Klik di atas untuk mendengarkan lagu Avril Lavigne -Wish you were here
🌼🌼🌼🌼🌼
Tiga bulan berlalu sejak kepergian Yibo ke Amerika. Kondisi Tuan Xiao sudah berangsur-angsur pulih, namun pria itu tidak boleh terlalu lelah karena penyakit jantungnya bisa saja kambuh sewaktu-waktu. Atas banyak pertimbangan dan paksaan dari anak-anaknya, Tuan Xiao memutuskan untuk pensiun lebih awal.
Tidak masalah, Xiao Zhan sudah mendapatkan pekerjaan. Pemuda itu diterima kerja di sebuah perusahaan yang cukup besar.
Cheng Xiao melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi, mengambil jurusan psikologi. Sedangkan sang ayah kini menghabiskan waktunya di rumah, mengisi kesibukan dengan berkebun, dan sebagainya.
Selama tiga bulan ini pula hubungan Xiao Zhan dan Yibo baik-baik saja. Meskipun mereka jarang menelepon karena sama-sama sibuk dan selisih waktu antara Amerika dan China, namun keduanya masih menyempatkan diri untuk saling mengabari lewat pesan.
.
.
.
Saat itu pukul setengah dua siang waktu China. Xiao Zhan berada di cafetaria, sedang menikmati makan siang bersama beberapa teman sekantornya. Song Zu Er, Hu Yitian, dan Liu Enjie, mereka teman satu divisi.
Getar ponsel mengalihkan atensi Xiao Zhan yang saat itu tengah berbincang-bincang bersama rekan sekantornya. Dilihatnya layar ponsel itu menunjukkan satu nama yang ia rindukan, Wang Yibo.
"Sebentar, aku harus menerima telepon," pamit Xiao Zhan pada teman-temannya. Pemuda itu berpindah ke sebuah meja kosong di sudut ruangan, mencari tempat yang lebih sepi agar tidak terpengaruh oleh bising obrolan orang-orang di sekitarnya.
"Yibo ...." senyum di wajah Xiao Zhan mengembang secerah mentari pagi, netra rusanya menatap lembut sosok pria yang muncul di layar ponselnya.
"Zhan, kau sudah makan siang?" tanya Yibo. Pria itu terlihat sedang berbaring dengan posisi tengkurap, rambut tampak berantakan, matanya terlihat lelah namun rasa rindu menahannya dari kantuk yang mendera.
Selisih waktu antara Amerika dan China adalah dua belas jam. China lebih cepat dua belas jam. Jika di China pukul setengah dua siang, maka saat ini di Amerika masih pukul setengah dua pagi. Mengingat hal itu membuat Xiao Zhan sontak bertanya, "Kau belum tidur?"
Yibo menggeleng, mulai menunjukkan tatapan puppy eyes-nya yang manja, "Aku tidak bisa tidur. Aku merindukanmu," jawabnya.
"Yibo, kau harus istirahat. Aku khawatir padamu. Kau sangat sibuk. Aku tidak mau kau sampai sakit," ujar Xiao Zhan dengan raut khawatir.
"Kau tidak merindukanku?" tanya Yibo yibo seraya mendengus kesal.
Xiao Zhan, "Bukan begitu, Yibo."
Yibo, "Lalu? Apa kau tidak senang aku menelponmu? Apa aku mengganggumu?"
Mana mungkin Xiao Zhan merasa terganggu. Dia justru merasa sangat senang karena Yibo menghubunginya. Selama ini Xiao Zhan jarang mengambil inisiatif untuk menghubungi Yibo lebih dulu karena takut jika Yibo sedang sibuk. Dia menunggu Yibo menghubunginya. Xiao Zhan juga merindukan Yibo sedalam pria itu merindukannya. Namun, sikap Yibo yang suka dengan mudah menyimpulkan sesuatu benar-benar membuat Xiao Zhan jengkel. Xiao Zhan mulai menatap tajam, "Isshh ... Wang Yibo! Kenapa kau bisa mengambil kesimpulan seperti itu?! Kau terlalu cepat mengambil kesimpulan."
Sedangkan yang ditegur malah terkekeh, "Kau sendiri? Kenapa tidak pernah menghubungiku lebih dulu, heum?"
Xiao Zhan menunduk lesu, "I-itu karena aku takut mengganggumu. Kau sangat sibuk. Aku tidak mau membuat konsentrasimu terganggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
REWRITE THE STARS (YIZHAN)
FanfictionYibo menyesal karena telah kehilangan Xiao Zhan untuk selamanya. Hari itu keajaiban datang, Yibo mendapatkan kesempatan kedua, untuk kembali ke masa lalu dan memperbaiki semuanya. Akankah Yibo bisa mengubah takdirnya? What if we rewrite the stars? ...