Bab 16

328 20 8
                                    

Warning 17++

Di bawah umur jangan baca ya karena ada kata-kata yang merusak kepolosan dini.

Jangan dilanggar.

Hua mak akhirnya sasa update setelah sekian badai, purnama, halilintar.

Lama ya nggak up² udah pada nungguin?

Sekarang gas baca aja

Happy reading
°
°
°

Suasana kembali menegang saat adik dari mantan ketua Seirios datang dengan mendobrak pintu markas dengan keras.

Cepat tangkap dia anji**!" teriaknya marah-marah.

Suasana tak kondusif. Malah semakin memanas saat seseorang yang ditunjuk Via akan melarikan diri. Namun digagalkan oleh Kenzie yang mengetahui gerak-geriknya.

"Avin," panggil Adel.

Cavan merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Dia merasakan tubuhnya mulai memanas bercampur gairah yang menggebu. Tetapi ia masih dalam keadaan sadar. Seketika itu otaknya menangkap kalimat itu.

"Pergi, " tolaknya saat Adel ingin menyentuh tubuh Cavan.

Cavan tahu apa yang terjadi dengan tubuhnya. Oleh karena itu ia menolak Adel menyentuh tubuhnya. "Daf, Raf bantu gue," pintanya dengan nada sayunya.

Dafa dan Rafa yang menyadari akan kondisi Cavan segera membawanya keluar dari markas. Karena keadaan yang tak memungkinkan untuk Cavan ikut serta dalam menghakimi salah satu penghianat di gengnya.

"Siapa yang nyuruh lo?" bicaranya tegas.

Dia adalah Albyan Pramudya. Salah satu anggota inti Seirios. Tidak hanya Dafa, Rafa, dan Arfan yang menjadi anggota inti Seirios. Namun Alby juga salah satu anggota inti yang bertugas sebagai penyerang.

"Maaf, gue disuruh." Dia menunduk merasa takut akan tatapan mereka berdua. Walaupun dia seorang penyerang tak memungkinkan ia tak takut saat ditatap tajam mereka semua. Apalagi dengan tatapan tajam Kenzie.

"Jawab yang jujur anj***, lo-"

Semua orang tak percaya apa yang dilakukan oleh Alby, dia anggota inti yang cukup disegani. Walaupun seperti bayangan bagi Seirios. Karena keterdiamannya yang membuat mereka segan dekat dengannya. Tetapi jangan diragukan kekuatannya untuk menyerang musuh.

Tetapi apa yang dilakukannya hari ini membuat mereka semua menaruh rasa benci dan kecewa.

"Sumpah bukan gue yang lakuin semuanya. Tapi Arfan," elaknya.

Arfan yang disebutkan namanya melotot tak percaya. Berani sekali dia berkata seperti itu kepada Arfan. Minta digeprek ini mah. Bombastic side eye.

"Heh anjir, gue tahu lo benci sama gue. Tapi ya nggak segitunya lo nuduh gue ngelakuin itu bang***," emosinya tak terkira.

"Emang bener lo yang nyuruh gue anj****, lo yang minta gue buat lakuin ini semua. Karena lo cinta sama Clarissa."

Kaget? Tentu saja. Hei, Arfan suka sama si gadis centil dan wajah sok kuasanya. Sungguh diluar nayla banget.

"Beneran Fan?" tanya Kenzi penasaran.

"Lo-"

*****
"Arrghh," teriak Cavan kepanasan.

Di dalam mobil Cavan bergerak gelisah. Keringat mengucur deras, padahal AC telah dihidupkan dengan temperatur maksimal. 18 derajat Celcius.

Cavan RavindraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang