Welcome to the story Cavan Ravindra.
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak👣
Ting
Ting
Ting
Ting
°
°
°
°“Gimana?”
Setelah dua minggu yang lalu dia tertidur lelap, kini dia telah sadar dari tidur panjangnya. Kinan masih berada pada ruangan yang sama. Hanya saja tertinggal dia saja. Karena Cavan sudah pulih kembali dan pulang ke rumahnya.
“Maksud lo?” Kinan berkata dengan sedikit ngegas. Ia masih kesal dengan makhluk di depannya ini.
Masih ingat di dalam benaknya bahwa ia disandra oleh kelompok orang-orang bermuka sangar. Dia disiksa selama berhari-hari. Hanya diberi makanan sisa dan juga minuman.
Itupun hanya satu kali sehari. Dia menunggu pemuda di depannya ini untuk menyelamatkan dirinya. Namu napa yang ingin dia harapkan kepada makhluk yang super duper sibuk ini. Hingga dia melupakan surat yang ia berikan.
“Keadaan lo.” Arshaka sangat malas sekali menghadapi manusia di depannya ini.
Bagimana tidak, baru juga siuman dia sudah disuruh inilah itulah olehnya. Dan yang paling menjengkelkannya perempuan di depannya ini selalu berbicara ngegas. Tak ada lembut-lembutnya dibandingkan adiknya—Adelicia.
“Ya lo bisa lihat tanpa harus gue bilang kan?” Tuh kan ngegas lagi. Arshaka berasa harus memiliki stok kesabaran yang setebal dompetnya.
Hening. Arshaka lebih baik mengerjakan tugas kuliahnya yang terbengkalai karena harus mengurusi berbagai hal yang berada dihidupnya. Kinan pun cuek dengan kehadiran Arshaka. Ingat dia masih kesal dengan Arshaka. Sebaliknya Arshaka juga diam, sesekali melihat layar ponsel yang menampilkan chat bersama asistennya.
“Rahasia apa yang lo ketahui?” Arshaka berbicara tanpa melihat lawan bicaranya.
Kinan tersentak kaget. Pembicaraan yang begitu sensitif telah dibicarakan. Sebelum mengatakan hal tersebut ia mengedarkan ruangan rawat inapnya. Arshaka yang tahu gerak geriknya, “ruangan ini privasi.”
“Yang gue tahu. Salah satu sahabat Papamu, adalah penghianat. Gue juga pernah denger bahwa Cavan dijadikan taruhan. Gue nggak tahu persisnya bagaimana tapi gue punya beberapa bukti. Buktinya ada di rumah gue dulu.”
***
SMA Ursa Mayor ramai dikejutkan oleh berita panas. Seluruh mading dari kelas sepuluh hingga dua belas memberitakan hal yang sama. Apakah kalian bertanya-tanya berita apa yang menjadi trending topik? Mading kelas sepuluh dipenuhi oleh lautan manusia. Semua orang bergosip ria tentang berita tersebut. "Kasihan banget ya, ku kira polos ternyata pembunuh." Salah satu dari mereka tak menyangka bahwa dia melakukan hal yang di luar nalar.
"Iya gak nyangka dia pembunuh. Semoga saja dia cepat dikeluarin dari sekolah ini." Jesselyn
ikut menimpali.Cavan dan kawan-kawannya baru saja sampai di sekolah. Di sampingnya terdapat Adelicia juga Belvia. Entah kenapa Belvia beberapa hari belakangan ini selalu menempel dengan mereka. Tetapi yang Namanya Belvia dia cuek saja.
Sepanjang jalan banyak bisik-bisik yang ditujukan pada salah satu perkumpulan dari mereka. Belvia diam mengamati, sedangkan Adelicia menamjamkan pendengaran untuk mengetahui apa yang mereka bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cavan Ravindra
Dla nastolatków"Jangan percaya terhadap manusia. Karena manusia akan bersikap egois demi keuntungan pribadinya." Remaja laki-laki dihadapkan dengan pilihan dan kejadian di luar kendalinya. Banyak orang terdekat yang menghianati dirinya. Hingga dirinya mengetahui r...