Klik di atas untuk mendengarkan lagu Witt Lowry ft Ava Max - Into your Arms
🌼🌼🌼🌼🌼
Suhu AC telah disetel 19 derajat Celcius. Hujan deras telah berhenti sejak pukul tiga pagi, dan kini menyisakan pemandangan kota yang cerah jika saja tirai jendela hotel dibuka.
Xiao Zhan masih betah berbaring di ranjangnya. Terasa hangat, pemuda itu sedikit terusik ketika merasakan tekuk lehernya disapa oleh napas hangat pria lain.
“Ugh ....” Tubuhnya terasa sedikit berat, membuat pemuda itu mulai merasa kurang nyaman. Perlahan, sepasang netra indahnya terbuka. Pemandangan awal yang dia lihat adalah sinar matahari yang menyusup samar dari celah tirai.
Terdengar dengkuran halus tepat di belakang tubuhnya. Xiao Zhan tahu bahwa itu adalah Cai Xukun. Namun, mengapa napas pria itu terasa begitu dekat, bahkan menabrak lehernya.
“Huh?!”
Seolah tersadar, tatapan Xiao Zhan melebar. Dirasakannya tangan Cai Xukun menindih pinggangnya dengan tidak sengaja. Posisi mereka terlalu dekat hingga terlihat seperti sang manajer memeluk Xiao Zhan dari belakang. Di detik itu juga Xiao Zhan buru-buru mendudukkan diri. Tangan sang manajer disibak sedikit kasar, tetapi tidak membangunkan pria itu dari tidur lelapnya.Sejenak menetralkan napas, Xiao Zhan membetulkan bathrobe-nya yang sedikit berantakan. Hal pertama yang dia lakukan setelah menenangkan degup jantung adalah memeriksa notifikasi ponsel. Diraihnya ponsel itu dari atas nakas. Ada beberapa pesan dari sang ayah, ada pula pesan dari Cheng Xiao. Mereka menanyakan hal yang sama, yaitu mengapa Xiao Zhan belum pulang sampai sekarang. Lelaki itu pun membalas bahwa dirinya masih di Sichuan, terjebak badai sejak kemarin dan terpaksa tinggal lebih lama karena penerbangan dibatalkan.
Setelah membalas pesan, Xiao Zhan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Suara gemericik air membuat Cai Xukun terusik dari tidurnya. Pria itu membuka mata jengah, mendapati sisi samping ranjang yang kosong tak berpenghuni. Pandangannya jatuh ke arah pintu kamar mandi, langsung bisa menebak bahwa Xiao Zhan ada di dalam sana.
Pria itu bangun dari ranjang, menyibakkan tirai jendela, membiarkan sinar matahari masuk dari sana. Langit pagi itu cukup cerah. Genangan air masih terlihat di mana-mana, aspal dan trotoar jalan tampak basah, menimbulkan kesan sejuk dan dingin yang menenangkan. Helaan napas lega samar-samar terdengar, bersyukur karena badai telah berakhir. Tidak separah badai lain yang melanda di tahun itu, yang bahkan mengakibatkan banjir. Badai kemarin masih tergolong ringan.
“Pak?” sapaan lirih mengalihkan pandangan Cai Xukun ke arah pintu kamar mandi. Pria itu sedikit menganga, sepasang mata tajamnya tak bisa untuk tidak mengagumi sosok manis yang kini sudah berpakaian rapi.
“Maaf. Apa kau lama menunggu?”Sapaan itu membuat Cai Xukun mengernyitkan dahi. “Bukankah kemarin kau sudah memanggilku Gege? Kenapa sekarang kembali lagi?”
Xiao Zhan tersenyum kecil
“Maaf, aku belum terbiasa. Lagi pula Kun-Ge adalah manajerku.”“Hah, sudahlah.” Cai Xukun menyerah. Memang butuh waktu untuk mengubah sebuah kebiasaan. Pria itu melewati Xiao Zhan, mengambil pakaiannya kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Lima belas menit kemudian mereka sudah bersiap untuk check out. Sebelum kembali ke bandara, dua lelaki itu menyempatkan diri untuk sarapan bersama di hotel.
Penerbangan mereka dijadwalkan pukul sepuluh pagi. Mereka menunggu sedikit lama di kursi bandara sambil berbincang ringan mengenai pekerjaan, kemudian berangkat sesuai jadwal.
Pesawat mereka tiba dua setengah jam setelahnya. Sesampainya di bandara tujuan, mereka dijemput oleh seorang supir dari kantor yang telah dihubungi sebelumnya. Pertama mengantarkan Xiao Zhan pulang, karena rumahnya yang paling dekat dan satu arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REWRITE THE STARS (YIZHAN)
FanfictionYibo menyesal karena telah kehilangan Xiao Zhan untuk selamanya. Hari itu keajaiban datang, Yibo mendapatkan kesempatan kedua, untuk kembali ke masa lalu dan memperbaiki semuanya. Akankah Yibo bisa mengubah takdirnya? What if we rewrite the stars? ...