu untuk menghampirinya.
Termenung memikirkan semua yang tejadi. Hingga dia melihat kilatan cahaya yang menyilaukan dari arah belakang tubuh pemuda itu.
Sontak saja dia berlari menuju dia yang saat ini tak menghiraukan bahwa bahaya datang menghampirinya.
"Tidak! Kak Avan. Pergi. KAKAK." Terlambat. Tubuh itu telah terlempar sejauh mungkin dari tempat semula.
Darah berceceran dimana-mana. Hingga tempat yang menjadi tragedi kecelakaan lalu lintas itu mengalir darah yang cukup deras. Pelakunya melarikan diri setelah melakukan hal yang bejat. Menabrak manusia lalu pergi tanpa bertanggung jawab.
Tubuh itu terbaring dipangkuan seorang gadis yang menangis sesenggukan. Kulit kepala bagian belakang robek .
Tangannya patah terlihat dari sendi engselnya tergeser ke bawah hingga tampak kulitnya yang menyusut.
Kakinya robek akibat gesekan aspal. Sungguh sangat memprihatinkan kondisinya saat ini.
"Tolong, tolong kami!" Perempuan itu menjerit di tengah keheningan malam.
"Plis Kak jangan tutup mata," tangisnya sedari tadi tergugu.
"Terima kasih Tuhan," ucapannya tak terdengar di derasnya hujan. Sampai mata itu tertutup rapat.
Tbc
Vote and komen ya
Kalau kalian bingung mau komen apa nih aku kasih ancang-ancang.
1. Bagaimana keadaan kalian?
2. Hari ini hari apa?
3. Kalian sekarang masih sekolah nggak?
Nah, kalian tinggal jawab aja, nggak usah malu nggak usah bingung
Butuh semangat dari kalian dengan ketik emot "🌛" Terus kirim di kolom komentar
Byebye
Salam hangat dari
Sasa:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cavan Ravindra
Teen Fiction"Jangan percaya terhadap manusia. Karena manusia akan bersikap egois demi keuntungan pribadinya." Remaja laki-laki dihadapkan dengan pilihan dan kejadian di luar kendalinya. Banyak orang terdekat yang menghianati dirinya. Hingga dirinya mengetahui r...